“cinta untuk semua tiada kebencian untuk siapapun ” menjadi ruh bagi setiap anggota Jemaat Ahmadiyah dalam berkhidmat khususnya di bidang Kemanusiaan, selain memiliki organisasi resmi di bidang kemanusiaan “Humanity First” Jemaat Ahmadiyah secara organisasi menyerukan kepada warganya untuk senantiasa memberikan pengkhidmatan bagi kemanusiaan sesuai kemampuan yang di miliki masing-masing, karena hal tersebut merupakan amal sholeh dalam koridor Hablum Minannaas.
Dalam rangka menyambut seruan diatas Jemaat Ahmadiyah di kabupaten Banjarnegara sudah rutin melaksanakan kegiatan Donor Darah bekerjasama dengan PMI setempat, dalam setiap donor darah yang dilaksanakan berkala setiap tiga bulan sekali, para anggota selalu menyambutnya dengan penuh antusias, walau mereka harus bekerja terlebih dahulu baik sebelum di donor maupun setelahnya, hal ini menunjukan minat dan kesadaran yang tinggi akan pentingnya menolong sesama, saya melihat sendiri wajah-wajah sedih dan kecewa dari beberapa peserta donor, bila darah mereka tidak memenuhi syarat untuk diambil, misal karena tekanan darahnya terlalu rendah atau terlalu tinggi atau juga bila HBnya terlalu rendah pengambilan darah jadi urung dilakukan.
Namun ada keuntungan sendiri dari mereka yang tidak memenuhi persyaratan untuk diambil darahnya, yaitu dengan sendirinya mereka mengetahui bahwa kondisi tubuhnya kurang stabil, sehingga dengan diagnosa itu mereka bisa memperbaiki kondisi tubuh masing-masing, buktinya saya melihat ada beberapa orang dalam periode sebelumnya tidak bisa diambil darahnya namun pada periode berikutnya bisa di donor. Disamping itu dari mereka sendiri banyak yang bercerita bahwa setelah mengetahui kondisinya kurang baik, maka mereka segera memperbaiki pola makannya, misal meninggalkan makanan yang dapat menaikan tensi darah-bagi yang kebetulan darah tinggi dan sebaliknya mereka yang terdiagnosa darahnya dan atau HB-nya rendah, mereka mulai mengkonsumsi makanan yang bisa mendongkrak tensi dan HB darahnya ke kondisi normal.
Bagi mereka yang lolos tes tensi dan HB kemudian dapat di ambil darahnya, nampak berseri-seri dan merasa bangga bahwa mereka telah menyumbangkan darahnya untuk kehidupan berharga bagi orang lain, sampai memiliki pemahaman seperti ini perlu waktu lama, khususnya bagi orang-orang yang tinggal di pedesaan, karena tidak jarang yang takut jarum suntik apalagi jarum Donor Darah yang besarnya bisa empat kali lipat dari jarum suntik biasa.
Sampai periode terakhir maret 2009 tercatat kurang lebih 150 sampai 200 Orang pendonor Jemaat, mudah-mudahan dengan cara ini, kami lebih bisa memaknai kembali arti kemanusiaan yang sesungguhnya, apalagi tuntunan agama mengatakan “belum sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, innamal mukminuuna ikhwatun bukan ??”.
Dalam rangka menyambut seruan diatas Jemaat Ahmadiyah di kabupaten Banjarnegara sudah rutin melaksanakan kegiatan Donor Darah bekerjasama dengan PMI setempat, dalam setiap donor darah yang dilaksanakan berkala setiap tiga bulan sekali, para anggota selalu menyambutnya dengan penuh antusias, walau mereka harus bekerja terlebih dahulu baik sebelum di donor maupun setelahnya, hal ini menunjukan minat dan kesadaran yang tinggi akan pentingnya menolong sesama, saya melihat sendiri wajah-wajah sedih dan kecewa dari beberapa peserta donor, bila darah mereka tidak memenuhi syarat untuk diambil, misal karena tekanan darahnya terlalu rendah atau terlalu tinggi atau juga bila HBnya terlalu rendah pengambilan darah jadi urung dilakukan.
Namun ada keuntungan sendiri dari mereka yang tidak memenuhi persyaratan untuk diambil darahnya, yaitu dengan sendirinya mereka mengetahui bahwa kondisi tubuhnya kurang stabil, sehingga dengan diagnosa itu mereka bisa memperbaiki kondisi tubuh masing-masing, buktinya saya melihat ada beberapa orang dalam periode sebelumnya tidak bisa diambil darahnya namun pada periode berikutnya bisa di donor. Disamping itu dari mereka sendiri banyak yang bercerita bahwa setelah mengetahui kondisinya kurang baik, maka mereka segera memperbaiki pola makannya, misal meninggalkan makanan yang dapat menaikan tensi darah-bagi yang kebetulan darah tinggi dan sebaliknya mereka yang terdiagnosa darahnya dan atau HB-nya rendah, mereka mulai mengkonsumsi makanan yang bisa mendongkrak tensi dan HB darahnya ke kondisi normal.
Bagi mereka yang lolos tes tensi dan HB kemudian dapat di ambil darahnya, nampak berseri-seri dan merasa bangga bahwa mereka telah menyumbangkan darahnya untuk kehidupan berharga bagi orang lain, sampai memiliki pemahaman seperti ini perlu waktu lama, khususnya bagi orang-orang yang tinggal di pedesaan, karena tidak jarang yang takut jarum suntik apalagi jarum Donor Darah yang besarnya bisa empat kali lipat dari jarum suntik biasa.
Sampai periode terakhir maret 2009 tercatat kurang lebih 150 sampai 200 Orang pendonor Jemaat, mudah-mudahan dengan cara ini, kami lebih bisa memaknai kembali arti kemanusiaan yang sesungguhnya, apalagi tuntunan agama mengatakan “belum sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, innamal mukminuuna ikhwatun bukan ??”.
wah tambah nampang ja oe
BalasHapusBANYAK BERJALAN BANYAK YANG DI LIHAT
BalasHapus