Senin, 29 Agustus 2011

KHUTBAH IED 1432 H



Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar 3x. laaillaha ilallahu Allahu Akbar. Allahu akbar walilahilhamd.


PENDAHULUAN
Tanggal 29 Ramadhan kemarin kita telah mengakhiri puasa, suatu ibadah yang dilaksanakan serentak oleh seluruh umat Islam, berpuasa Pada intinya kita meninggalkan 3 hal :
1.Meninggalkan makan Minum
Merupakan kebutuhan pokok yang menunjang kelangsungan hidup seseorang
2.Menjauhi hubungan suami isteri
Merupakan kebutuhan yang menunjang kelangsungan keturunan manusia
3.Meninggalkan Perbuatan-perbuatan tercela
Yang merupakan tuntunan agar dapat hidup bermartabat

HIKMAH BERPUASA
1.Dengan meninggalkan makan dan minum, mengajarkan kepada kita agar satu sama lain saling menyayangi, karena dengan berpuasa akan merasakan penderitaan lapar dan haus yang sama, sehingga orang yang serba berkecukupan dapat pula merasakan bagaimana penderitaan orang-orang yang tidak mampu- orang-orang yang setiap hari terhimpit kesusahan.
Setelah meyadari bahwa begitu susah menahan lapar dan haus, maka dari orang-orang kaya yang telah tergerak rasa kemanusiaannya diambil zakat Fitrahnya, agar manakala puasa berakhir semua dapat merayakannya dengan penuh Suka Cita (puasa bersama, menderita bersama dan gembira bersama…inilah model kebahagiaan bersama dalam Islam).
2.Dengan menjauhi isteri di siang hari, puasa mengajarkan kepada kita agar dalam hidup ini tidak hanya mengejar-ngejar kebahagiaan Dunia (isteri yang sholeh bisa di sebut sorga Dunia..peny)
Pada dasarnya isteri halal bagi kita, namun demi Allah Ta’ala kita menjauhinya…dalam hal ini Islam mengajarkan agar kita mengejar kenikmatan yang lain, yaitu keridhoan Allah Swt sebagai sumber segala kenikmatan.
3.Hikmah meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela, tentu bertujuan agar manusia bisa di sebut manusia. Perbuatan-perbuatan tercela akan membawa manusia ke derajat rendah, dan sebaliknya perbuatan yang berdasarkan akhlak akan membawa manusia lebih bermartabat, inilah kehormatan yang lebih tinggi di banding dengan kehormatan karena dunia.

Misalnya kita meninggalkan sifat dusta atau berbohong, sangat erat kaitannya dengan puasa. Puasa melatih kita untuk jujur terhadap diri sendiri dan jujur terhadap Allah Swt. sebab yang mengetahui kita berpuasa atau tidak adalah diri kita dengan Allah Swt. pada saat berpuasa barang-barang halal sekalipun di larang untuk di Makan, apalagi barang yang haram. Maka seharusnya orang yang berpuasa akan meninggalkan korupsi, karena korupsi berawal dari adanya ke tidakjujuran – suatu hasil yang di peroleh dengan jalan yang tidak jujur ia bersifat kotor, itulah sebabnya korupsi di haramkan.

DUA JENIS IBADAH DALAM BERPUASA

Orang yang berpuasa di tuntut untuk melaksanakan dua bentuk ibadah.
1. Ibadah Badaniyah : menahan lapar dan haus, meninggalkan hubungan Suami isteri, tarawih, tadarus Al-Qur’an dll.
2. Ibadah Maaliyah : ibadah yang berhubungan dengan mengeluarkan harta; al…Zakat Fitrah, Zakat Maal dan atau shadaqah.

Terhadap orang-orang yang telah berjuang melakukan 2 bentuk ibadah diatas maka Allah Swt. memberinya Kebahagiaan Iedul Fitri, ialah hari kemenangan atas pengorbanan yang diupayakannya dalam rangka membersihkan diri dari segala dosa-dosa.

CARA MERAYAKAN IED

Iedul fitri adalah hari-hari untuk merayakan kebahagian, bahagia dapat menyelesaikan puasa, dapat bertemu dengan sanak saudara dan bahagia dengan hidangan yang lezat. sudah merupakan kebiasaan manusia Pada umumnya, apabila memperoleh kebahagiaan terkadang lupa akan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah Swt bahkan bisa saja melanggar hukum-hukum syari’at, maka untuk mencegah hal tersebut perayaan iedul fitri diawali dengan shalat 2 raka’at dilanjutkan khutbah dan nasihat-nasihat agar semua orang Islam tidak melupakan kewajibannya terhadap Allah, sebab kalau manusia melupakan Allah Swt. maka kebahagiaan akan berubah MENJADI azab Allah Swt. banyak sekali bangsa-bangsa telah binasa terkena azab Allah Swt. karena meninggalkan kewajiban-kewajiban terhadap-NYA

CARILAH ALLAH SWT. SEKALIPUN DI LUAR PUASA

Sangat indah apa yang dijelaskan Al-Qur’an, bahwa setelah menguraikan secara rinci mengenai kewajiban berpuasa, di akhir pembahasan puasa Allah Swt. berfirman :

Dan, apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau tentang Aku, katakanlah [a]”Sesungguh nya Aku dekat. [210] [b] Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka menyambut seruan-Ku dan beriman [211] kepada-Ku supaya mereka mendapat petunjuk.

Hamba-hamba yang sholeh akan senantiasa merindukan Allah Swt, maka ayat ini memberi jawaban bahwa Allah Swt itu selalu dekat kepada hamba-hambanya dan akan mengabulkan do’a hambanya asalkan beriman dan ta’at terhadap perintah apapun dari Allah Swt. jadi inti dari ayat ini adalah “ hamba-hamba Allah akan senantiasa giat beribadah kepada Allah Swt sekalipun di Luar bulan puasa”
PENUTUP

Nasihat Hadhrat Masih Mau’ud berikut ini menjadi penutup khutbah ied kali ini, Beliau bersabda :
“ Seiring dengan tujuan bai’at yang tulus berdisiplinlah dalam menunaikan shalat, dan senantiasa sibuklah dalam upaya taubat dan istighfar,lindungilah hak-hak umat manusia, janganlah menyakiti siapapun, melangkahlah maju terus dalam hal kejujuran dan kesucian, maka Allah akan menganugrahi segala macam karunia. Semoga Allah swt. menegakan kita kepada takwa dalam arti yang benar, dan semoga kita dapat memberikan tarbiyat sedemikian rupa kepada generasi muda sehingga merekapun menjadi orang-orang yang menegakan standar ketakwaan hingga dimasa yang akan datang.” Amin
Semoga Allah Ta’ala menganugrahkan taufik kepada kita sekalian untuk tetap sibuk dalam do’a-do’a sekalipun Ramadhan tahun ini telah kita akhiri. Amin yaa Rabbal ‘alamin.



Kamis, 14 Juli 2011

1. ” Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan ALLAH dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi ALLAH. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama.
2. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Memohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
3. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih.
4. Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! Allah SWT bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul-alamin.
5. Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim.
6. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
7. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
8. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fa rdu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
9. Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.
10. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.” “Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga.



Sabtu, 07 Mei 2011

Tafsir beberapa ayat jihad dan perang

JIHAD

Al-Hajj: 37. Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
38. Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang Telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.
1956. Dengan ayat ini mulai diperkenalkan masalah jihad. Masalah kurban merupakan pendahuluan yang tepat bagi pokok yang sangat penting ini. Sebelum umat Islam diberi izin untuk mengadakan perang beladiri, mereka diberi pengertian mengenai pentingnya pengurbanan. Ayat ini menerangkan dengan sangat jelas tentang pandangan Islam mengenai jihad. Sebagaimana ayat ini menunjukkan, jihad ialah berperang untuk membela kebenaran. Tetapi di mana Islam tidak mengizinkan perang agresi macam apa pun, maka perang yang diadakan untuk membela kehormatan sendiri, negara, atau agama itu, dianggap suatu amal shaleh yang amat tinggi nilainya. Manusia merupakan hasil karya Tuhan yang paling mulia. Ia adalah puncak ciptaan-Nya, tujuan dan maksud-Nya. Ia adalah khalifah Allah swt. di bumi dan raja seluruh makhluk-Nya (2:31). Inilah pandangan Islam mengenai kemuliaan manusia di alam raya ini. Oleh sebab itu wajar sekali, bahwa agama aygn telah mengangkat manusia ke taraf yang begitu tinggi, harus pula menempatkan jiwa manusia pada kedudukan yang sangat penting dan suci. Menurut Alquran, dari segala sesuatu, manusialah yang paling mulia dan tidak bileh diganggu. Merenggut nyawanya merupakan perkosaan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat langka, dan Alquran telah menyebutkan secara khusus (5:33 ; 17:34). Tetapi menurut Islam, kebebasan menyatakan kata hati merupakan hal yang tidak kurang pentingnya. Hal ini merupakan pusaka manusia yang paling berharga – mungkin lebih berharga daripada jiwa manusia sendiri. Alquran yang telah memberi kedudukan yang semulia-mulianya kepada kehidupan manusia, tidak mungkin tidak mengakui, dan menyatakan bahwa kesucian dan haknya yang tidak boleh diganggu, sebagai hak asasi yang paling ber harga. Untuk memberla milik mereka yang paling berharga itulah, orang-orang Muslim telah diberi izin untuk mengangkat senjata
39. Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, Karena Sesungguhnya mereka Telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu,
Menurut kesepakata di antara pra ulama, ayat inilah yang merupakan ayat pertama, yang memberi izin kepada orang-orang Muslim untuk mengangkat senjata guna membela diri. Ayat ini menetapkan asas-asas yang menurut itu, orang-orang Muslim boleh mengadakan prang untuk membela diri, dan bersama-sama dengan ayat-ayat berikutnya mengemukakan alasan-alasan yang membawa orang-orang Islam yang amat sedikit jumlahnya itu – tanpa persenjataan dan alat-alat duniawi lainnya – untuk berperang membela diri. Hal itu mereka lakukan sesudah mereka tidak henti-hentinya mengalami penderitaan selama bertahun-tahun di Mekkah, dan sesudah mereka dikejar-kejar sampai ke Medinah dengan kebencian yang tidak ada reda-redanya dan di sini pun mereka diusik dan diganggu juga. Alasan pertama yang dikemukakan dalam ayat ini ialah, bahwa mereka diperlakukan dengan aniaya.
40. (yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,
Ayat ini memberi alasan kedua, ialah, bahwa orang-orang Islam telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang adil dan sah ; satu-satunya kesalahan mereka ialah hnya karena mereka beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bertahun-tahun lamanya orang-orang Muslim ditindas di Mekkah, kemudian mereka diusir dari sana dan tidak pula dibiarkan hidup dengan aman di tempat pembuangan mereka di Medinah. Islam diancam dengan kemus nahan total oleh suatu serangan gabungan suku-suku Arab di sekitar Medinah, yang terhadapnya orang Quraisy mempunyai pengaruh yang besar, mengingat kedudukan mereka sebagai penjaga Ka’bah. Kota Medinah sendiri menjadi sarang kekacauan dan pengkhianatan . Orang-orang Yahudi bersatu-padu memusuhi Rasulullah saw.. Kesulitan beliau bukan berkurang, bahkan makin bertambah juga dengan hijrah itu. Di tengah-tengah keadaan yang amat tidak menguntungkan itulah orang-orang Muslim terpaksa mengangkat senjata untuk menyelamatkan diri mereka, agama mereka, dan wujud Rasulullah saw. dari kemusnahan. Jika ada suatu kaum yang pernah mempunyai alasan yang sah untuk berperang, maka kaum itu adalah Muhammad saw. dan para sahabat beliau, namun para kritisi Islam yang tidak mau mempergunakan akal telah menuduh, bahwa beliau melancarkan peperangan agresi untuk memaksakan agama beliau kepada orang-orang yang tidak menghendakinya.
Sesudah memberikan alasan-alasan, mengapa orang-orang Islam terpaksa mengangkat senjata, ayat ini mengemukakan tujuan-tujuan dan maksud peperangan yang dilancarkan oleh umat Islam. Tujuannya sekali-kali bukan untuk merampas hak orang-orang lain atas tumah dan milik mereka, atau merampas kemerdekaan mereka serta memaksa mereka tunduk kepada kekuasaan asing, atau untuk menjajagi pasar-pasar yang baru atau mempero leh tanah-tanah jajahan baru, seperti telah diusahakan oleh kekuasaan negara-negara kuat dari barat.

Yang dimaksudkan ialah, mengadakan perang semata-mata untuk membela diri dan untuk menyelamatkan Islam dari kemusnahan, dan untuk menegakkan kebebasan berpikir ; begitu juga untuk membela tempat-tempat peribadatan yang dimiliki oleh agama-agama lain – gereja-gereja, rumah-rumah peribadatan Yahudi, kuil-kuil, biara-biara, dan sebagainya (2:194 ; 2:257 ; 8:40 dan 8:73). Jadi tujuan pertama dan terutama dari perang-perang yang dilancarkan oleh Islam di masa yang lampau, dan selamnya di masa yang akan datang pun ialah, menegakkan kebebasan beragama dan beribadah dan berperang membela negeri, kehormatan, dan kemerdekaan terhadap serangan tanpa dihasut. Apakah ada alasan untuk berperang yang lebih baik daripada ini ?
41. (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Ayat ini mengandung perintah bagi orang-orang Muslim, bahwa manakala mereka memperoleh kekuasaan, maka mereka tidak boleh mempergunakannya untuk kemajuan bagi kepentingan diri mereka sendiri, melainkan harus digunakan untuk memperbaiki nasib orang –orang miskin dan orang-orang tertindas dan untuk menegakkan keamanan dan menghargai dan melindungi tempat-tempat peribadatan.

Ayat-ayat Perang
2: 190. Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, Karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
Ayat ini salah satu dari ayat-ayat paling awal yang di dalamnya izin untuk berperang diberikan kepada kaum Muslimin. Sedangkan ayat yang pertama-tama diwahyukan dalam hubungan ini ialah 22:40. Ayat yang dibahas ini, mengandung intisari syarat-syarat yang mengatur perang agamawi :



(a) Perang demikian harus diadakan dengan tujuan melenyapkan rintangan-rintangan yang terletak di jalan Allah swt., ialah untuk menjamin kebebasan menganut kepercayaan dan melaksanakan ibadah.
(b) Perang hanya ditujukan terhadap mereka yang terlebih dahulu mengangkat senjata melawan kaum Muslimin.
(c) Kaum Muslimin harus meletakkan senjata segera sesudah musuh menghentikan peperangan.

2: 191. Dan Bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka Telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah[117] itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka Bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.
Ayat ini bertalian dengan keadaan bila peperangan telah sungguh-sungguh pecah. Dengan tegas ayat ini memerintahkan kaum Muslimin memerangi hanya orang-orang kafir yang terlebih dahulu mengangkat senjata terhadap mereka.

[117] fitnah (menimbulkan kekacauan), seperti mengusir sahabat dari kampung halamannya, merampas harta mereka dan menyakiti atau mengganggu kebebasan mereka beragama.
2:193. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu Hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
Ayat ini pun menunjukkan bahwa orang-orang Muslim diizinkan berperang membela diri hanya bila perang dipaksakan kepada mereka oleh golongan lain dan meneruskan hingga kebebasan agama telah terjamin sepenuhnya. Rasulullah saw. tidak mungkin mengadakan sejumlah perjanjian perdamaian dengan orang-orang kafir bila perintah Ilahi menghendaki terus berperang sampai saat semua orang kafir memeluk Islam. Untuk catatan terinci mengenai jihad lihat catatan no. 1956 – 1960.

Sabtu, 23 April 2011

DUA SISI PERBUATAN TUHAN



Jam 8 pagi kami melintas di daerah salam magelang, di kanan kiri terlihat onggokan pasir dan batu-batu besar, menurut kronologisnya itu merupakan kiriman Gunung merapi.disamping ongokan pasir yang tidak karuan banyak terdapat gunungan pasir yang tertata rapi, selintas saya berpikir Tuhan itu Maha adil, sekalipun di satu sisi merapi membawa bencana tetapi disisi lain banyak membawa berkah.

keberkahan itu terbukti sebab material Gunung merapi menjadi ladang usaha penjualan pasir dan batu-batu besarnya menyediakan bahan bangunan untuk kembali membangun rumah bagi mereka yang rumahnya terkena hempasan material merapi, disni terbukti Tuhan itu Maha adil.

keadilan Tuhan terkadang tidak bisa di baca saat peristiwanya terjadi, baru akan bisa di fahami berikutnya....disinilah fakttor keterbatassan fikiran manusia.

Senin, 21 Maret 2011

PRESS RELEASE JAI JATENG

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
نَحْمَدُهُ وَنُصَلِّىْ عَلَى رَسُوْلِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى عَبْدِهِ اْلمَسِيْحِ اْلمَوْعُوْدِ
JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
Badan Hukum Keputusan Menteri Kehakiman R.I. No. JA.5/23/13 Tgl.13-3-1953
PIMPINAN WILAYAH JATENG-PANTURA
Jl. Erlangga Raya No. 7-A, Tlp. 024-8440190, Semarang – 50241, Jateng
Email: dpwjatengutara@gmail.com

PRESS RELEASE

DPW JAMAAH AHMADIYAH JAWA TENGAH

Tanggapan Atas Berita Suara Merdeka, Jumat (11/03), hal. 2 berjudul :
Habib Lutfi Ajak Ahmadiyah Kembali ke Ajaran Yang Benar
Terkait berita harian Suara Merdeka, Jumat (11/03), hal. 2, berjudul, Habib Lutfi Ajak Ahmadiyah Kembali ke Ajaran Yang Benar, kami sampaikan tanggapan sbb :

1. Jemaah Ahmadiyah Jateng mengucapkan Al-hamdulillah, terimakasih dan Jazakumullah ahsanal Jaza, kepada Habib Lutfi yang telah berkenan mengajak kami warga Ahmadiyah kembali kepada ajaran syariat Islam yang benar. Dibanding dengan fatwa MUI yang menyatakan Ahmadiyah bukan Islam, sesat dan menyesatkan, kemudian mendesak pemerintah agar membubarkan Ahmadiyah, ajakan Habib Lutfi, sungguh sejuk sekali, dan perlu di apresiasi.
2. Namun, hemat kami, ajakan Habib Lutfi salah alamat jika ditujukan kepada warga Ahmadiyah yang tergabung dalam Jamaah Ahmadiyah Indonesia.
3. Warga Ahmadiyah yang tergabung dalam Jamaah Ahmadiyah Indonesia, sejak semula meyakini Islam sebagai agama, berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW., berakidah sesuai dengan akidah enam rukun iman, dan beribadah sesuai dengan lima rukun Islam. Syahadat Ahmadiyah, dua kalimah, yaitu : Asyhadu al-laa ilaaha ilallaahu, wa asyhadu anna Muhammadar-rasulullaahu. Tidak ada yang namanya Ajaran Ahmadiyah, seluruh amalan dari Jemaah Ahmadiyah adalah Ajaran Islam berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW,.
4. Sejak Ahmadiyah berdiri (23 Maret 1889), di Indonesia sejak 1925, hingga saat ini, setiap orang yang hendak menyatakan bergabung kedalam Jemaah Ahmadiyah, diwajibkan untuk menyatakan ikrar bai’at – berjanji bersumpah setia, sbb : 1) Di masa yang akan datang hingga masuk ke dalam kubur senantiasa akan menjauhi syirik, 2) Senantiasa akan mengindarkan diri dari segala corak bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, perbuatan fasiq, kejahatan, aniaya, khianat, mengadakan huru-hara, dan memberontak serta tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya meskipun bagaimana juga dorongan terhadapnya, 3) Senantiasa akan mendirikan shalat lima waktu semata-mata karena mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, dan dengan sekuat tenaga akan senantiasa menegakkan shalat tahajjud, dan mengirim salawat kepada Junjungannya Yang Mulia Rasulullah Muhammad

5. S.A.W.,…….4) Benar-benar akan menjunjung tinggi perintah Al-Qur’an Suci di atas dirinya. Firman Allah dan Sabda Rasul-Nya itu akan menjadi pedoman baginya dalam tiap langkahnya.......5) Akan menghargai agama, kehormatan agama dan mencinatai Islam lebih daripada jiwanya, hartanya, anak-anaknya, dan dari segala yang dicintainya………dll
6. Jika ukuran Islam yang benar adalah meyakini Nabi Muhammad S.A.W., sebagai Khaataman-Nabiyyin - nabi terakhir, tidak ada lagi nabi sesudahnya, Jemaah Ahmadiyah sejak Ahmadiyah berdiri (23 Maret 1889), di Indonesia sejak 1925, hingga saat ini, dan seterusnya, meyakini dengan teguh, Rasulullah Muhammad S.A.W., adalah Khaataman-Nabiyyin - nabi terakhir, tidak ada lagi nabi sesudahnya. Pendiri Ahmadiyah berkata : “Sebab itu, diatas kenabian ini habislah semua kenabian. Memang sudah sepantasnya demikian, sebab sesuatu yang ada permulaannya tentu ada pula kesudahannya”.[1]
7. Tidak hanya itu, Ahmadiyah yang tergabung dalam Jamaah Ahmadiyah Indonesia meyakini dengan teguh, Islam adalah agama terakhir, dan Al-Quran adalah Kitab Suci terakhir. Pendiri Ahmadiyah, berkata : “Tidak ada kitab kami selain Al - Qur’an Syarif dan tidak ada Rasul kami kecuali Muhammad Mustafa shallallaahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada agama kami kecuali Islam dan kita mengimani, Nabi kita, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. adalah Khaatamul Anbiya’, dan Al - Qur’an Syarif adalah Khaatamul Kutub.[2]
8. Ahmadiyah yang tergabung dalam Jamaah Ahmadiyah Indonesia bahkan meyakini, karena Rasulullah Muhammad S.A.W., adalah Khaataman-Nabiyyin, maka sesudah beliau S.A.W., tidak boleh lagi datang nabi, baik nabi lama – seperti nabi Isa as, yang diyakini umat Islam akan datang di akhir zaman, maupun nabi baru – yang bawa agama baru, kitab suci baru, dan kalimah syahadat baru. Nabi Isa as, yang dijanjikan akan datang oleh Rasulullah S.A.W., dalam pemahaman dan keyakinan Ahmadiyah, bukan nabi Isa as yang dahulu – karena nabi Isa as yang dahulu sudah wafat dalam usia 120 tahun[3], melainkan orang lain dari kalangan umat Islam yang di-misal-kan seperti Isa as.[4], atau yang memiliki sepirit Isa as, sehingga ia bergelar Isa as.[5], dan juga menjadi zhillun-Nabi Muhammad S.A.W., - bayangan Nabi Muhammad S.A.W., sehingga kedatangannya tidak merusak “segel” khaataman-nabiyyin Nabi Muhammad S.A.W. ‘Alim-‘ulama juga berpendapat, Nabi Isa as. yang dijanjikan akan datang oleh Rasulullah S.A.W., tidak menghalangi Nabi Nabi Muhammad SAW., sebagai yang terakhir, sebab dia datang hanya akan melaksanakan syariat Nabi Muhammad S.A.W.[6]
9. Dalam kepercayaan Ahmadiyah, meyakini ada lagi nabi baru, yang membawa agama baru, kitab suci baru, dan kalimah syahadat baru, adalah suatu kekufuran dan kesesatan, dan menyimpang dari ajaran Islam.
10. Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Ahmadiyah, dalam keyakinan Ahmadiyah yang tergabung dalam Jamaah Ahmadiyah Indonesia, dalam istilah umum umat Islam dikenal sebagi : al-‘ulama al-warasatul anbiya – ‘ulama pewaris Nabi Muhammad S.A.W., dalam Jemaah Ahmadiyah dikenal sebagai zhillun-nabi Muhammad S.A.W., – bayangan Nabi Muhammad S.A.W,. Dalam bahasa Hadits, ia adalah Mujaddid - yang dijanjikan akan bangkit pada setiap permulaan abad [7], atau Al-Masih al-Mau’d, dan Al-Mahdi al-Mauud – Al-Masih dan Al-Mahdi yang Dijanjikan Kedatangannya oleh Rasulullah S.A.W.[8] Keyakinan Ahmadiyah tentang kedatangan Nabi Isa as, di akhir zaman sama dengan keyakinan para ‘ulama dan umat Isam pada umumnya.[9]
11. Sejak tahun 2005, Ahmadiyah di Indonesia ada dua versi. Ada Ahmadiyah versi Ahmadiyah, dan ada Ahmadiyah versi MUI.Ahmadiyah versi Ahmadiyah, meyakini Rasululah SAW., sebagai Khaataman-Nabiyyin (nabi terakhir, penutup segala nabi), dan sepenuhnya berpedoman kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW,.
12. Sedangkan Ahmadiyah versi MUI, tidak meyakini Rasululah SAW., sebagai Khaataman-Nabiyyin (nabi terakhir, penutup segala nabi), dan meyakini ada lagi nabi yang ke-26, bernama Mirza Ghulam Ahmad, dengan Tadzkirah sebagai kitab sucinya.
13. Ahmadiyah versi Ahmadiyah sangat aktif berdakwah ke seluruh penjuru dunia, mempromosikan Islam sebagai agama yang benar, sempurna dan lengkap, Islam sebagai agama yang toleran dan damai, Islam yang menghargai dan menghormati semua nabi, dan mempropagandakan Al-Quran sebagai Kitab Suci, Kitabullah dan Kalamullah. Untuk keperluan dakwah pula, Ahmadiyah versi Ahmadiyah telah berhasil menterjemahkan Al-Quran ke dalam 100 bahasa besar dunia.
14. Sedangkan Ahmadiyah versi MUI, aktif berdakwah ke seluruh pelosok tanah air, mempropagandakan ada lagi nabi yang ke-26, bernama Mirza Ghulam Ahmad, dan mempropagandakan Tadzkirah sebagai kitab suci Ahmadiyah. Ahmadiyah versi MUI dipropagandakan antara lain oleh : KH. Ma’ruf Amin, KH. Amidhan, KH Umar Sihab, Habib Riziq, Muhammad Al-Khaththat, Amin Jamaluddin, dll.
15. Dalam pandangan Ahmadiyah versi Ahmadiyah (Ahmadiyah yang tergabung dalam Jamaah Ahmadiyah Indonesia), Ahmadiyah versi MUI memang sesat dan menyesatkan, dan layak diajak kemabali kepada ajaran Islam yang benar.
16. Ajakan Habib Lutfi, agar Ahmadiyah kembali kepada ajaran syariat Islam yang benar, sangat tepat jika disampaikan kepada warga Ahmadiyah versi MUI, Ahmadiyah yang dipropagandakan oleh : KH. Ma’ruf Amin, KH. Amidhan, KH Umar Sihab, Habib Riziq, Muhammad Al-Khaththat, Amin Jamaluddin, dll.
17. Demikian Press Release yang kami sampaikan. Atas perhatian Suara Merdeka dihaturkan terimakasih dan Jazakumullah ahsanal Jaza!

Semarang, 12 Maret 2011
DPW Ahmadiyah Jawa Tengah
Ttd
(H.M. Arief Syafi’ie)
Ketua


________________________________________
[1] Mirza Ghulam Ahmad, Al-Wasiat, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2006:24
[2] Maktubaat-e-Ahmadiyyah, jld.5, No. 4
[3] Dalam Kitab Kanzul ‘Umal, Alaudin Alhindi, Muassasatur Risalah, Beirut, 1989, Jld. X, hal. 479, tercantum sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, Fatimah r.a., menerangkan bahwa Rasulullah SAW., bersabda : Sesungguhnya Isa ibnu Maryam usianya 120 tahun.
[4] Az-Zuhruf, 43:57
[5] Di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhary dan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW, bersabda : ﻜﻴﻒﺍﻨﺘﻢﺍﺬﺍﻨﺰﻞﺍﺒﻦﻤﺮﻴﻢﻔﻴﻜﻢﻮﺍﻤﺎﻤﻜﻢﻤﻨﻜﻢ Hadits ini memberi petunjuk, Nabi Isa as yang dijanjikan akan datang oleh Rasulullah SAW., bukan nabi Isa yang dahulu, nabinya Bani Israel, melainkan berasal dari lingkungan umat Islam, akan jadi imam umat Islam dan dari antara umat Islam. Ia menyandang gelar Isa ibnu Maryam, karena ia memiliki spirit Isa ibnu Maryam.
[6] Ahkam al Fuqaha, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Diantama-LTN-NU, Cet. Ketiga, Pebruari 2007: 47-49, Pengantar : KH. MA. Sahal Mahfudz.
[7] H.R. Abu Dawud, dalam Misykatul Mashaabih, hal. 36, dalam Tiga Masalah Penting, H. Mahmud Ahmad Cheema H.A., hal. 47-48
[8] Musnad Ahmad bin Hambal, Jld. II, hal 411, dalam Tiga Masalah Penting, H. Mahmud Ahmad Cheema H.A., hal. 48-49
[9] Ahkam al Fuqaha, Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Diantama-LTN-NU, Cet. Ketiga, Pebruari 2007: 47-49. Pengantar: KH. MA. Sahal Mahfudz.

Jumat, 18 Maret 2011

DUA VERSI AHMADIYAH

Ahmadiyah Versi MUI CS:
• Tidak Meyakini Nabi Muhammad SAW Sebagai “Khaataman-Nabiyyin”
• Meyakini Mirza Ghulam Ahmad Sebagai Nabi Yang Ke-26
• Kitab Sucinya Bukan Al-Quran, Tapi “Tadzkirah”
• Syahadatnya bukan Dua Kalimah, Tetapi Tiga Kalimah
• Naik Hajinya Bukan ke Mekkah, Tapi ke Qadian

Ahmadiyah Versi Ahmadiyah:
• Menyakini Nabi Muhammad Sebagai Khaataman-Nabiyyin
• Meyakini Mirza Ghulam Ahmad Sebagai Mujaddid Abad XIV H, Imam Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan Kedatangannya Oleh Rasulullah SAW.
• Kitab Sucinya Al-Quran, Bukan “Tadzkriah”
• Syahadatnya Dua Kalimah : “Asyhdu allaa ilaaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah”, Bukan Tiga Kalimah
• Naik Hajji-nya Ke Mekkah, Bukan ke Qadian. Orang Ahmadiyah pergi Ke Qadian hanya untuk Ziarah, napak tilas sejarah, pertemuan keagamaan (jalsah) atau bahkan sekedar plesiran.
Alasan Pertama:
• AHMADIYAH MEYAKINI, AL-QURAN ADALAH KITAB SUCI YANG TERJAGA DAN TERPELIHARA (Al-Hijr, 15:9)
• TIDAK ADA SATU “NASH/AYAT” PUN DI DALAM AL-QURAN YANG DI “MANSUKH” TERMASUK AYAT “KHAATAMAN-NABIYYIN” (Al-Ahzab, 33:40)
• KARENA AHMADIYAH MEYAKINI AL-QURAN ADALAH KITAB SUCI YANG TERJAGA DAN TERPELIHARA, TIDAK ADA SATU PUN AYAT-AYATNYA YANG DI “MANSUKH”, SANGAT MUSTAHIL DAN SANGAT TIDAK MUNGKIN AHMADIYAH MENAFIKAN, LEBIH-LEBIH MENGINGKARI, TIDAK MEYAKINI, RASULULLAH S.A.W. SEBAGAI “KHAATAMAN-NABIYYIN”
Alasan Kedua :
Hadhrat Ahmad mengajarkan
“Tidak ada kitab kami selain Al - Qur’an Syarif dan tidak ada Rasul kami kecuali Muhammad Mustafa shallallaahu ‘alaihi wasallam. Tidak ada agama kami kecuali Islam dan kita mengimani bahwa Nabi kita, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. adalah Khaatamul Anbiya’, dan Al - Qur’an Syarif adalah Khaatamul Kutub
• “Dengan sungguh-sungguh saya percaya bahwa Nabi Muhammad SAW., adalah Khaatamul Anbiya. Seorang yang tidak percaya pada Khatamun Nubuwwah beliau (Rasulullah SAW), adalah orang yang tidak beriman dan berada diluar lingkungan Islam” (Ahmad, Taqrir wajibul I’lan, 1891)
“Inti dari kepercayaan saya ialah: Laa Ilaaha Illallaahu, Muhammadur-Rasulullaahu (Tak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah). Kepercayaan kami yang menjadi pergantungan dalam hidup ini, dan yang pada-Nya kami, dengan rahmat dan karunia Allah, berpegang sampai saat terakhir dari hayat kami di bumi ini, ialah : Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW., adalah Khaataman-Nabiyyin dan Khairul Mursalin, yang termulia dari antara nabi-nabi. Di tangan beliau hukum syari’at telah disempurnakan. Karunia yang sempurna ini pada waktu sekarang adalah satu-satunya penuntun ke jalan yang lurus dan satu-satunya sarana untuk mencapai “kesatuan” dengan Tuhan Yang Maha Kuasa”.(Ahmad, Izalah Auham, 1891 : 137).
• “Yang dikehendaki Allah supaya kita percaya hanyalah ini, bahwa Dia adalah Esa dan Muhammad SAW., adalah Nabi-Nya, dan bahwa beliau adalah Khatamul-Anbiya dan lebih tinggi dari semua makhluk”. (Ahmad, Kistii Nuh, 1902 : 15)


“Inti dari kepercayaan saya ialah: Laa Ilaaha Illallaahu, Muhammadur-Rasulullaahu (Tak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah). Kepercayaan kami yang menjadi pergantungan dalam hidup ini, dan yang pada-Nya kami, dengan rahmat dan karunia Allah, berpegang sampai saat terakhir dari hayat kami di bumi ini, ialah : Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW., adalah Khaataman-Nabiyyin dan Khairul Mursalin, yang termulia dari antara nabi-nabi. Di tangan beliau hukum syari’at telah disempurnakan. Karunia yang sempurna ini pada waktu sekarang adalah satu-satunya penuntun ke jalan yang lurus dan satu-satunya sarana untuk mencapai “kesatuan” dengan Tuhan Yang Maha Kuasa”.(Ahmad, Izalah Auham, 1891 : 137).
• “Yang dikehendaki Allah supaya kita percaya hanyalah ini, bahwa Dia adalah Esa dan Muhammad SAW., adalah Nabi-Nya, dan bahwa beliau adalah Khatamul-Anbiya dan lebih tinggi dari semua makhluk”. (Ahmad, Kistii Nuh, 1902 : 15)

Sabtu, 01 Januari 2011

MESJID

Mesjid Yang pertama kali di Buat

ان اول بيت وضع للناس للذي ببكة مبركا وهدا للعلمين

2: 96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia[214].
[214] Ahli kitab mengatakan bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun berada di Baitul Maqdis, oleh karena itu Allah membantahnya.
فليعبدوا رب هذا البيت- الذي اطعمهم من جوع وامنهم من خوف
Maka hendaklah mereka meyembah Tuhan pemilik [a] Rumah itu. Yang telah memberi mereka makan di waktu lapar dan telah memberi mereka keamanan di waktu ketakutan. [3442]

• Hadis riwayat Abu Zar, ia berkata:
Aku bertanya: Wahai Rasulullah,Mesjid manakah yang pertama dibangun di muka bumi ini? Rasulullah menjawab: Masjidilharam. Aku bertanya: Kemudian Mesjid mana? Beliau menjawab: Masjidilaksa. Aku bertanya: Berapakah jarak waktu antara keduanya? Beliau menjawab: Empat puluh tahun. Di mana saja datang waktu salat, maka salatlah, karena di situ juga Mesjid. (Shahih Muslim No.808)

Shalat Menghadap Ka’bah bukan Menyembah Ka’bah
ولله المشرق والمغرب فاينما تولوا فثم وجه الله ان الله وسع عليم
Dan, [a] kepunyaan Allah swt. timur dan barat, [138] jadi kemana pun kamu menghadap, di sanalah perhatian Allah swt. Sesungguhnya, Allah swt. Maha Luas perberian-Nya, Maha Mengatahui. 5:115)

Mesjid Sebagai Keistimewaan Rasulullah
• Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata:
Rasulullah bersabda: Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai Mesjid, Barang siapa yang menemui waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi syafaat. (Shahih Muslim No.810)

Landasan Mendirikan Mesjid



لاتقوم فيه ابدا لمسجد اسس علي التقوي من اول يوم احق ان تقوم فيه فيه رجال يحبون انيتطهروا والله يحب المتطهرين
9.108. Janganlah emgkau berdiri shalat di dalamnya untuk selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang pondasinya diletakkan atas takwa semenjak hari permulaan, [1218] engkau lebih berhak berdiri untuk shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang berkeinginan mensucikan diri, dan Allah swt. mencintai orang- orang yang mensucikan diri.
1218. Dikatakan bahwa yang dimaksudkan ialah masjid di Quba, yang telah didirikan di tem pat Rasulullah saw. pernah singgah sebelum memasuki Medinah pada hari beliau tiba dari Mekkah. Tetapi, menurut beberapa sumber, yang dimaksudkan ialah masjid yang dibangun Rasulullah saw. sendiri di Medinah dan kemudian dikenal sebagai “Masjid-un-Nabi “

Mesjid Milik Allah
وان المسجد لله فلاتدع مع الله احدا
Dan sesungguhnya masjid2 itu kepunyaan Allah, [3144] maka janganlah kamu menyeru kepada siapa pun selain Allah,jin: 19

Yang berhak Memakmurkan Mesjid dan yang tidak

9.18. Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah swt. [1169] hanyalah orang yang beriman kepada Allah swt. dan Hari kemudian dan tetap mendirikan shalat dan membawar zakat serta ia tidak takut kecuali kepada Allah swt. maka mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Tidaklah layak bagi orang-orang musyrik memakmurkan masjid-masjid Allah swt., sedang mereka menjadi saksi atas kekufuran [1168] diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang sia-sia amalnya dan di dalam Api mereka akan tinggal lama. 9:18

Menghalangi Orang Beribadah termasuk Aniaya

Dan siapakah yang lebih aniaya dari orang yang menghalangi menyebut nama-Nya [a] di dalam masjid-masjid Allah swt. dan berupaya merusaknya? [137] Mereka itu tidak layak masuk ke dalamnya kecuali dengan rasa takut. Bagi mereka di dunia ada kehinaan dan bagi mereka di akhirat tersedia azab yang besar. 2:115

Mesjid Yang Pernah Diratakan
9.107. Dan, di antara orang-orang munafik ada [1217] yang telah membuat masjid untuk kemudaratan Islam dan membantu kekufuran dan menyebabkan perpecahan di kalangan orang-orang yang beriman, dan membuat tempat untuk memata-matai orang-orang yang memerangi Allah swt. dan Rasul-Nya sebelum ini. Dan, mereka pasti akan bersumpah, “Kami bermaksud tiada lain kecuali kebaikan.” Dan [b] Allah swt. menyaksikan, sesungguhnya mereka itu pendusta- pendusta.

Pemindahan kiblat dari Baitulmakdis ke Kakbah
• Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
Aku pernah salat bersama Nabi saw. menghadap Baitulmakdis selama enam belas bulan sampai turun ayat dalam surat Al-Baqarah: Dan di mana saja engkau berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Ayat tersebut turun sesudah Nabi saw. melakukan salat. Seorang sahabat bertolak dan menemui beberapa orang Ansar yang sedang salat. Lalu sahabat itu menceritakan apa yang terjadi, maka orang-orang Ansar itu memalingkan wajah mereka ke arah Kakbah. (Shahih Muslim No.818)
• Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Ketika orang-orang sedang melakukan salat di Qubba, tiba-tiba datang orang yang membawa kabar bahwa semalam Rasulullah saw. mendapat wahyu berupa perintah untuk menghadap Kakbah. Seketika itu mereka menghadap ke Kakbah. Sebelumnya mereka menghadap ke arah Syam, kemudian mereka berputar menghadap ke Kakbah. (Shahih Muslim No.820)

Larangan membangun mesjid di atas kuburan, larangan memasang gambar di dalam mesjid dan larangan menjadikan kuburan sebagai tempat salat
• Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa Ummu Habibah ra. dan Ummu Salamah ra. menyebut-nyebut sebuah gereja yang pernah kami lihat di Habasyah yang penuh dengan gambar utusan Tuhan. Rasulullah saw. lalu bersabda: Mereka itu mempunyai kebiasaan apabila ada orang saleh dari mereka meninggal dunia, maka mereka akan membangun sebuah mesjid di atas kuburnya dan menggambar beberapa gambar di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.822)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Pada saat Rasulullah saw. sakit dan tidak sanggup bangun, beliau bersabda: Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat mesjid (tempat ibadah). (Shahih Muslim No.823)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah memerangi orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid. (Shahih Muslim No.824)
• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Tatkala ditimpa suatu musibah, Rasulullah saw. akan menampakkan rasa sedih pada roman wajahnya. Bila hatinya merasa sempit, akan tampak pada raut wajahnya. Beliau bersabda bersabda: Kutukan Allah atas orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid. Beliau memperingatkan apa yang mereka perbuat tersebut. (Shahih Muslim No.826)

Keutamaan dan janji untuk orang yang membangun mesjid
• Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:
Bahwa beliau meluruskan persoalan yang dibicarakan antara para sahabat ketika mesjid Nabawi telah dibangun: Kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membangun sebuah mesjid karena Allah Taala. (Bukair berkata: Aku kira) beliau bersabda: Karena mengharap keridaan Allah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim No.828)