Senin, 13 April 2009

PERLUNYA AL-QUR'AN DITRUNKAN

Sebuah Tafsir Ilmiah Kontemporer, yang memuat segala aspek penafsiran modern tanpa mengubah nas-nas bahkan membuktikan kehebatan Al-Qur'an dengan membuktikan ramalan-ramalan Al-Qu'an menjadi kenyataan-kenyataan hidup yang mudah di pahami.

PERLUNYA SUATU TERJEMAHAN DAN TAFSIR BARU
Dalam menyajikan terjemahan dan tafsir baru Al-Quran ini kami menganggap pada tempatnya untuk mengemukakan, bahwa usaha ini bukanlah suatu usaha komersial dan bukan pula dirasakan pentingnya karena merupakan suatu hal yang baru.
Usaha kami terdorong oleh keyakinan, bahwa sementara terjemahan baru kini diperlukan oleh orang-orang yang tidak faham bahasa Arab, suatu tafsir baru itu diperlukan oleh tiap-tiap orang, baik yang faham bahasa Arab atau pun yang tidak, berdasarkan dua sebab:
Terjemahan-terjemahan yang disiapkan oleh orang-orang yang bukan-Muslim — kecuali terjemahan-terjemahan ke dalam bahasa Urdu dan Persia — semuanya disiapkan oleh penulis-penulis yang sedikit atau sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang bahasa Arab dan yang karena itu malahan tak mengerti teks Arabnya, apalagi menerjemahkannya. Sebagian dari antara mereka menerjemahkannya dari terjemahan-terjemahan lain, dan hal ini hanya membuat maknanya lebih jauh lagi menyimpang dari aslinya.
Untuk menafsirkan teks terjemahan-terjemahan itu tidak didasarkan pada pengetahuan bahasa Arab, melainkan pada tafsir-tafsir lama. Tetapi, suatu tafsir itu pada umumnya merupakan pendapat perseorangan; jadi sebagian mungkin diterima oleh. seorang, sebagian diterima oleh orang lain dan sebagian lagi tidak diterima oleh siapa pun. Terjemahan yang didasarkan pada suatu tafsir dapat dikatakan mencerminkan pendapat perseorangan, tetapi bukan makna sejati teks itu.
Mengingat kekurangan-kekurangan itu benar-benar sangat diperlukan adanya suatu terjemahan baru yang disiapkan oleh ulama-ulama yang faham bahasa Arab dan bersandar teguh pada pengetahuannya tentang bahasa Arab, tata-bahasa dan langgamnya.
TERJEMAHAN INI MEMENUHI KEBUTUHAN
Terjemahan ini dimaksudkan untuk memenuhi kedua keperluan itu dan, insya-Allah, akan diikuti pada waktunya oleh terjemahan semacam ini dalam bahasa-bahasa lain.
Bahasa Arab ialah bahasa yang berpola filsafat. Kata-katanya disusun dengan suatu maksud. Akar-akarnya dibuat untuk mencerminkan perasaan-perasaan dan pengalaman-pengalaman yang mendasar dan hal ini, dengan perobahan-perobahan kecil dalam penggunaan yang sebenarnya, memberi arti yang luas dan dalam kepada kata-kata bahasa Arab itu. Memindahkan kata-kata itu ke dalam sesuatu bahasa lain dengan sempurna adalah suatu pekerjaan yang hampir-hampir mustahil, dan oleh karena terjemahan saja tidaklah mencukupi, maka kami terpaksa menambahkan catatan-catatan penjelasan pada sesuatu terjemahan untuk menunjukkan keluasaan arti yang tersembunyi dalam teks itu. Terjemahan kami sendiri tidak menyimpang dan kaidah itu. Terjemahan ini tak dapat diharapkan menghasilkan arti aslinya yang sempurna, bahkan yang agak mendekatinya sekalipun. Kami hanya dapat berharap akan menampakkan salah satu saja dan berbagai artinya itu. Karena itu untuk mengisi kekurangan itu kami menambahkan catatan-catatan penjelasan pada terjemahan kami. Tetapi catatan-catatan ini pun tidak melingkupi segalanya. Catatan-catatan itu tidak menjelmakan arti penuh teks itu, tetapi hingga batas tertentu dapat menutupi kekurangan-kekurangan terjemahan itu. Dalam "Kata-kata Penting" kami membentangkan luasnya arti yang terkandung dalam teks itu; dan, untuk kepentingan ini, kami menggunakan kamus-kamus yang dianggap buku baku, baik oleh orang-orang Muslim maupun oleh orang-orang bukan-Muslim yang mengerti bahasa Arab. Kami yakin bahwa penelaahan bahan ini akan memperdalam pengertian pembaca mengenai terjemahan kami, dan akan meyakinkan bahwa arti yang kami usahakan memasukkannya ke dalam perkataan Arab aslinya tidaklah dilakukan sembarangan, melainkan didasarkan pada kebiasaan pemakaian dan kaidah bahasa Arab.
Pembaca yang tak paham bahasa Arab hendaklah merasa yakin bahwa penerjemahan kami, walau tak dapat diterima oleh sebagian orang, berdasar pada pemakaian bahasa Arab yang lazim dan dapat ditolak hanya bilamana terbukti bertentangan dengan bagian-bagian lain Al-Quran atau bertentangan dengan pemakaian bahasa Arab yang lazim..
CIRI-CIRI KHUSUS TAFSIR INI
Setelah berbicara begitu banyak tentang terjemahan kami, kami ingin mengatakan sesuatu tentang tafsir kami ini.
Tafsir-tafsir Al-Quran sudah banyak diterbitkan dan menambahkan sebuah lagi kepada jumlah itu agaknya hampir-hampir tak dapat dibenarkan. Tetapi, kami mempunyai alasan-alasan kuat untuk mengusahakan dan menyajikan suatu tafsir baru. Alasan-alasan itu ialah:
(i) Sebagaimana kami katakan, kata-kata Arab mempunyai arti yang luasnya luar biasa. Suatu terjemahan hanya dapat mengambil sebuah dan semua arti-arti itu. Oleh sebab itu perlulah disisipkan catatan-catatan pada terjemahan itu, dan dengan demikian mencantumkan arti-arti lainnya.
(ii) Semua tafsir Al-Quran yang besar dan sistematis terdapat dalam bahasa Arab, dan nyatalah bahwa orang-orang yang tak dapat memahami Al-Quran dalam bahasa Arab tak dapat menggunakan tafsir-tafsir itu.
(iii)Catatan-catatan penjelasan yang ditambahkan pada terjemahan-terjemahan oleh penulis-penulis bukan-Muslim tidak mencukupi karena dua sebab:
(a) Catatan-catatan itu dipengaruhi oleh tulisan-tulisan lawan-lawan Islam;
(b) Penulis-penulisnya tak punya pengetahuan tentang bahasa Arab, atau sedikit sekali. Mereka tak mampu membaca tafsir-tafsir yang lebih besar dan lebih dapat dipercayai. Oleh karena itu penerjemah-penerjemah Eropa tak menyinggung-nyinggung tafsir-tafsir itu. Mereka hanya menunjuk kepada tafsir-tafsir kecil yang lebih populer. Kalau terdapat juga penunjukan terhadap salah satu karya yang lebih besar, hal itu diambilnya dari karya lain, bukan dan aslinya.
(iv)Untuk dapat memahami buku yang sistematis atau ilmiah tidak hanya diperlukan pengetahuan bahasa yang dipergunakan buku itu, dan pengetahuan tafsir-tafsir tentang buku yang mungkin ditulis oleh ahli-ahli bahasa atau oleh ahli-ahli persoalan itu. Namun, juga diperlukan penelaahan luas tentang buku itu sendiri dan pendalaman tentang ilmu istilah, langgam dan pokok-pokok yang digunakan buku itu dan dari mana isinya mengambil maknanya. Orang-orang yang mencoba menafsirkan buku tanpa penelaahan buku itu sendiri tidak akan banyak memperoleh hasil dari tafsir-tafsir itu. Penerjemah-penerjemah dan penulis-penulis tafsir Al-Quran dari Eropa tampaknya tak melakukan penelaahan yang diperlukan tentang Kitab Suci ini. Maka tak mengherankan, kalau tafsir-tafsir mereka sering menggelikan.
(v) Setiap abad melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru dan dilihat dari segi itu setiap buku yang mengaku mengajarkan sesuatu dihadapkan kepada kritikan-kritikan baru. Dengan itu nilai suatu buku semakin teguh kedudukannya atau ia menjadi lebih disangsikan daripada yang sudah-sudah. Karena Al-Quran tak terkecuali dari kaidah itu, maka suatu tafsir baru diperlukan mengingat pengetahuan baru. Tanpa itu kita tak dapat mengukur berapa jauh Al-Quran masih berguna lagi sebagai ajaran atau berapa jauh ia telah maju dari masa yang lampau.
Ketika tafsir-tafsir Al-Quran yang pertama ditulis, Bible dalam bahasa Arab belum ada. Suatu naskah lengkap tidak ada. Bagian-bagian yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab tak diperoleh penafsir-penafsir Al-Quran. Karena itu kalau mereka perlu membicarakan bagian-bagian Al-Quran yang berisikan rujukan-rujukan kepada Bible atau riwayat-riwayat Musa a.s., mereka terpaksa bersandar pada apa-apa yang mereka dengar saja atau ada terkaan-terkaan mereka sendiri.
Tak usah dikatakan bahwa tafsir-tafsir mereka kadang-kadang mengecewakan dan kadang-kadang menggelikan. Penulis-penulis Eropa menisbahkan kesalahan-kesalahan mereka kepada Al-Quran, dan Kitab Suci itu dijadikan sasaran celaan dan ejekan. Mereka lupa bahwa penafsir-penafsir ini tidak mengenal Bible. Mereka bersandarkan pada cerita-cerita populer atau pada apa yang mereka dengar dan ulama-ulama Yahudi dan Kristen yang memberikan kepada penafsir-penafsir Al-Quran, yang tak menaruh curiga itu, bahan-bahan yang kadang-kadang mereka ambil dan kitab-kitab tradisi, dan bukan dan Bible, dan kadang-kadang dan khayalan jahat mereka sendiri. Dalam perbuatan ini penafsir-penafsir itu memang telah memperlihatkan kebodohan dan kecerobohan mereka, tetapi ulama-ulama Yahudi dan Kristen itu telah menunjukkan tidak mempunyai kejujuran dan kesalehan. Mereka itu, penulis-penulis Eropa pada masa kita ini, lebih banyak mempunyai alasan untuk menyesali kecurangan-kecurangan moyang-moyang mereka daripada menertawakan orang-orang Muslim penafsir Al-Quran itu. Tetapi, kini hal itu telah berubah. Kini pengetahuan tentang Bible sudah merata. Karya dalam bahasa Arab, Latin, dan Yunani telah terbuka untuk ulama-ulama Islam dan kami telah mampu menafsirkan dengan cara baru bagian-bagian Al-Quran berisikan keterangan-keterangan tentang Bible dan sejarah kaum Nabi Musa a.s.
(vi) Sampai masa kita sekarang ini perselisihan di antara satu agama dengan agama lain lebih kurang pertaliannya dengan cita-cita susila dan sosial dan lebih banyak dengan kepercayaan dan upacara agama. Oleh karena itu, ajaran Al-Quran ditujukan kepada cita-cita susila dan pendidikan susila. Tetapi, kini dunia lebih memperhatikan hal-hal yang praktis itu. Oleh sebab itu, dirasakan sangat perlunya mengusahakan suatu tafsir yang lebih banyak menggarap ajaran Al-Quran yang praktis.
(vii) Oleh karena Al-Quran itu Kitab wahyu, maka Kitab itu mengandung nubuatan-nubuatan. Memperbincangkan nubuatan-nubuatan itu tidaklah mungkin sebelum menjadi sempurna. Karena alasan itu juga kita memerlukan suatu tafsir baru yang akan mencantumkan nubuatan-nubuatan yang hingga kini sudah menjadi sempurna dan yang merupakan bagian penting dan bukti bahwa Al-Quran itu Kitab wahyu Ilahi.
(viii) Al-Quran membicarakan semua agama dan ideologi lainnya. Di dalamnya tercakup bagian yang paling baik pada ajaran-ajaran semua agama dan ideologi, menunjukkan kelemahan-kelemahan, dan mengisi kekurangan-kekurangan mereka.
Penafsir-penafsir Islam zaman dahulu tak mengetahui apa yang diajarkan dan dibela oleh agama-agama dan ideologi itu. Karena itu mereka tak mampu menghargai sepenuhnya apa-apa yang harus diajarkan Al-Quran tentang keduanya itu. Kini semua ajaran saling yang paling tersembunyi itu sudah semakin jelas , sehingga ajaran Al-Quran mengenai ajaran-ajaran lain menjadi nyata bagi penganut-penganutnya. Untuk mengisi kekurangan dalam tafsir-tafsir lama itu juga kita memerlukan suatu tafsir Al-Quran baru.
Karena alasan-alasan ini kami merasa bahwa terjemahan dan tafsir kami bukan saja tidak bersifat apolegetik atau mencari-cari helah, tetapi juga memenuhi kebutuhan yang sungguh-sungguh dan penting. Dengan menyajikannya kami memenuhi tugas kami.
Kami berharap bahwa orang-orang yang membaca terjemahan dan tafsir kami, dengan seksama dan tanpa prasangka, akan merasa terpanggil meninjau Islam dari sudut lain. Kami berharap mereka akan menjadi yakin bahwa Islam agama sejati tidak penuh dengan kesalahan-kesalahan. Sebagaimana disangka oleh pujangga-pujangga Barat, tetapi malahan merupakan suatu taman rohani yang ditata dengan sebaik-baiknya, tempat pengunjungnya dapat menikmati segala macam harum-haruman dan keindahan dan mempersembahkan sekilas pemandangan surga yang menjanjikan oleh semua Pembina agama.
KITAB-KITAB WAHYU YANG LAIN
Ketika Al-Quran diwahyukan kira-kira 1325 tahun yang lampau, di dunia terdapat banyak agama dan banyak kitab agama. Di Arabia dan di dekatnya terdapat kaum-kaum yang menjadi pengikut agama Kristen atau makin cenderung kepada agama Kristen. Orang-orang Arab diikhtiari supaya masuk agama Yahudi. Di antara orang-orang yang masuk terdapat orang bernama Ka’b bin Asyraf, seorang kepala kabilah di Madinah dan musuh terkenal agama Islam, dan bapaknya, bapak Ka’b termasuk suku Banu Ta’i. Ia merasa begitu terkesan oleh agama Yahudi sehingga seorang Yahudi, Abu Rafi’ bin Haqiq, mengawinkannya dengan anak perempuannya dan Ka’b lahir dari perkawinan itu (Al-Chamis, jilid I)
Di Mekkah sendiri, selain budak-budak Kristen, ada orang-orang Mekkah yang cenderung kepada agam Kristen. Waraqa bin Naufal, saudara sepupu Khadijah, istri Nabi Muhammad saw, menganut kepercayaan Kristen. Ia juga berpengetahuan sedikit tentang bahasa Iberani dan menerjemahkan Injil-Injil bahasa Iberani ke dalam bahasa Arab. Kita membaca dalam Bhukari:
“Waraqa bin Naufal masuk agama Kristen dalam masa jahiliyah dan sering menerjemahkan Injil-Injil dari Bahasa Iberani ke dalam bahasa Arab” (Bhukari, Bab Bad’al Wahy)
Pada ujung Arabia lainnya tinggal oran-orang Iran, dan mereka juga percaya kepada seorang nabi dan sebuah kitab. Walaupun Zend Avesta telah mengalami perubahan-perubahan oleh karena ulah manusia, namun ia dijunjung tingi oleh beberapa ratus ribu orang yang mempercayainya dan suatu negaa besar ada dibelakangnya.
Di India, Kitab Weda dipuja orang selama beribu-ribu tahun. Ada juga kitab Gita dari Sri Kresna dan ajaran Budha. Agama Kong Hu Cu berkuasa di negeri Cina tetapi pengaruh Budha semakin besar.
KEPERLUAN AKAN ALQURAN
Dengan kehadiran semua ajaran dan kitab itu, masihkah dunia memerlukan sebuah kitab yang baru? Pertanyaan ini akan timbul dari setiap orang yang mulai menelaah Al-Quran. Jawabannya akan berbagai macam bentuknya.
Pertama, bukanlah perpecahan dianatara agama-agama itu mnjadi alsan cukup untuk memunculkan suatu agama baru lagi untuk mempersatukan semuanya?
Kedua, tidakkah pikiran manusia akan menempuh proses evolusi serupa dengan yang sudah dilalui oleh jasad manusia?
Dan persis sebagaimana evolusi jasmani akhirnya

























INSERT 6-9

Hal 10

WEDA JUGA KITAB KEBANGSAAN
Di kalangan pengikut-pengikut Weda, membaca Weda menjadi hak yang begitu istimewa bagi kasta-kasta tinggi, sehingga Gotama Risji berkata:
Kalau seorang Sudra kebetulan mendengar Weda, maka telah menjadi kewajiban raja untuk memasukkan logam dan lilin cair ke dalam telinganya; kalau ada seorang Sudra membaca Mantra-mantra Weda, raja hams memotong lidahnya dan kalau ia mencoba membaca Weda, raja hams mencincang badannya (Gotama Smarti: 12).
Ajaran dalam Weda terhadap musuh-musuh sangat dahsyat dan biadab. Dalam Atharwa-Weda kepada orang-orang kolot diajarkan supaya merantai orang-orang yang bukan pengikut Weda dan menjarah rumah mereka.
Dengan sikap singa rampoklah rumah-rumah kediaman mereka, dengan sikap harimau usirlah musuh-musuh kamu. Sebagai tuan dan pemimpm satu-satunya dan berserikat dengan Indra, rebutlah hai penakluk, harta kekayaan musuh-musuhmu (Atharwa-Weda IV, 22:7).
Demikianlah pula doa-doa Weda yang dihadapkan kepada matahari, bulan, api, Indra, malahan rumput, berusaha memusnahkan orang-orang agama yang bukan pengikut Weda. Demikianlah kita dapati:
SarnUI meluroplihkui pancaindera, tangkaplah olehmu badan mereka dan berangkatlah, hai Apwa. Seranglah mereka masukkanlah hati mereka ke dalam api dan bakarlah mereka: Biarkanlah musuh itu tinggal terus dalam kegelapan pekat. Dengan mengasah anak panah dan pedangmu yang tajam, O Indra, remukkan musuh dan kucar-kacirkan mereka yang merobek kami (Sama-Weda, Bag. 2, ix, in, 9).
Hendaklah kamu, hai musu-musuh-ku, menjadi buta seperti ular tak berkepala; moganoga India menyembelih tiap-tiap orang yang terbaik di antara kamu, hila api Apa telah-merobohkaa kamu. (Sama-Weda, Bag. 2, ix, in, 8).
Tembus, 0 Darbba, jimat, jantung musulHnusuhku, lawan-lawanku; bangidtiah dan penggal kepala mereka (Athirwa-Weda, 28:4).
Juga kita baca:
Jangan bercakap-cakap dengan orang-orang agama, yang bukan pengikut: Weda (Gotamadhaima Sur, V). Kalau seorang mencela Weda, usir ia dan negeri, yaitu hukum ia seumur hidup (Manu Uhaim Shastra).
Agama-agama Kong Hu Cu dan Zoroaster juea adalah agama- agama kebangsaan. Agama-agama itu tidak mengalamatkan aJaran-a,iaran mereka ke seluruh dunia, juga tidak berusaha memberi ajaran dengan cara 'besar-besaran. Sebagaimana halnya agama Hindu menganggap India sebagai negeri yang amat disukai Tuhan, begitu pula halnya agama Kong Hu Cu menganggap Cina sebagai ~~l~w'aan luhan sendiri. Hanya ada dua jalan untuk melenyapkan ~pecahaJi dan perselisihan-perselisihan di antara agama-agama ini;l;•i•-kita harus menerima bahwa Tuhan itu banyak, atau, kalau Tuhan l~fitu satu, kita harus membuktikan Ke-esaan-Nya. Atau, agama-agama yang satu sama lain bertentangan ini hams diganti oleh satu ajaran saja.
TUHAN ITU ESA

Dunia ini sekarang sudah maju jauh. Kita tak periu benisaha payah memikirkan soal bahwa kalau dunia mempunyai ialik, Dia adalah Khalik yang tunggal. Tuhan kaum Bani Israil, Tuhan kaum Hindu, Tuhan negeri Cina dan Tuhan negeri Iran
Adalah tidak berbeda. Tidak juga Tuhan Arabia, Afganistan, dan •1 hnn berlainan. Tidak pula Tuhan orang-orang Mongol dan Tuhan orang-orang Semit itu berlainan. Tuhan itu satu sebagai-mana hukum yang menguasai dunia adalah hukum tunggal, dan sistem yang menghubungkan yang sebuah dengan lainnya adalah sistem tunggal pula. Ilmu pengetahuan bersandar pada kepercayaan bahwa semua perubahan alami dan mekanis adalah penjabaran dari satu hukum. Dunia mempunyai satu prinsip, ialah gerakan, sebagaimana dikatakan oleh ahli-ahli filsafat materialistis. Atau dunia mempunyai satu Khalik. Kalau benar, maka ucapan seperti Tuhan kaum Bani Israil, Tuhan orang-orang Arab, Tuhan bangsa Hindu, tak ada artinya. Tetapi, kalau Tuhan itu satu, mengapa kita harus mempunyai ragam agama begitu banyak ? Apakah agama-agama itu buah pildian manusia? Adakah karena ini setiap bangsa dan setiap kaum menyembah Tuhan masing-masing? Kalau agama-agama bukan ciptaan manusia, mengapa dan bagaimana cara terjadi perbedaan di antara agama-agama? Kalau memang ada suatu sebab untuk perbedaan itu, maka adakah wajar kalau perbedaan itu terus berlangsung?

AGAMA BUKAN HASIL KARYA CIPTA MANUSIA
Mengenai soal apakah agama-agama ini hasil karya cipta manusia, maka jawabnya pasti ialah, tidaklah demikian, dan jawaban itu berdasarkan beberapa alasan. Agama-agama yang sudah berdiri mapan di dunia memperlihatkan beberapa ciri yang membedakan:
Pertama, menurut semua ukuran biasa para Pendiri agama-agama adalah orang-orang yang serba lemah keadaannya. Mereka tak punya kekuasaan atau wibawa. Namun demikian, mereka mengalamatkan perkataan mereka baik kepada orang-orang besar maupun kepada orang-orang kecil dan pada waktu yang tepat mereka dan para pengikut mereka naik dari kedudukan yang rendah kepada yang tinggi di dunia. Ini menunjukkan bahwa mereka ditunjang dan dibantu oleh suatu Kekuasaan yang besar.
Kedua, semua Pendiri agama-agama adalah pribadi-pribadi yang sangat dihormati dan dimuliakan karena kebersihan hidup mereka, bahkan dimuliakan oleh orang-orang yang kemudian —setelah mereka mengumandangkan pengakuan mereka — menjadi lawan mereka. Tidaklah masuk akal bahwa orang-orang yang tidak pernah berdusta tentang manusia, tiba-tiba mulai berdusta tentang Tuhan. Pengakuan umum tentang keberhasilan hidup mereka sebelum pengumuman pendakwaan mereka adalah bukti kebenaran pendakwaan-pendakwaan itu. Al-Quran menekankan hal ini :
"Maka sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu sepanjang umur sebelum ini. Tidakkah kamu mempergunakan akal?" (10:17).
Ayat-ayat ini menampilkan Nabi Muhammad s.a.w. seakan berkata kepada Demeluknva. "Aku lama tinegal bersama IBBUU sebagai seorang di antara kamu. Kamu mempunyai kesern:patan untuk memperhatikan aku dan dekat sekali; kamu sudah menyaksikan ketulusan hatiku. Oleh itu, mengapa kamu berani mengatakan bahwa aku hari ini tiba-tiba mulai berdusta tentang Tuhan?"
Demikian pula Al-Quran berkata :
"Sesungguhnya, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika mengutus kepada mereka seorang Rasul dan antara mereka" (3:165).
Hal ini juga ditegaskan dalam ayat :
"Hai, orang-orang yang beriman, sesungguhnya telah datang ke padamu seorang Rasul dari antaramu sendiri" (9:128).
Yakni, "seorang Rasul untuk kamu, yang adalah salah seorang dan antara kamu, bukan seorang yang tidak kamu kenal, melainkan seorang yang kamu kenal baik dan yang tentang kebersihan wataknya kamu telah menyaksikannya sendiri."
Bahkan tentang nabi-nabi lain selain Nabi Muhammad s.a.w., Al-Quran memberikan pernyataan demikian. Mereka dibangkitkan dari antara kaum mereka sendiri. Tak dapat dikatakan tentang nabi-nabi itu bahwa orang-orang yang mula-mula mereka panggil untuk mengikuti ajaran mereka, tidak cukup mengenal mereka. Ketika penghuni-penghuni neraka dilontarkan ke dalam neraka, Tuhan akan menyesali mereka dengan kata-kata:
"Bukankah telah datang kepadamu rasul-rasul dan antara kamu sendiri membacakan kepadamu Tanda-tanda dari Tuhan-mu dan memberi peringatan kepadamu tentang pertemuan pada harimu ini?" (39:72).
Dan:
"Hai, golongan jin dan manusia, tidakkah telah datang kepadamu rasul-rasul dan antaramu yang menceriterakan kepadamu Tanda-tanda-Ku dan memperingatkan kamu mengenai pertemuan pada harimu ini?" 6:131).
Di tempat lain kita baca :
"Dan Kami kirimkan ke tengah-tengah mereka seorang rasul dan antara mereka sendiri, dengan amanat, Sembahlah Allah. Tiada bagimu Tuhan selain Dia" (23:33).
Lagi:
"Dan ingatlah hari itu ketika kami akan membangkitkan dari setiap umat seorang saksi” (16:85)
Kata "saksi" yang dipakai di sini berarti seorang nabi yang dibangkitkan untuk suatu kaum. Pada Hari Peradilan, nabi-nabi itu akan menunjuk diri mereka sendiri sebagai bukti yang nyata tentang apa-apa yang mereka capai oleh sebab menerima wahyu dan Allah swt. Tuhan akan memberi malu terhadap orang-orang yang tak percaya dengan berkata, "Lihatlah apa yang telah dicapai oleh nabi-Ku dan kemana keingkaranmu telah membawa kamu?" Kepada kita dikatakan bahwa semua nabi dibangkitkan dan antara kaum mereka sendiri. Keadaan-keadaan tempat seseorang nabi dibangkitkan dan reaka setiap nabi terhadap keadaan-keadaan itu diketahui benar oleh setiap orang dan bangsa itu. Maka itu, setiap bangsa itu menjadi saksi atas kesalehan dan kesucian nabinya. Di samping itu kita dapati juga dalam Al-Quran ayat-ayat seperti ini:
"Dan, kepada 'Ad Kami utus saudara mereka, Hud" (7:66)
"Dan, kepada Tsamud Kami utus saudara mereka, Shalih" (7:74).
"Dan Kami utus pula kepada Midian saudaia mereka, Syu'aib ' (7:86).
Ayat-ayat ini bei-arti bahwa Hud, Shalih dan Syu'aib a.m.s. berhubungan rapat sekali dengan bangsa mereka masing-masing, sehingga bangsa-bangsa itu dapat dikatakan mengetahui segala-galanya tentang mereka itu. Tentang Shalih a.s. kita baca bahwa ketika beliau mengumurnkan diri sebagai nala untuk bangsanya, kepada beliau dikatakan:
"Hai Saleh, sesungguhnya engkau adalah seorang di antara kami sebelum ini tempat kami menaruh harapan. Apakah engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami?" (11:63).
Begitupula kaumSyu'aib berkata kepadaSyu'aiba.s.:
"Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh engkau supaya kami meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyang kami atau pun melarang kami berbuat apa yang kami sukai berkenaan dengan harta kami? Engkau sesungguhnya menganggap dirinw seorang yang sangat cerdas dan berpikir lunis." (11:88).
Dari kalimat-kalimat ini jelaslah bahwa, menurut Al-Quran, Nabi Muhammad s.a.w. sendiri dan Hud, Saleh, Syu'aib serta nabi- nabi lainnya bukanlah orang-orang asing yang sedikit sekali diketahui oleh kaum mereka masing-masing. Kaum mereka tahu benar akan macam apa kehidupan yang dijalani oleh Guru-guru mereka dan tahu benar bahwa mereka adalah orang-orang yang tulus, mutaki dan saleh. Seorang pun dari antara mereka tak dapat dikatakan pahlawan kesiangan yang tak dikenal dan mempunyai maksud-maksud tertentu terhadap kaumnya sendiri.
Ketiga, Pendiri-pendiri agama tidaklah memiliki daya dan kemampuan-kemampuan yang biasanya diperlukan untuk menjadi pemimpin yang berhasil. Mereka sedikit atau sama sekali tidak mengetahui kesenian-kesenian atau kebudayaan di masa mereka. Namun, apa yang diajarkan mereka ternyata merupakan sesuatu yang lebih maju dari masa mereka, sesuatu yang tepat dan sesuai dengan waktunya. Dengan menjalankan ajaran itu suatu kaum mencapai suatu peringkat tinggi dalam peradaban dan kebudayaan, dan berabad-abad lamanya memegang terus kejayaannya. Seorang Guru Jagat yang sejati membuat hai itu mungkin. Sebaliknya, tak dapat dimengerti bahwa seorang yang lugu dengan kesanggupan-kesanggupan yang biasa-biasa, segera setelah ia mulai berdusta tentang Tuhan, memperoleh kekuasaan yang demikian hebatnya sehingga ajarannya mengungguli ajaran lainnya yang terdapat pada masanya. Kemajuan semacam itu tak akan mungkin dicapai tanpa banfuan Tuhan Yang Mahakuasa.
AJARAN YANG DIWAHYUKAN SELAMANYA MENENTANG JALAN PIKIRAN YANG ADA
Keempat, kalau kita memperhatikan apa yang diajarkan Pendiri-pendiri agama itu, maka akan kita ketahui bahwa ajaran itu selalu bertolak belakang dari segala aliran yang ada. Kalau ajaran itu sejalan dengan kecenderungan-kecenderungan masa mereka, dapatlah dikatakan bahwa Guru-guru itu hanya menjabarkan kecenderungan-kecenderungan itu. Sebaliknya, yang diajarkan mereka sangat berbeda dari apa yang didapati mereka pada masa itu. Suatu perselisihan dahsyat terjadilah dan nampaknya seakan-akan di negeri itu berkobar kebakaran. Walau begitu, mereka yang mula-mulanya membantah dan menentang ajaran itu pada akhirnya terpaksa menyerah kepadanya. Ini juga merupakan suatu bukti bahwa Guru-guru itu bukanlah hasil penjelmaan masanya, melainkan mereka itu adalah Guru-guru, Pembaru-pembaru dan Nabi-nabi yang sesuai dengan arti dan maksud dakwah mereka.
Pada masa Musa a.s., betapa aneh ajarannya tentang Keesaan Tuhan nampaknya. Ketika Isa a.s., pada masanya, berhadapan dengan iklim yang serba kebendaan, sebagai penjelmaan sifat kaum Yahudi yang kedunia-duniaan dan oleh karena pengaruh buruk bangsa Roma, sungguh ganjil sekali sikapnya yang menekankan pada kepentingan kerohanian itu. Betapa sumbangnya ajaran beliau tentang sifat pengampunan itu diterima oleh suatu bangsa yang, gemetar ketakutan dari kezaliman para perajurit Roma, selalu merintih-rintih dan menantikan kesempatan untuk melakukan pembalasan dendamnya secara semestinya? Betapa tidak pada waktunya muncul Krishna yang pada satu fihak mengajarkan perang dan pada fihak lainnya menganjurkan pengasingan diri dari dunia kebendaan untuk memupuk roh? Ajaran Zoroaster yang melingkupi segala segi kehidupan manusia, tentu juga menjadi kejutan bagi kehidupan bebas di masa itu. Nabi Muhammad s.a.w. muncul di Arabia dan mengalamatkan seruannya kepada kaum Yahudi dan Kristen. Betapa aneh sekali hal itu tampaknya.bagi mereka yang percaya bahwa di samping ajaran mereka tak mungkin ada ajaran lain!
Kemudian, beliau mengajarkan kepada penyembah-penyembah berhala Mekkah, bahwa Tuhan itu Esa dan bahwa semua manusia sama. Betapa ganjil ajaran beliau tampaknya bagi suatu kaum yang sungguh-sungguh yakin akan ketinggian jenis bangsa mereka sendiri! Mengingatkan pecandu-pecandu minuman keras dan penjudi-penjudi tentang keburukan perangai mereka, menyalahkan hampir-hampir segala yang dipercayai atau dilakukan inereka, memberikan ajaran baru kepada mereka dan kemudian berhasil, tampaknya mustahil. Hal itu tak ubahnya seperti berenang ke hulu melawan arus deras yang menyerang dengan keloiatan yang dahsyat. Hal itu sama sekali di luar kemampuan inanusia.
Kelima, Pendiri-pendiri agama semuanya memperlihatkan Tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat. Setiap dan mereka menyatakan dan awal mula bahwa ajarannya akan mendapat kemenangan dan bahwa orang-orang yang berusaha menghancurkannya akan hancur sendiri. Mereka tak punya sarana-sarana dan perlengkapannya kurang. Ajaran-ajaran mereka bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaan dan cara-cara berpikir yang sudah mendarah daging, dan ajaran-ajaran itu menimbulkan perlawanan keras dan kaum mereka. Namun, mereka berhasil dan yang mereka katakan sebelumnya menjadi sempurna. Mengapa nubuatan-nubutan dan janji-janji mereka menjadi sempurna? Memang, ada orang-orang lain, jendral-jendral dan diktator-diktator, yang juga mendapat kemenangan yang lahirnya kelihatan seperti itu. Tetapi, yang menjadi soal bukanlah kemenangan. Soalnya ialah kemenangan yang dinubuatkan lebih dahulu, yang dan semula dikaitkan kepada Tuhan, kemenangan yang padanya dipertaruhkan segenap reputasi akhlak Nabi dan yang dicapai dengan menghadapi perlawanan yang paling dahsyat. Napoleon, Hitler, dan Jengiz Khan naik ke jenjang tinggi dari kedudukan rendah. Tetapi, mereka tidak menentang suatu arus pikiran yang ada di masa mereka. Tidak pula mereka mengumumkan bahwa Allah telah menjanjikan kemenangan bagi mereka sekalipun menghadapi perlawanan. Tidak pula mereka harus menghadapi suatu perlawanan yang begitu mulus. Tujuan-tujuan yang mereka cita-citakan dijunjung tinggi oleh kebanyakan orang sezaman mereka yang barangkali menyarankan untuk menempuh cara-cara lain tetapi bukan tujuan yang berbeda.
Kalau mereka menderita kekalahan, mereka tak kehilangan apa-apa. Mereka masih tetap tinggi dalam pandangan kaum mereka, mereka tak mempunyai kekhawatiran apa-apa. Tetapi, lain halnya dengan Musa, Isa, Krishna, Zoroaster dan Nabi Islam a.m.s. Sungguh, mereka tidak gagal, tetapi sekiranya mereka gagal, mereka akan kehilangan segala-galanya. Mereka tidak akan dinyatakan sebagai pahlawan, melainkan akan dihukum sebagai pendakwab palsu dan penipu. Sejarah akan memberi perhatian sedikit sekali kepada mereka dan nama buruk yang kekal akan menjadi ganjaran mereka. Karena itu di antara mereka dan orang-orang seperti Napoleon atau Hitler terdapat perbedaan laksana siang dan malam — perbedaan yang sama seperti terdapat pada kemenangan-kemenangan mereka masing-masing. Tak banyak orang yang menghargakan atau memuliakan Napoleon, Hitler atau Jengis Khan. Sebagian memandang mereka sebagai pahlawan dan sangat mengagumi perbuatan-perbuatan mereka. Tetapi, dapatkah mereka menuntut dan orang lain kesetiaan dan kepatuhan sejati? Kesetiaan dan kepatuhan hanya diberikan kepada Guru-guru Jagat, seperti Musa, Krishna, Zoroaster a.m.s. dan Nabi Muhammad s.a.w.. Jutaan manusia sepanjang abad melakukan apa yang disuruh oleh Guru-guru itu. Berjuta-juta orang menjauhkan diri mereka dan hal-hal yang dilarang oleh Guru-guru itu. Pikiran, kata dan perbuatan mereka yang sekecil-kecilnya dibaktikan kepada apa yang diajarkan kepada mereka oleh Anutan-anutan mereka. Adakah pahlawan-pahlawan kebangsaan memperoleh secercah saja kesetiaan dan kepatuhan yang diberikan kepada Guru-guru itu? Karena itu, Guru-guru Jagat itu adalah dari Tuhan dan apa yang diajarkan mereka itu diajarkan oleh Tuhan.
MENGAPA AJARAN-AJARAN BERBAGAI AGAMA BERBEDA
Tetapi yang menjadi soal ialah, kalau semua Guru itu berasal dari Tuhan, mengapa ajaran-ajaran mereka begitu jauh berbeda antara satu sama lain? Adakah Tuhan mengajarkan berbagai-bagai hal pada waktu yang berlainan? Orang-orang awam saja pun akan mencoba bersikap taat asas dan akan mengajarkan hal-hal yang sama pada berbagai waktu. Jawaban untuk soal ini ialah, bila keadaan-keadaan tetap sama, maka akan janggal sekali memberikan petunjuk-petunjuk yang berlainan. Tetapi, kalau keadaan berubah, maka perbedaan ajaran itu terletak pada intisari hikmahnya. Pada masa Nabi Adam a.s., rupa-rupanya manusia hidup bersama-sama di suatu bagian dunia; karena itu satu ajaran cukup bagi mereka. Bahkan mungkin sampai ke masa Nuh a.s. mereka hidup dengan cara itu. Menurut Bible, suku-suku bangsa manusia terus hidup bersama-sama pada suatu bagian dunia sampai masa Babilonia. Bible bukanlah sebuah buku sejarah. Tetapi ada bukti-bukti yang menunjang ceritera Bible itu.
Di antara semua bangsa di dunia, bahkan di antara kaum-kaum biadab yang mendiami pulau-pulau terpencil, kita menjurnpai jejak peninggalan cerita air bah di zaman Nuh a.s. Rasanya mustahil bahwa seluruh dunia mula-mula ditelan air bah besar, lalu kabar tentang itu tersiar ke segenap bagian dunia. Lebih masuk akal agaknya kalau pada suatu bagian dunia terjadi banjir hingga menyebabkan terpencarnya penghuni dunia ke berbagai jurusan. Sementara belum terbukti bahwa penduduk dunia itu merupakan satu masyarakat sampai masa Babilonia, sejarah menyokong pandangan bahwa penduduk dunia itu merupakan satu masyarakat sampai masa Nuh a.s.. Sesudah masa Nuh a.s. penduduk terpencar ke berbagai negeri. Pengaruh ajaran Nuh a.s. mulai berkurang, karena sarana perhubungan sangat buruk. Seorang Guru di suatu negeri tak mungkin menyampaikan ajarannya ke negeri-negeri lain. Di waktu itu layaklah kalau Tuhan mengirimkan seorang nabi ke setiap negeri sehingga tak ada suatu negeri pun yang tak memperoleh hidayah-Nya. Ini menyebabkan perbedaan antara agama-agama, karena pikiran manusia belum berkembang sepenuhnya. Karena kecerdasan dan pengertian manusia belum sampai kepada perkembangan yang harus dicapainya kelak, kepada setiap negeri diturunkan ajaran yang selaras dengan tingkat kernanian yang telah dicapainva.
ISLAM MENGAJARKAN TAUHID ILAHI DAN PERI KEMANUSIAAN
Tetapi, ketika umat manusia mulai maju, dan lebih banyak negeri mulai makin banyak dihuni, dan jarak di antara negeri-negeri mulai diciutkan dan sarana perhubungan mulai bertambah baik, pikiran manusia mulai merasakan keperluan adanya suatu ajaran yang universal dan melingkupi semua macam keadaan manusia. Berkat hubungan timbal-balik manusia dapat mendalami kesatuan asasi umat manusia dan Keesaan Khalik dan Rabb mereka. Ketika itu di gurun sahara tanah Arabia, Tuhan menurunkan ajaran-Nya yang terakhir kepada umat manusia dengan perantaraan Nabi Muhammad s.a.w.; maka tak mengherankan kalau ajaran ini mulai dengan memuji Allah, Tuhan seru sekalian alam. Beliau berbicara tentang Tuhan Yang kepada-Nya harus ditujukan segala macam pujian dan yang menurunkan rezeki-Nya kepada segenap kaum dan negara, dan dengan ukuran yang adil. Oleh karena itu, ajaran yang mulai secara demikian tak dapat tidak akan berakhir dengan menyerukan Tuhan sekalian manusia. Raja mereka dan Tuhan mereka. Nabi yang membawa Ajaran itu adalah Adam Kedua. Sebagaimana di masa Adam Pertama terdapat satu wahyu dan satu bangsa, begitu pula di masa Adam Kedua ini dunia mendapat satu wahyu lagi dan menjadi satu bangsa. Karena itu, kalau dunia dijadikan oleh Tuhan Yang Esa, dan kalau Tuhan sama menaruh perhatian terhadap segenap kaum dan semua negeri, maka perlu sekali bahwa bangsa-bangsa yang beragam dan punya sejarah agama yang berbeda-beda itu bersatu dalam satu kepercayaan dan satu pandangan hidup. Sekiranya Al-Quran tidak datang, maka tujuan kerohanian yang merupakan maksud kejadian manusia akan menjadi gagal. Kalau dunia tak dapat dihimpun di sekitar satu pusat kerohanian, mungkinkah kiranya kita dapat menerima Keesaan Khalik kita? Sebuah sungai mempunyai banyak anak tetapi akhirnya ia bersatu menjadi satu aliran besar dan di waktu itulah kemegahan dan keindahannya menampakkan diri. Ajaran yang dibawa Musa, Isa, Krishna, Zoroaster a.m.s. dan nabi-nabi. lain kepada berbagai bagian dunia, adalah laksana anak-anak sungai yang mengalir sebelum suatu sungai besar terwujud alirannya. Semuanya baik dan berfaedah. Tetapi, akhirnya semuanya perlulah mengalir ke dalam sebuah sungai dan menunjukkan Keesaan Tuhan dan menuju ke tujuan terakhir yang satu, yang menjadi sebab manusia diciptakan. Kalau Al-Quran tidak memenuhi tujuan ini manakah ajaran yang memenuhi itu? Bukan Bible, karena Bible hanya bicara tentang Tuhan Israil. Bukan pula Kitab Zoroaster, karena Zoroaster a.s. membawa cahaya Tuhan yang hanya semata-mata untuk bangsa Iran. Juga bukan Weda, karena Risyi-risyi mengajarkan hukuman berupa tuang logam cair ke dalam telinga orang-orang Syudra -- penduduk asli India—yang berani mendengar bacaan Weda. Juga Budha tidak memenuhi tujuan besar ini, karena meskipun kepercayaan Budha berkembang sampai ke Tiongkok sesudah beliau wafat, namun pandangannya sendiri tak pernah melayang melintasi batas-batas negeri India. Juga ajaran Isa a.s. tak memenuhi tujuan itu.
ISA BUKAN GURU JAGAT
Isa a.s. berkata,
"Janganlah kamu sangkakan Aku datang untuk merombak hukum Torat atau Kitab Nabi-nabi; bukannya Aku datang hendak merombak, melainkan hendak menggenapkan. Karena sesunggMhnya Aku berkata kepadamu: sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau sata titik-pun sekali-kali tiada akan lenyap daripada bukum Torat itu, sampai semuanya telah jadi" (Matius 5:17-18).
Apa yang diajarkan Musa a.s dan nabi-nabi sebelumnya tentang hal ini sudah kita lukiskan. Penganjur-penganjur agama Kristen telah pergi ke segenap bagian dunia, tetapi Isa a.s. sendiri tidak punya maksud demikian. Soalnya bukanlah apa yang sedang diusahakan oleh penganut-penganut agama Kristen. Soalnya ialah: apakah yang dimaksud Isa a.s. sendiri? Apakah tujuan Tuhan dengan mengirirnkan Isa a.s.? Tak ada orang lain yang dapat menerangkan lebih baik daripada Isa a.s. sendiri; dan Isa a.s. berkata dengan jelas:
"Tiadalah Aku disuruhkan kepada yang lain hanya hepada segala domba Israil yang sesat dan antara Bani Israil" (Matins 15:20).
"Karena Anak manusia datang menyelamatkan yang sesat" (Matius 18:11).
Karena itu ajaran Isa a.s. hanya untuk Bani Israfl, dan bukan untuk bangsa-bangsa lain. Orang mengatakan bahwa Isa a.s. menganjurkan pengikut-pengikutnya supaya pergi kepada bangsa-bangsa lain:
Sebab itu pergilah kamu, jadikanlah sekalian bangsa itu miiridloi, serta membaptiskan dia dengan Nama Bapa, dan Anak dan Rohulkudus (Matius 28:19).
Tetapi, menanggapi bahwa Isa a.s. menyuruh pengikut-pengikutnya menyampaikan ajarannya kepada bangsa-bangsa lain selain Bani Israil tidaklah betul. Kalimat itu hanya berarti bahwa Isa a.s. memerintahkan pengikut-pengikutnya supaya menyampaikan ajarannya kepada semua suku Bani Israil dan bukan kepada semua bangsa dan semua umat. Isa a.s. berkata dengan sejelas-jelasnya:
"Sesungguhnya aku berkata kepadamu; bahwa kau pada masa kejadian alam yang barn, apabila Anak manusia kelak duduk di atas takhta Icemuliaannya, maka kamu inipun, yang sudah mengikut Aku, akan duduk juga di atas duabelas takhta serta menghakirnkan duabelas suku bangsa bani Israil" (Matius 19:28).
"Tiadalah Aku disuruhkan kepada yang lain hanya kepada segala domba Israil yang sesat dari antara bani Israil" (Matius 15:24).
"Tidaklah patut diambil roti dari anak-anak, lalu mencampakkan kepada anjing" (Matius 15:26).
Lagi kita baca:
Maka dua belas orang inilah disuruhkan oleh Yesus dengan pesannya demikian: Janganlah kamu pergi ke negeri orang kafir dan jangan kamu masuk negeri orang Samaria; melainkan pergilah kamu kepada segala domba kaum Israil yang sesat itu (Matius 10:5,6).
Orang tak boleh menyangka bahwa yang dimaksud penganjur-penganjur-Kristen lebih dulu harus pergi ke kota-kota Bani Israil dan kemudian kepada lain-lainnya. Karena pergi kepada domba-domba Israil yang hilang tidak berarti hanya mengunjungi kota mereka, tetapi untuk menasranikan mereka. Karena maksud ayat itu ialah, bahwa sebelum orang-orang Bani Israil menjadi Kristen, orang lain tak usah diperhatikan. Isa a.s. menjelaskan bahwa pekerjaan mengajari orang-orang Bani Israil dan menasranikan mereka tidak akan teriaksana sepenuhnya sebelum kedatangannya yang kedua. Demikian ldta baca:
Apabila kanni dianiayakan oleh orang dalam sebuah negeri, larflah
ke negeri yang lain, karena dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, bahwa tiada habis kamu menjalani segala negeri Israil, sebelum datang Anak manusia (Matius 10:23).
Maka jelaslah dari sini bahwa Matius 28:19 menghendaki penganjur-penganjur Kristen supaya menegakkan agama Kristen di kota-kota Bani Israel dan tidak hanya mengunjungi kota-kota itu saja. Dinyatakan dengan jelas bahwa kewajiban berdakwah kepada kaum Bani Israil ini tidak akan selesai sebelum "kedatangannya yang kedua." Karena itu, dengan berdakwah kepada orang-orang lain, padahal kedatangan kedua Isa a.s. belum terjadi, penganjur-penganjur Kristen bertindak tak searah dengan ajaran Isa s.a. Murid-murid Isa a.s. juga menganggap tidak tepat meng- anjurkan Injil kepada orang-orang bukan-Bani Israil. Demikianlah kita baca:
Maka sekalian orang, yang berpecah-belah oleh sebab dirinya yang berbangkit karena Stephanus, itu pun mengembaralah sampai ke Penild dan Kiperus dan Antiochia, tetapi tiada memberitakan firman itu kepada seorang pun kecuali kepada Yahudi (Kisah 11:19)
Demikianlah pula ketika murid-murid itu mendengar Petrus pada suatu tempat mengabarkan Injil kepada orang-orang bukan Bani Israil, mereka kesal hati.
Setelah Petrus tiba di Yerusalem, maka orang yang menurut adat bersunat itu pun berbantah-bantahlah dengan dia, sambil berkata: "Engkau sudah pergi kepada orang yang tiada bersunat, serta makan bersama-sama dengan mereka itu (Kisah 11:2,3).
Karena itu, sebelum Nabi Muhammad s.a.w., tak ada seorang pun yang menyampaikan ajarannya kepada seganap manusia; sebelum Al-Quran, tak ada sebuah Kitab pun yang menunjukkan ajarannya kepada seluruh umat manusia. Nabi Muhammad s.a.w-lah yang menyerukan:
"Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasul ABah kepada kamu sekalian" (7:159).
Karena itu, wahyu Al-Quran dimaksudkan melenyapkan perbedaan-perbedaan dan perpecahan-perpecahan yang telah terjadi di antara agama-agama dan bangsa-bangsa, dan yang mula-mula timbul karena pembatasan ajaran-ajaran dulu yang tak dapat dielakkan. Andai Al-Quran tidak datang, perpecahan-perpecahan itu akan terus berjalan. Dunia tak mungkin mengetahui bahwa hanya ada satu Khalik, juga tak pula akan memaklumi bahwa kejadiannya dimaksudkan untuk satu tujuan yang luas. Perbedaan-perbedaan di antara agama-agama sebelum Islam tampaknya lebih memerupakan daripada menolak kedatangan suatu ajaran yang akan mempersatukan semua agama itu. Pertanyaan kedua ialah: tidakkah alam pikiran manusia akan menempuh proses evolusi yang sama seperti yang sudah dialami oleh jasmani manusia? Dan seperti halnya jasmani manusia yang akhirnya mencapai kemantapan bentuk yang tertentu tidakkah alam pikiran (dan roh) manusia juga ditakdirkan mencapai suatu kemantapan yang menjadi tujuannya terakhir?
ARTI PERADABAN DAN KEBUDAYAAN
Untuk menjawab soal ini kita harus ingat bahwa, jika kita meninjau kembali peradaban dan kebudayaan berbagai-bagai negeri, kita mengetahui bahwa negeri-negeri telah melalui zaman demi zaman yang berbeda. Beberapa zaman dan zaman ini sudah meningkat begitu maju sehingga antara zaman itu dan zaman kita tampaknya sedikit atau tak ada bedanya. Kalau kita kesampingkan kemajuan mekanik dunia modem, maka kemajuan dan sebagian zaman-zaman yang lampau dan sejarah manusia tampak sedikit sekali bedanya dan kemajuan masa kita. Baik dalam peradaban atau pun dalam kebudayaan, persamaan semacam itu ada. Tetapi, jika kita selami agak dalam, akan kita jumpai dua perbedaan penting antara masa lampau dan zaman modem ini.
Sebelum kami bentangkan kedua perbedaan itu, kami ingin menerangkan apa yang kami maksud dengan peradaban dan kebudayaan. Menurut hemat kami, peradaban adalah konsepsi kebendaan semata-mata. Kalau kemajuan kebendaan berjalan, maka muncullah semacam keseragaman dan semacam kesenangan dalam kegiatan manusia. Keseragaman dan kesenangan ini menimbulkan peradaban. Hasil yang keluar sebagai akibat dari pekerjaan manusia, dan sarana pengangkutan yang diperlukan untuk membawa hasil ini dan suatu tempat ke tempat lainnya menimbulkan suatu kemajuan dalam peradaban. Demikian pula, semua cara yang mungkin didapat untuk memindahkan barang-barang dan tangan ke tangan, segala rencana untuk memajukan pendidikan, industri, penyelidikan ilmiah, menyebabkan peradaban semakin maju. Apa saja yang mungkin dikerjakan untuk menjaga keamanan dalam negeri dan pertahanan terhadap serangan dan luar, melahirkan peradaban. Semua ini ialah unsur-unsur yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan manusia. Suatu negeri yang maju dalam unsur tuisur iiu akan memberikan kepada penduduknya suatu pola hidup sehari-hari, yang berbeda dari kehidupan di negeri-negeri lain.
perbedaan-perbedaan itulah yang menimbulkan perbedaan peradaban.
Dalam suatu negeri yang pertaniannya terbelakang, makanan sehari-hari penduduknya akan berbeda jauh dari makanan sehari-hari negeri yang maju pertaniannya. Suatu negeri pertanian yang maju mendorong timbulnya konsumsi makanan yang banyak macamnya. Negeri itu akan berusaha memenuhi beragam kebutuhan dan selera yang beragam. Tetapi suatu negeri yang terbelakang pertaniannya tak akan dapat memenuhi ragam-ragam semacam Itu. Perbedaan perseorangan dalam kesehatan badan dan penghalusan selera tak akan diperhatikan di sana. Makanan apa saja, yang pada umumnya dihasilkan di negeri itu, semuanya akan dipergunakan tanpa suatu atau banyak perhitungan akan pilihan-pilihan corak makanan lain. Demikian pula suatu negeri yang ketinggalan industrinya, tak akan sanggup mengimbangi negeri industri maju dalam pakaian, perumahan dengan perkakasnya dan dalam pelengkap-pelengkap hidup yang lain guna kenyamanan hidup. Negeri yang industrinya terbelakang tak akan dapat memberi pakaian yang cukup untuk rakyatnya. Bahkan masalah ragam potongan pakaian, jenis bagaimana bahan kain akan dibuat, tak ada di sana. Malahan anak negeri itu tak akan mengenal apa yang dinamakan jas, jangankan pula corak-ragam jas yang sesuai dengan keperluan pada berbagai-bagai keadaan. Bahkan kemeja merupakan barang yang mewah bagi mereka. Pemakaian alas kaki yang dibuat dari kulit tak disamak merupakan barang mewah. Pengertian akan alas kaki itu sendiri pun adalah hal yang luar biasa. Penduduk biasa berjalan dengan kaki tak beralas, atau mereka sudah cukup puas dengan sepotong kulit yang belum disamak dan tak diberi bentuk yang diikatkan pada kaki mereka.
Hal-hal itu kami sebutkan sambil lalu saja. Kami tak dapat menyebutkan semua rincian, tetapi sedikit rincian diperlukan untuk membuktikan bahwa perbedaan-perbedaan dalam pola kehidupan lahiriah kita adalah sebagai akibat dan perbedaan dalam taraf kemajuan yang dicapai oleh berbagai-bagai bangsa dalam pertanian, industri, pengetahuan, dan pendidikan. Perbedaan-perbedaan itu begitu besarnya sehingga mereka yang sudah biasa dengan suatu macam kehidupan, tak suka mencampurkannya dengan macam kehidupan lain. Menurut faham kami perbedaan-perbedaan inilah yang menimbulkan perbedaan-perbedaan dalam peradaban dan pada perbedaan-perbedaan inilah tergantung sebahagian besar soal perang dan damai. Dan perbedaan-perbedaan inilah yang pada akhirnya menimbulkan keinginan-keinginan imperalistis dan ketamakan akan kekuasaan.
Kebudayaan berbeda dan peradaban. Menurut faham kami perhubungan antara kebudayaan dan peradaban sama dengan perhubungan roh manusia dengan jasadnya. Perbedaan-perbedaan dalam peradaban sebenarnya adalah perbedaan dalam kemajuan kebendaan; tetapi perbedaan-perbedaan kebudayaan lahir dan perbedaan-perbedaan kemajuan rohani. Boleh dikatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa terdiri atas pikiran dan cita-cita yang tumbuh dan pengaruh ajaran-ajaran agama dan ajaran susila. Ajaran agama itu menyiapkan dasar-dasarnya. Pengikut-pengikut ajaran itu kemudian mendirikan kebudayaan itu di atas dasar-dasar itu. Saat mendirikannya pada dasar-dasar itu agama itu mungkin menyimpang jauh dan ajaran aslinya, tetapi mereka tidak akan sama sekali terlepas dan hubungan dengan dasar-dasar itu. Seorang yang melaksanakan pola suatu bangunan dapat menyimpang dan rencana-asal sebanyak yang disukainya, tetapi ia tak dapat mengabaikan bagian-bagian yang penting rencana itu. Demikian juga agama-agama dan aliran-ajaran kepercayaan memberikan pola kehidupan. Apa pun yang didirikan pengikut agama-agama dan ideologi-ideologi itu di atas rencana asalnya berkembang menjadi pelbagai pola kesenian dan kesusilaan yang mandiri, sehingga pemerhati-pemerhati terpaksa membagi pengikut-pengikut berbagai agama dalam golongan-golongan yang berlainan sekali. Perbedaan-perbedaan ini adalah perbedaan-perbedaan kebudayaan. Perbedaan-perbedaan kebudayaan telah menjadi sangat penting dewasa ini. Menganjurkan dan menuntut toleransi serta pandangan luas adalah suatu hal yang sudah umum dewasa ini. Kendati begitu, seorang yang namanya saja Kristen, kalau tidak seorang atheis, jauh lebih mudah bercampur-gaul dengan seorang Kristen taklid atau dengan seorang Muslim takmid. Memang tak dapat diragu-ragukan bahwa di zaman kita kepentingan-kepentingan politik juga mempengaruhi hubungan antar bangsa-bangsa, dan kepentingan-kepentingan politik ini lahir dari perbedaan-perbedaan peradaban. Tetapi perbedaan-perbedaan kebudayaan tak kurang pentingnya. Seorang Muslim Eropa sangat ramah kepada seorang Muslim Asia; keramahan yang ditunjukkan kepada sesama Muslim tak akan ditunjukkannya kepada sesama orang Eropa. Seorang Kristen Eropa taklid ramah terhadap seorang atheis Amerika. Apakah ini disebabkan oleh kecenderungan agama? Tidak! Kalau kecenderungan agama merupakan satu-satunya unsur yang bekerja, maka seorang Kristen seharusnya lebih dekat ke hati seorang Muslim daripada ke hati seorang atheis.
Pada hakikatnya ialah, di antara orang Kristen dan orang Kristen, meskipun seorang dari mereka itu atheis, ada pertalian-pertalian kebudayaan yang dapat kita sebutkan kebudayaan Kristen. Seorang atheis Kristen bukan lagi orang Kristen dalam kepercayaan-kepercayaan agama, tetapi perasaan dan tindakannya tidak lepas dari pengaruh kebudayaan Kristen. Pengaruh-pengaruh yang sudah turun-temurun dalam beberapa angkatan tak mudah dilenyapkan. Seorang seniman Kristen yang mungkin menjadi atheis dalam pikirannya, masih akan memperlihatkan pengaruh kebudayaan Kristen dalam lukisan-lukisan dan musiknya. Tetapi, sebenarnya, tanpa pengaruh demikian itu keseniannya akan kelihatan janggal seperti tumbuhan tapak-liman tumbuh di dalam taman mawar.
27
BERBAGAI-BAGAI MASA PERADABAN DAN KEBUDAYAAN
Kini kami ingin menjelaskan bahwa masa-masa peradaban dan kebudayaan itu kadang-kadang datang dalam isolasi dan kadang-kadang dalam kombinasi. Peradaban dan kebudayaan kadang-kadang tiba secara terpisah-pisah, kadang-kadang serempak. Kadangkala suatu bangsa mencapai peradaban tinggi, tetapi tidak mencapai kebudayaan tinggi; kadangkala mencapai kebudayaan tinggi, tetapi tidak mencapai peradaban tinggi. Roma dalam kejayaannya memiliki peradaban tinggi; tetapi tak mempunyai kebudayaan. Kesenian dan filsafatnya tidak terbit dan suatu ideologi yang mendasar. Setiap orang bebas berkembang menurut caranya sendiri dan menafsirkan hidup dengan tidak berpedoman pada suatu prinsip yang luas dan pokok. Dalam beberapa abad yang pertama sejak lahirnya agama Kristen tidak memberikan peradaban kepada dunia, tetapi memberikan suatu kebudayaan yang bertaraf tinggi sekali, suatu kebudayaan yang lahir dan suatu pandangan hidup tertentu dan karenaitu mempunyai corak yang mandiri. Orang-orang Kristen yang pertama mendasarkan tindakan-tindakan mereka pada prinsip-prinsip tertentu; kehidupan mereka sudah ditetapkan oleh beberapa batas. Dasar-dasar dan batas-batas ini ditentukan untuk mereka oleh ajaran-ajaran agama mereka. Pada pihak lain, prinsip-prinsip dan batas-batas lingkup kerja alam pikiran Romawi ditentukan oleh pertimbangan kebendaan.
Pendek kata, Roma lama adalah contoh yang bagus sekali buat peradaban dan agama Kristen lama suatu contoh yang serupa buat kebudayaan. Kemudian peradaban dan kebudayaan itu bercampur di Roma. Ketika Roma memeluk agama Kristen, Roma mempunyai peradaban dan kebudayaan, tetapi peradabannya ada di bawah pengaruh kebudayaannya. Dewasa ini Eropa mempunyai kedua-duanya, peradaban dan kebudayaan, tetapi karena merajalelanya faham-faham kebendaan, maka kebudayaannya dikuasai oleh peradaban.
Kalau kita mempelajari sejarah dunia, maka akan kita ketahui bahwa zaman-zaman ketika agama berhasil memajukan filsafat kesusilaan yang benar atau kebudayaan yang benar, tampaknya sesuai benar dengan masa kita sendiri. Demikian pula, zaman ketika pandangan hidup kebendaan telah menghasilkan peradaban yang benar, tampaknya serupa sekali dengan zaman kita sendiri. Tetapi, dua perbedaan tampak lebih menonjol. Peradaban-peradaban dan kebudayaan-kebudayaan yang muncul sebelum kedatangan Islam tidak bersifat universal dalam imbauan atau konsepsinya. Keduanya tak dipanoarkan dari suatu prinsip yang universal. Agama dan peradaban tidaklah tumbuh sebagai ranting-ranting yang tumbuh dan akar yang sama. Kalau mereka kelihatannya begitu, maka persatuan mereka tidaklah hakiki. Dalam agama Yahudi memang ada diusahakan menyatukan peradaban dan kebudayaan. Dalam Perjanjian Lama dengan sangat luasnya faham-faham dan cita-cita sosial digabungkan dengan wawasan-wawasan kebendaan, dan kedua-duanya berpusat di sekitar agama. Tetapi, ;.percobaan Perjanjian Lama ini dapat disebutkan hanya sebagai percobaan pertama dan bukan percobaan terakhir yang berhasil. Yang demikian ini beriaku juga terhadap agama Hindu dan Zoroaster.
Seribu-satu keperluan hidup manusia tampaknya menghendaki suatu ideologi dan suatu sistem berpikir yang cukup luwes untuk dipakai sebagai penuntun dalam semua keadaan dan semua kebutuhan. Ideologi semacam itu tak diberikan oleh agama-agama lama. Yang diberikan mereka untuk kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang sudah beradab ialah suatu ajaran yang kaku dan tidak luwes. Tetapi kebutuhan-kebutuhan yang tak terhifung banyaknya dan masyarakat ummat manusia yang luas itu tak dapat dipenuhi oleh suatu sistem ajaran yang tidak luwes. Yang membedakan manusia dan hewan-hewan ialah kenyataan yang amat penting bahwa makhluk insani, sementara mereka serupa benar, namun juga yang seorang berbeda sekali dari yang lain. Dunia hewan dikenal dari keseragamannya yang mati. Kerbau, sapi, singa, harimau, burung elang dan ikan, pendek kata, binatang-binatang dan unggas-unggas, baik yang hidup di darat, di air atau pun di udara, semuanya sama dalam lahiriah mereka - dan juga dalam susunan otaknya. Tampaknya mereka tunduk pada hukum yang sama. Tetapi manusia berlainan. Makhluk insani datang ke dunia ini dengan bentuk badan yang sama. Perawakan mereka sama dan roman muka mereka dan anggota-anggota panca indera mereka juga tampak sama benar. Tetapi, berkenaan dengan otak dan apa-apa yang dipikirkan dan dirasakan mereka, satu-sama 29 lain perbedaan sekali. Kalau kita harus mempunyai tuntunan bagi semua makhluk insani, yang mempunyai keadaan dan kepribadian yang berlain-lainan itu, maka tuntunan itu mesti suatu tuntunan yang kekakuannya telah diimbangi oleh suatu kekenyalan yang cukup luwes.
KEBUDAYAAN-KEBUDAYAAN YAHUDI DAN KRISTEN
Karena dunia sudah maju maka manusia sudah mengadakan usaha demi usaha untuk mendekati cita-cita ini. Musa a.s. memberikan agama dan peradaban kepada Bani Israil. Tetapi ajarannya ternyata terlalu kaku untuk memberikan jawaban terhadap berbagai desakan yang ada dalam kesanggupan kodrat manusia. Segera sesudah kaum Bani Israil mulai berpikir menuruti saluran-saluran baru dan menganut cita-cita dan tujuan-tujuan baru dan membuka tanah baru, ajaran yang ditinggalkan Musa a.s. untuk mereka mulai tidak mencukupi. Musa a.s. tidak berhasil membentuk warga-warga baik dan angkatan baru Bani Israil. Betul, mereka masih terus mengikatkan din mereka pada ajaran itu, tetapi mereka itu menjadi pemberontak-pemberontak atau menjadi orang-orang munafik. Oleh karena itu, agama Kristen tak dapat berbuat lain selain mengatakan bahwa syariat adalah kutukan. Agama Kristen terpaksa menyatakan ini, karena melihat bahwa kekakuan yang sangat pada syariat Musa a.s. telah menjadikan makhluk insani itu pemberontak-pemberontak dan orang-orang munafik. Tetapi ajaran Isa a.s. disampaikan beberapa abad sesudah Musa a.s.. Syariat Musa a.s. adalah laksana jas yang dibuat untuk ukuran anak-anak yang tidak sesuai lagi untuk Bani Israil yang sudah dewasa. Isa a.s. melihat orang-orang dewasa dan yang bertubuh kuat dengan sia-sia mencoba mengenakan pakaian yang dibuat untuk anak-anak kecil. Jiwa Isa a.s. memberontak terhadap itu. Rasanya kita terpaksa mengatakan bahwa dari dasar hati sanubari Isa a.s. datang suara Tuhan berkata, "Kaum ini sudah maju jauh daripada masa ketika mereka menerima ajaran mereka dari Musa a.s.. Ajaran itu cukup bagi mereka selama mereka tetap berada dalam keadaan mereka dahulu. Tetapi kini mereka 30 memerlukan ajaran baru, jas baru, yang sesuai dengan ukuran mereka yang bertambah besar." Tetapi ajaran baru yang akan diajarkan Isa a.s. kepada Bani Israil atau, lebih tepat lagi, ajaran yang oleh orang-orang- Kristen, yang datang berabad-abad sesudah Isa a.s., dinisbahkan kepadanya dapat disimpulkan dalam ungkapan, "Syariat adalah kutukan."
Tak ayal lagi, makanan yang ada di luar kemampuan pencemaan seseorang adalah suatu kutukan, tetapi tidak pada tempat nya untuk mengambil kesimpulan dan keadaan itu bahwa makanan itu sendiri adalah kutukan dan bukan karunia. Sebuahjas kecil nampak ganjil pada orang dewasa yang bertubuh kuat, demikian pula halnya dengan jas besar pada badan seorang anak-anak. Sebuah jas kecil pada badan seorang dewasa dan suatu jas besar pada seorang anak-anak kelihatan ganjil, tetapi tak dapatlah dikatakan bahwa jas itu sendiri yang ganjil. Oleh karena itu tampak kepada kita bahwa menisbahkan kepada Isa a.s. ajaran, bahwa: "Syariat adalah kutukan," merupakan perbuatan yang kejam. Yang dapat dikatakan atau dimaksud Isa a.s. hanyalah, bahwa penafsiran dari ajaran Musa a.s. yang ada pada masa Isa a.s. sudah menjadi kutukan bagi bangsa di waktu itu. Kalau ini yang dimaksudkannya, benarlah yang dikatakannya. Tetapi, pengikut-pengikut Isa a.s. mengubah hikmah itu menjadi sesuatu yang tak pantas. Pendeknya, baikpun Isa a.s. berkata apa yang kami sangka beliau katakan, maupun apa yang secara salah disangka orang-orang Kristen beliau katakan, tak dapat disangsikan lagi bahwa pada masa itu pikiran manusia telah maju jauh sekali dari pada keadaannya di masa Musa a.s.. Manusia kini memerlukan penyuluhan baru, etika baru, peradaban baru, dan kebudayaan baru. Tetapi, sementara Guru-guru Yahudi mengikatkan orang pada ajaran yang dirasakan sempit, Guru-guru Kristen membebaskan orang dari semua kewajiban susila dan agama. AjaranMusa a.s. mengekang alam pikiran Bani Israil untuk maju melampaui masa Musa a.s., kecuali mereka yang melakukannya dengan pemberontakan atau kemunafikan. Ajaran Kristen membuat orang bebas dari semua kewajiban dan membawa kepada kepercayaan bahwa syariat tak dapat mengangkat manusia kepada suatu ketinggian susila. 31
Manusia kelihatannya seakan-akan mengambil alih dari Tuhan kewajiban membuat rencana untuk keselamatannya. Akibatnya ialah, agama itu sendiri yang mengira bahwa pengorbanan Tuhan perlu untuk keselamatan manusia, mulai mengajaTkan bahwa untuk kemajuan susila manusia, tuntunan Tuhan tidak diperlukan. Catatan sejarah lengkap yang kita miliki hanya sejarah agama Yahudi. Karena itu, kami ambilkan contoh-contoh kami dari sejarah Bani Israil. Kalau suatu perkara bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu proses evolusi, kita hanya dapat menjawabnya dengan menunjuk kepada catatan-catatan sejarah yang lengkap dalam segala tahapnya. Sejarah agama Yahudi merupakan bukti untuk kenyataan bahwa alam pikiran manusia terus tumbuh dalam waktu yang panjang. Alam pikiran manusia melintasi tingkatan demi tingkatan, tetapi tampaknya tak sampai kepada suatu tujuan terakhir. Demikian pula, sejarah dunia merupakan bukti bagi kenyataan bahwa alam pikiran manusia telah maju melalui beberapa taraf kemajuan sosial, tetapi masih belum berhasil mencapai pengertian tentang persaudaraan manusia yang luas jangkauannya. Kedua jalur bukti itu kelihatan menunjukkan kepada kenyataan bahwa alam pikiran manusia, seperti juga jasad manusia, harus menempuh berbagai-bagai taraf evolusi. Tetapi sampai kedatangan Islam alam pikiran manusia tidak mencapai suatu macam tujuan terakhir dalam kemajuan rohani. Waktu melalui berbagai taraf kemajuan sosial, alam pikiran manusia tak mampu melampaui pembatasan-pembatasan bangsa dan induk bangsa, dan gagasan tentang persamaan manusia dan cita-cita persaudaraan umat manusia tidak berkembang. Alam pikiran manusia melewati berbagai masa kebudayaan, tetapi tak mencapai suatu syariat yang memuaskan, suatu syariat untuk segenap umat manusia. Ajaran Musa a.s. memang melakukan usaha hendak menghimpun cita-cita sosial dan kebudayaan, tetapi sesudah lewat suatu masa ia mulai gagal. Ia plulai gagal, karena apa yang ditawarkannya tidak merupakan kata akhir bagi pokok persoalan. Isa a.s. memang mencoba membuat perubahan, tetapi perubahan itu ternyata tak mencukupi dan tak mampu menghadapi pasang pemberontakan yang telah melibat alam pikiran manusia. Yang masih tinggal dari ajaran Isa a.s. hanyalah ucapan yang dinisbahkan kepada ajaran Kristen bahwa syariat menyinggung perasaan baik 32 .g~tlap orang yang mau berpikir. Jika ia tidak ditafsirkan selayaknya, ucapan itu sendiri adalah kutukan, karena hanya membuat manusia berpaling dan Tuhan dan membebaskannya dan hidayah-Nya. Karena itu tujuan yang hendak dicapai evolusi alam pikiran manusia kelihatannya belumlah tiba. Proses dan tahap-tahap yang dilalui peradaban dan kebudayaan manusia membenarkan kenyataan bahwa peradaban dan kebudayaan itu tunduk kepada hukum evolusi yang kepadanya badan manusia tunduk sejak lama. Karena itu agaknya pasti bahwa peradaban dan kebudayaan manusia harus mencapai kesempurnaan terakhir, persis sebagaimana badan manusia, sesudah mengalami proses evolusi yang panjang, telah mencapai bentuk kesempurnaan terakhir; dan ini saja menunjukkan keperluan akan adanya Islam di samping agama-agama lain, keperluan akan agama yang akan memberikan tujuan akhir bagi evolusi kebudayaan manusia, ialah, satu tujuan yang tersimpul dalam ajaran Al-Quran.
SATU PERTANYAAN YANG MENDESAK
Pertanyaan ketiga, yang jika dijawab dengan mengiakannya akan membuktikan keperluan akan Al-Quran, ialah: Apakah kitab-kitab dahulu telah mengalami cacat sehingga dikehendaki suatu kitab baru, ialah, Al-Quran?
Dalam menjawab pertanyaan ini kita harus ingat bahwa tolak ukur pertama yang dengan itu kita dapat mengukur faedah suatu kitab ialah: terhindarnya dari percampurtanganan dan luar. Suatu kitab wahyu adalah lebih tinggi derajatnya dan buku buatan manusia, karena kita dapat menganggap bahwa kitab wahyu tidak akan membawa kita kepada kesalahan. Tuhan ialah penyuluh sejati. Karena itu, dalam kitab yang diwahyukan-Nya kita dapat berharap akan menjumpai hanya nur dan kebenaran, bukan kegelapan dan kesesatan. Kalau dalam pengertian kita tentang Tuhan tidak terangkum kepercayaan semacam itu terhadap apa yang diwahyukan-Nya, maka pengertian itu tak ada artinya. Sekiranya kabar-kabar dan Tuhan dapat pula keliru, apakah dasar bagi kita untuk berpendapat bahwa ajaran Tuhan lebih luhur dan ajaran 33 manusia? Dalam kepercayaan kepada suatu kitab juga termasuk kepercayaan bahwa kitab itu Input dan kesalahan. Tetapi tidak mustahil bahwa suatu kitab yang pada mulanya diwahyukan oleh Tuhan dapat mengalami campur tangan manusia. Kalau isi suatu kitab mengalami penambahan atau pengurangan oleh tangan manusia, maka kitab itu tak bisa lagi berguna sebagai penyuluh.
Kalau kita menyelidiki kitab-kitab wahyu yang lama dan sudut pandangan itu, kita akan mengetahui bahwa kitab-kitab itu tak memuaskan sama sekali. Pengikut-pengikut Perjanjian Lama menganggapnya sebagai kitab wahyu. Juga orang-orang Kristen melukiskannya sebagai Kitabullah dan orang-orang Muslim juga beranggapan bahwa kitab itu suatu wahyu. Tetapi, soalnya adalah: adakah kitab wahyu itu masih terus mempertahankan teksnya yang asli dan utuh seperti saat diwahyukan. Memang, ketiga kaum -- Yahudi, Kristen, dan Muslim — sepakat bahwa Tuhan berbicara kepada nabi-nabi Perjanjian Lama. Tetapi mereka sudah tidak percaya lagi, dan bukti di luar dan di dalam tidak lagi menunjang pendapat, bahwa isi Perjanjian Lama sebagaimana yang
kita miliki sekarang ini merupakan perkataan Tuhan sebagaimana diwahyukan mula-mula. Dari sejarah Bani Israil kita mengetahui bahwa dalam masa Nebukadnezar kitab-kitab Bani Israil dibakar dan dimusnahkan. Kitab-kitab itu ditulis ulang oleh Nabi Ezra a.s. dan tentang Ezra a.s. kita baca dalam kepustakaan Yahudi:
"Kitab-kitab itu telah dihipakan, tetapi Ezra mengadakannya lagi" (Suk. 20a: Jew. Enc. jilid 5, him. 322).
Dan lagi:
Ezra mengadakan lagi teles Taunt, yang memasukkan tulisan Assiyria atau hunif-hunif segi empat (Sanh. 21b; Jew. Enc. jilid 5, him. 322).
Demikian pula kita baca:
Ia memperlihatkan kesangsiannya tentang betul atau tidaknya beberapa kata teks dengan menaruh titik-titik di atasnya. Kalau Elias menyetujui teks itu, katanya, titik-titik itu boleh diabaikan; kalau ia setuju, kata-kata yang disangsikan itu harus dibuang dari teks (Ab. R.N. XXXIV; Jew. Enc. jilid 5, Mm. 332).
34
Dan kutipan-kutipan itu jelaslah bahwa Taurat, dalam bentuk apa jua terdapat pada waktu itu — baik dalam bentuk sebagaimana dibuat oleh Ezra a.s. atau dalam bentuk yang diterimanya dan masa dahulu — adalah suatu kitab yang sangat disangsikan dan tidak dapat dipercayai. Teks umumnya tak dapat lagi dianggap sebagai perkataan Tuhan yang terpelihara dalam kemurnian aslinya. "Kitab Ezra" tidak lagi termasuk dalam Bible sebagaimana kita ketahui masa kini. Namun demikian, kitab itu tak langsung dapat dipercayai dan kitab-kitab Bible lainnya. Ia dinamakan "Kitab Yunani dari Ezra." Pada masa dahulu ia diletakkan sebelum kitab-kitab Ezra dan Nehemia. Kemudian Yerome, seorang pendeta Kristen ternama, yang diberi tugas oleh Paus untuk menyusun Bible, mengeluarkannya dan Bible dengan alasan bahwa aslinya dalam bahasa Iberani tak bisa diperoleh lagi. CHeli sementara orang kitab ini dilukiskan sebagai Kitab Ezra ketiga dan oleh orang-orang yang lain sebagai kitab kedua. Pendeknya, tampak bahwa walaupun kitab ini dikeluarkan dan Bible, namun sebagian besar orang-orang Yahudi dan Kristen melukiskannya sebagai "Kitab Ezra." Dalam ayat 20—25 dan bab ke 14 pada kitab itu kita baca :
Lihatlah, Tuhan, hamba akan pergi, sebagaimana engkau perintahkan kepada hamba dan memberi ingat orang-orang yang ada; tetapi mereka yang lahir kemudian, siapa yang akan menasehati mereka? Dengan demikian dunia diliputi kegelapan dan mereka yang tinggal .di dalamnya berada tanpa cahaya. Sebab Syariat Engkau sudah dibakar, karena itu tak ada orang lain yang tahu akan hal-hal yang telah Engkau lakukan, atau pekerjaan yang akan mulai. Tetapi kalau hamba pada hadirat Engkau mendapat semua yang dilakukan di dunia sejak permulaan, yang ditulis dalam Syariat Engkau. supaya manusia memperoleh jalan Engkau dan supaya mereka yang akan hidup di masa nanti dapat hidup. Dan Dia menyahuti saya, dengan berkata: Lakukanlah maksudmu, hipunkanlah orang-orang dan katakan kepada mereka agar mereka jangan mencari engkau selama empatpuluh hari. Tetapi, usahakan agar engkau menyediakan banyak peti kayu, dan bawa besertamu Saic, Dabria, Selemia, Ecanus dan Asiel, lima orang ini yang bisa menulis cepat; dan datanglah kemari. Aku akan menyalakan lilin pengertian dalam hatimu, yang tidak akan dipadamkan, sampai terjadi segala perkataan yang akan engkau mulai menuliskannya (Kitab-Kitab Apokrif; Esdias,14).
35
Dan sini tampak bahwa Ezra dan kelima juru tulis itu bekerja keras dalam empat puluh hari dengan menyendiri dan dengan bantuan Tuhan menyusun 204 kitab. Dalam ayat 44 dan bab ini juga kita baca:
"Dalam empat puluh hari mereka menuliskan dua ratus empat Kitab" (Kitab-Kitab Apokrif; II Esdras, 14).
Dan sini kita dapat mengambil kesimpulan :
(a) bahwa di masa Nabi Ezra a.s. yang hidup 450 tahun sebelum Isa a.s. Taurat dan kitab nabi-nabi lain sudah campurbaur;
(b) bahwa tak terdapat suatu naskah kitab-kitab tersebut di masa itu yang dapat dipercayai;
(c) bahwa Ezra a.s. menulis ulang kitab itu.
Memang, kepada kita dikatakan bahwa kitab-kitab itu diwahyukan. Tetapi diwahyukan hanya berarti bahwa Tuhan memberi bantuan dalam penyusunannya. Itu tidak berarti bahwa teksnya, kata demi kata, diwahyukan oleh Tuhan. Kita mengetahui dan tarikh Yahudi bahwa Ezra a.s. sendiri menolak beberapa bagian dan teks dengan alasan karena tak dapat dipercayai dan keputusan terakhir diserahkannya kepada Elias a.s. Oleh sebab itu Taurat sebagaimana yang kita kenal masa kini bukanlah Taurat yang diwahyukan kepada Musa a.s. Ia adalah Taurat yang dituliskan Ezra a.s. dan ingatannya, dan tentang beberapa bagian daripadanya ia sendiri menaruh sangsi. Malahan kita dapat berkata bahwa Taurat dewasa ini bahkan bukanlah yang ditulis Ezra a.s., karena Ezra a.s. menulis 204 kitab, dan kita tidak menemukan 204 kitab dalam Bible.
Tentang ingatan Ezra a.s. sarjana-sarjana Kristen sendiri menyatakan kesangsian besar mereka. Adam Clark, penafsir Bible terkenal berkata dalam tafsimya (1891), di bawah I Tawarikh 7:6, bahwa di sini Ezra a.s. keliru menempatkan nama cucu-cucu dan bukan nama anak-anak, dan bahwa usaha untuk mencoba menjembatani pertentangan-pertentangan semacam ini adalah sia-sia (him. 168).
Dalam 7:6 kita baca:
Maka Bani Benyamin itulah Bela dan Becher dan Jediael, tiga orang. 36
Sedang dalam 8:1,2 kita baca:
Bennula maka Benyamin bernaklah Bela, anak sulungnya, dan Asybel yang kedua dan Ahiah yang ketiga. Dan Noba yang keempat dan Rafa yang kelima.
Ulama-ulama Yahudi berpendapat bahwa Ezra a.s. tak tahu pasti apakah seorang tertentu itu anak ataukah cucu seorang lainnya. Kalau serupa itu pendapat sarjana-sarjana Yahudi dan Kristen tentang ingatan Ezra, bagaimana orang-orang Yahudi dan Kristen awam dan orang awam lainnya dapat merasa puas tentang nilai kerohanian suatu kitab yang begitu sedikit dapat dipercayai seperti Bible?
Marilah kita kini pindah kepada bukti dan dalamnya tentang hal itu. Dalil yang paling penting dan paling menentukan dalam hal ini diberikan oleh Ulangan 34:5,6:
Maka dennidan matilah Musa hamba 'Mlan itu -di sana, di tanah Moab, seperti firman Tuhan. Maka dikuburkannyalah ia dalam suatu lembah di tanah Moab, bertentangan dengan Bait-Peor, maka seorang pun tiada mengetahui kuburnya sampai kepada hari ini.
Ayat-ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa ayat-ayat ini disusun dan ditambahkan beratus-ratus tahun sesudah masa Musa a.s.. Tidaklah masuk akal bahwa Tuhan pernah mencakapi Musa a.s. dengan berkata, "Tak seorang pun tahu tentang kuburanmu sampai hari ini." Dapatkah kata-kata itu ditujukan kepada seorang yang masih hidup? Dapatkah kata-kata "sampai hari ini" digunakan dalam suatu pembicaraan yang ditujukan kepadanya? Kemudian dalam ayat 8 kita baca:
Maka Musa pun ditangisi oleh segala bani Israel di padang-padang Moab tigapuluh hari lamanya, maka genaplah segala hari tangisan dan perkabungan sebab Musa itu.
Ayat ini menunjukkan bahwa ayat ini tak mungkin diwahyukan kepada Musa a.s., melainkan adalah sisipan di waktu kemudian.
Kemudian dalam ayat 10 kita baca:
Maka di antara orang Israil tiada berbangkit pula seorang Nabi yang seperti Musa, yang dikenal oleh Tuhan muka dengan muka.
37
Ini juga tampaknya bukanlah wahyu Musa a.s., melainkan bikinan yang dilakukan beratus-ratus tahun kemudian sesudah wafatnya dan dimasukkan ke dalam kitab Musa a.s. Itu mungkin pekerjaan Ezra a.s., tetapi juga mungkin perbuatan seorang orang lain.
Untuk bukti dan dalam selanjutnya tentang Taurat, sebagaimana yang kita kenal, disusun sesudah masa Musa a.s. dan berisikan tulisan orang-orang lain, kita hams baca Kejadian 14:14:
Demi didengar Jeh Abram akan hal saudaranya telah dibawa dengan tertawan, maka dilengkapkannyalah dengan senjata akan segala hambanya yang berpelajaran, yaitu segala orang yang telah jadi dalam rumahnya, ada tigaratus delapan belas orang; lalu dikejarnya musuh itu sampai ke negeri Dan.
Bandingkan ini dengan Hakim-Hakim 18:27-29 yang di dalamnya dikatakan bahwa kota yang dinamakan Dan dalam kitab Kejadian mula-mula dinamakan Lais. Setelah kira-kira 80 tahun sesudah Musa a.s. kota itu ditaklukkan oleh Bani Israil dan dinamai kembali Dan. Kita baca:
Demikianlah diambil oleh bani Dan akan barang-barang yang telah diperbuat oleh Micha dan akan iman yang padanya, lalu sampailah mereka itu ke Lau, kepada suatu bangsa yang selamat sentosa, maka dibunuhnya orang itu dengan mata pedangnya dan dibakarnya haus akan negerinya dengan api. Maka seorangpun tiada yang membantu akan orang itu, karena jauhnya negerinya dari Zidon dan tiada orang itu beramah-ramahan dengan barang suatu bangsa yang lain, maka kedudukan negerinya dalam lembah yang hampir dengan Bait-Reboh. Arakian, maka dibangunkan pula oleh Bani Dan akan negeri itu, lalu mereka itu duduk di dalamnya. Dan dinamainya akan-negeri itu Dan menurut nama Bapak mereka itu, yang telah diperanakkan bagi Israil, walaupun dahulu nama negeri itu Lais.
Soalnya ialah bahwa suatu nama yang diusulkan 80 tahun sesudah Musa a.s., tak mungkin terdapat dalam kitab Musa a.s. Karena itu jelaslah bahwa kitab Musa a.s. mendapat tambahan-tambahan sesudah wafatnya dan banyak penulis menyelipkan pikiran-pikiran dan angan-angan mereka sendiri ke dalamnya. 38 Penyuntingan semacam ini tak terbatas sampai kitab Musa a.S:saja. Kitab-kitab Bible lainnya juga mengalami nasib serupa.
Dalam Yusak 24:29 kita baca:
Hatta maka kemudian daripada segala perkara yang tersebut itu, matilah Yusak bin Nun, hamba Tuhan itu, umurnya seratus sepuluh tahun.
Demikian juga dalam Ayub 42:17 tertulis:
"Maka matilah Ayub dengan sangat tuanya dan dengan sepuas-puas umurnya."
Dan kutipan-kutipan ini nyatalah sejelas-jelasnya bahwa kitab Yusak tidak ditulis oleh Yusak a.s. dan Kitab Ayub tidak ditulis o1eh Ayub a.s. Sebaliknya kitab-kitab itu adalah penyusunan orang- orang yang datang kemudian dan menyusunnya dan ceritera-yang mereka dengar dan orang-orang lain.' Mungkin pula bahwa nabi-nabi yang ajaran-ajaran mereka tertulis dalam Bible, telah mengumpulkan firman-firman Tuhan sebagaimana yang mereka terima, tetapi tulisan-tulisan yang mereka tinggalkan tak dapat bertahan terhadap nasib dimakan waktu, dan ketika tulisan-tulisan itu musnah, maka orang-orang yang datang kemudian menuliskannya kembali dan ingatan mereka, dan dengan berbuat demikian memasukkan banyak pikiran dan pertimbangan mereka sendiri ke dalamnya. Adakah mengherankan kalau kitab-kitab, yang menurut bukti sejarah dan bukti isinya sendiri, telah menjadi lemah dan rusak ini, tak memberikan kepuasan lagi kepada pembacanya? Mengherankanlah kalau, karena itu, Tuhan juga membatalkan perlindungan-Nya terhadap kitab-kitab itu sehingga manusia mulai mencari dan mengharapkan suatu kitab yang harus bersih dan kebal terhadap segala macam campur tangan manusia? Tetapi, sekiranya kitab-kitab ini telah rusak sekalipun, Tuhan tidak pula menurunkan ke dunia sebuah kitab yang dapat dianggap perkataan Tuhan sendiri, dan perlindungan untuknya terhadap campur tangan manusia tak dapat disangsikan, maka kita terpaksa; mengakui bahwa Tuhan tak menaruh minat untuk menuntun manusia dan Dia menaburkan benih kepercayaan tidak atas tanah yang menumbuhkan kepastian dan keyakinan, melainkan atas 39 tanah yang melahirkan ketidakpastian dan keraguan, dan bahwa Dia malahan tak ingin memberikan kepada kepercayaan suatu kadar kepastian yang dimiliki oleh kekufuran. Tetapi, dapatkah kita menaruh pikiran semacam itu? Layakkah itu bagi Tuhan; Kalau itu tidak benar, dan memang pasti tidak benar, bahwa Tuhan tidak berminat memberi petunjuk, maka kita hams mencari kitab yang akan melebihi Bible dan menggantikan isi firman Tuhan yang sudah dipalsu dan ditambah tambah itu.
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN DALAM PERJANJIAN LAMA
Bukti intern lainnya yang menyatakan bahwa ldtab-kitab Bible tidak lagi menyajikan wahyu asli, diberikan oleh pertentangan-pertentangan yang terdapat di antara berbagai bagian teksnya.
(1) Umpamanya dalam Kejadian 1:27 kita baca:
"Maka dijadikan Allah akan manusia itu atas petanya."
Dan selanjutnya dalam 2:17 kita baca:
"Tetapi buah pohon pengetahuan akal hati baik dan jahat itu janganlah engkau makan."
Kedua kutipan ini bertentangan. Kalau keduanya hams diakurkan, maka kita terpaksa menerima bahwa bahkan Tuhan tak kenal pengetahuan tentang baik dan bunik. Oleh karena Adam ialah peta Tuhan, maka kalau ia tuna pengetahuan tentang baik dan buruk, harus pula kita terima bahwa Dia tidak mempunyai kekuatan membedakan kebaikan dan kejahatan; padahal memiliki pengetahuan itu merupakan sifat Ketuhanan yang paling tinggi. Semua sifat lainnya tunduk kepada sifat itu. Kalau manusia tak mampu membedakan kebaikan dan kejahatan, ia tak mampu menghasilkan sesuatu yang berharga. Apa yang paling berharga dan bernilai ialah yang dilakukan dengan sengaja dan dengan sepenuh kesadaran. Apa yang dilakukan dengan tak sengaja dan tanpa sadar tidak mempunyai nilai susila. Kalau orang tak sanggup 40 membedakan kebaikan dan kejahatan, ia bukanlah makhluk susila, karena ia tak sanggup memilih kebaikan maupun menyingkiri keburukan.
Adakah Tuhan, menurut ulama-ulama Yahudi dan Kristen, juga sepi dan sifat susila itu? Tidakkah Tuhan tahu apa yang baik dan apa yang jahat? Kalau Dia tak mengetahui, mengapa Dia menurunkan nabi-nabi, dan apa yang hendak diupayakan-Nya mengajarkan dengan perantaraan mereka? Tidakkah Tuhan berminat hendak menegakkan kebaikan dan menghancurkan kejahatan? Kalau kita lupakan barang sebentar bahwa tujuan sebenarnya kejadian manusia ialah agar ia membedakan kebaikan dan keburukan, dan kalau pengetahuan ini dilarang baginya, apakah gunanya ia dijadikan? Kalau manusia tak dapat memperoleh kearifan tentang .kebaikan dan kejahatan, bagaimana mungkin dapat dikatakan ia dijadikan dalam peta dan keserupaan Tuhan? Tanpa menyadari fakta-fakta susila dan perbedaan-perbedaan susila, manusia tak dapat menjelmakan suatu keserupaan dengan Tuhan. Kalau manusia itu peta Tuhan, maka salahlah persangkaan, bahwa ia dilarang pergi mendekati pohon pengetahuan tentang kebaikan dan kejahatan. Kalau ia dilarang mendekati pohon kearifan tentang kebaikan dan kejahatan, maka salahlah mengatakan bahwa Tuhan menjadikan manusia dalam peta-Nya.
(2) Dalam Kejadian 2:17 kita baca:
Karena pada hari engkau makan daripadanya*) engkau akan mati.
*pohon kearifan tentang baik dan buruk (Peny.).
Dalam Kejadian 2:9 kita baca:
Maka di sana ditumbuhkan Tuhan Allah daripada tanah berbagai-bagai pohon yang permai kepada pemandangan mata dan baik akan dimakan, dan lagi adalah pohon alhayat di tengah-tengah taman itu dan pohon pengetahuan akan hal baik dan jahat pun. Ayat-ayat ini hanya mempunyai salah satu dan dua macam arti, bahwa hanya ada sebatang .yang sanggup memberi hidup dan juga pengetahuan tentang kebaikan dan kejahatan, atau, bahwa ada dua batang pohon; yang satu yang dapat memberikan hidup
41
dan yang lain yang memberikan pengetahuan tentang kebaikan dan kejahatan. Jika, menurut ayat itu, hanya ada satu pohon, maka Kejadian: 2:17 ternyata salah, karena ayat 9 memberikan pohon itu kekuatan-kekuatan memberi hidup, tidak mempunyai khasiat mematikan. Kalau, menurut Kejadian, ada dua pohon dan bukan satu, maka kedua ayat ini saling bertentangan. Kalau Adam memakan buah pohon pengetahuan tentang kejahatan, kematian bukan hal yang tidak dapat dielakkan karena ia dapat pula memakan buah pohon yang memberikan hayat. Pada hakikatnya, menurut Bible, ketika Adam a.s. makan buah pohon pengetahuan, beliau dapat pula makan buah pohon yang memberikan hayat. Kalau akibat memakan buah suatu pohon adalah kematian yang pasti maka akibat memakan buah pohon lain ialah hidup abadi. Keadaan, saat Adam a.s. ditempatkan, sukar difahami; satu pohon menawarkan hidup abadi kepadanya, yang lain menawarkan maut. Kita mengetahui dari Bible bahwa Adam a.s. dan isterinya memakan buah pohon hayat. Kita baca dalam Kejadian 3:2-3:
Maka sahut perempuan itu kepada ular: Boleh kami makan buah-buah segala pohon yang dalam taman ini. Akan tetapi akan buah pohon yang di tengah taman itu adalah firman Allah: Jangan engkau makan atau jamah akan dia, supaya jangan engkau mati.
Dari ayat-ayat ini tampaklah bahwa Adam a.s. dan isterinya memakan buah-buah segala pohon, kecuali pohon pengetahuan. Kalau ceritera Bible ini benar, maka Adam a.s. dan isterinya pasti makan buah pohon hayat, dan kalau mereka makan buah hayat ini, bagaimana mungkin mereka mati? Namun kita baca dalam Kejadian.•3:22:
Maka firman Tuhan Allah: Bahwasanya manusia ini telah menjadi bagaikan seorang kita, sebab diketahuinya akan baik dan jahat; maka sekarang pun jangan ia mengedangkan tangannya lalu mengambil lagi buah pohon alhayat itu dan makan dia dan ia hidup selama-lamanya.
Ayat ini menunjukkan bahwa Adam sama sekali tidak makan pohon hayat, dan tidak mungkin bagi kita menetapkan mana di antara ayat-ayat ini yang betul: Apakah ayat yang mengatakan bahwa Adam a.s. sama sekali tidak makan pohon hayat itu ataukah ayat yang di dalamnya diceriterakan bahwa isteri Adam a.s.
42
Bahwa selain pohon pengetahuan, mereka makan buah pohon dalam taman? Tidak mungkin pula bagi kita mein, jikalau makan buah pohon pengetahuan akibatnya ialah kematian yang pasti, atau, jikalau makan buah pohon hayat semua keterangan ini saling bertentangan, sedangkan perkata tak mungkin mengandung pertentangan-pertentangan. Pastilah bahwa keterangan-keterangan ini ditambahkan pada Bible oleh penulis-penulis yang mempunyai pikiran-pikiran bertentangan. Suatu kitab yang berisi keterangan-keterangan yang bertentangan serupa itu tidak mungkin dapat dinisbahkan kepada manusia biasa yang berpikiran sehat, jangankan pula kepada Tuhan. Musa a.s. ialah seorang nabi Allah yang mulia dan Taurat pastilah wahyu Tuhan yang diterimanya. Karena itu, kita IStfos menganggap bahwa pertentangan-pertentangan ini adalah tambahan-tambahan di waktu kemudian. Karena perbuatan-an mereka itu, tak mungkin Tuhan atau Musa a.s. disalahkan. Hanya kita harus berkata bahwa ketika Tuhan memutuskan mengganti Bible dengan kitab yang bernilai abadi, Dia menarik perlindungannya dan Bible dan oleh karena itu tidak lagi aman dan campur tangan manusia dan dimakan waktu
(3) Dalam Kejadian 22: 14 kita baca:
Maka dinamai Ibrahim akan tempat itu: Yehovah-jireh. Sebab itu kata orang sampai pada hari ini: Di bulat Tuhan itu akan diadakannya.
Tetapi dalam Keluaran 6:2-3 kita baca:
“Arakian, maka berfirmanlah Allah kepada Musa, firman-Nya: “Akulah Tuhan! Maka Aku telah menyatakan diriku kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub seperti Allah yang Maha Kuasa, tetapi tidak diketahuinya akan daku dengan namaku Jehovah.*)
Pertentangan di antara kedua kalimat ini jelas. Ayat Keluaran mengatakan bahwa nama Yehovah mula-mula diwahyukan kepada Musa a.s.. Sebelum masanya, tiada nabi lain — Ibrahim, Ishak, atau Yakub. — menerima nama itu dengan wahyu kepadanya. Tetapi, ayat Kejadian mengatakan bahwa nama itu malahan telah diwahyukan kepada Ibrahim a.s. dan bahwa beliau memberi suatu gunung nama Yehovah jireh.
*) Baca "The Holy Bible" (Peny.).
43
(4) Begitu pula dalam Bilangan 33:38 kita dapati:
Maka naiklah Harun, yang imam itu ke atas gunung Hor, dengan firman Tuhan, lalu matilah ia di sana, yaitu pada tahun yang keempat puluh kemudian daripada orang Israel keluar dari Mesir, pada bulan yang kelima dan pada sehari bulan itu.
Tetapi dalam Ulangan 10:6 kita jumpai:
Maka segala Bani Israil berjalanlah dan Bainit Bene-Yaakan ke Mosera, di sanalah mati Harun dan di sana pun ia dikuburkan, maka Eliazar, anaknya.
Jelaslah, orang yang itu juga tak mungkin mati pada dua tempat berlainan. Tak dapat disangsikan lagi bahwa kedua keterangan yang bertentangan ini dimasukkan ke dalam Bible oleh dua penulis yang berlainan dan menuliskan spekulasi-spekulasi mereka sendiri ke dalamnya dan mengemukakannya sebagai kalam Tuhan.
(5) Dalam I Samuil 16:10-13 kita baca bahwa Daud a.s. ialah anak Isai ke delapan.
Maka dengan demikian disuruh Isai akan ke tujuh orang anaknya laki-laki berjalan lalu dan hadapan Samuil, tetapi kata Samuil kepada Isai: Bahwa sekalian ini bukan yang dipilih Tuhan. Dan lagi kata Samuil kepada Isai: Sudahkah ini segala orang muda-muda itu? Maka sahutnya: Tinggal lagi yang bungsunya, bahwasanya ia menggembalakan kambing. Maka kata Samuil kepada Isai: Suruhlah orang memanggil dia, karena tiada kita akan duduk makan sehidangan, jikalau sebelum ia kemari. Maka disuruhnyalah orang, lalu dibawanya akan dia masuk. Adapun rupa orang muda itu pipinya merah dan besar matanya dan elok parasnya. Maka firman Tuhan: Bangkitlah engkau berdiri, siramilah akan dia, karena inilah dia. Maka oleh Samuil diambil akan tanduk yang berisi minyak harum itu, disiramnya akan dia di tengah-tengah segala saudaranya, maka Roh Tuhan pun berlakukah atas Daud daripada hari itu dan kemudiannya. Setelah itu maka bangkitlah Samuil lalu iapun pulanglah ke Roma.
44
Tetapi dalam I Tawarikh 2:13-15 kita baca, bahwa Daud a.s. adalah anak Isai ketujuh. Demikianlah:
Dan baru beranaklah Eliab, anak sulungnya, dan Aminadab yang kedua dan Simea yang ketiga Nataniel yang keempat dan Radai yang kelima dan Ozim yang keenam dan Daud yang ketujuh.
Pertentangan ini juga menunjukkan bahwa sejarawan-sejarawan dan berbagai aliran keyakinan memasukkan pandangan mereka ke dalam Bible, sehingga Bible sebagaimana yang kita kenal pada masa ini tak dapat dipandang sebagai Kitab Tuhan yang terpelihara dalam kemurnian aslinya.
(6) Dalam II Samuil 6:23 kita baca:
Adapun Michal, anak Saul itu, sampai kepada hari matinya tiada ia tahu beranak.
Tetapi dalam II Samuil 21:8 kita baca:
dan lagi akan kelima anak laki-laki Kerab*), anak Saul yang telah diperanakkannya bagi Aderiel bin Barzilai, orang Meholati itu.
Kitab itu juga melukiskan pada suatu tempat Michal tidak beranak dan pada tempat lain adalah ibu lima orang anak.
(7) Begitu pula dalam II Tawarikh 21:19-20 kita baca bahwa Raja Yoran menaiki takhta pada umur 32, memerintah 8 tahun, tidak bertakhta selama 2 tahun dan kemudian mati akibat suatu, penyakit yang menakutkan; jadi, seluruh jangka waktu hidupnya berjumlah 42 tahun. Tetapi dalam kitab itu juga 22:1-2 kita baca:
“Arakian, maka orang in Yenisalam merajakanlah Ahazia puteranya yang bungsu, akan gantinya, karena segala puteranya yang besar itu sudah dibunuh oleh suatu pasukan, yang telah datang serta dengan orang Arab sampai ke dalam tempat tentara, maka sebab itu naiklah Ahazia bin Yoram itu empatpuluh dua tahun, dan kerajaanlah ia di Yerusalem setahun lamanya.”
*) Dalam Bible bahasa Inggeris, "The Holy Bible", tertulis Michal.
45
Kalimat pertama jelas menerangkan, bahwa Yoram berumur 42 tahun pada waktu kematiannya. Tetapi di tempat kedua di kemukakan, bahwa putera Yoram yang paling muda, Ahazia, juga berumur 43 tahun ketika ia naik takhta, di waktu kematian bapaknya. Adakah bapak dan anak berumur sama dan adakah putera-putera Yoram lainnya, yang mati dalam pertempuran dibunuh orang Arab, lebih tua dan bapak mereka? Dapatkah seorang yang berakal membuat keterangan-keterangan yang saling bertentangan ini? Si bapak mati pada usia 42 tahun dan puteranya yang paling muda dengan umur yang sama menjadi raja menggantikannya. Pernyataan-pernyataan demikian tak akan dijumpai dalam buku biasa sekalipun, jangankan pula dalam suatu kitab yang diwahyukan Tuhan. Tak dapat disangsikan lagi bahwa pertentangan-pertentangan ini tak terdapat dalam wahyu asli. Itu tak ditemukan dalam ucapan-ucapan seorang nabi. Oleh karena merupakan hal-hal yang bertentangan, maka tak dapat dinisbahkan kepada seorang penulis tunggal. Kita harus menganggap bahwa berbagai penulis memasukkan pikiran mereka ke dalam kitab Tuhan, dengan harapan agar diterima sebagai wahyu. Seorang penulis percaya bahwa Yoram berumur 42 tahun ketika ia mati; karena itu ia menulis demikian. Yang lain mengira Yoram berusia 100 tahun pada waktu ia meninggal, dan pada saat itu pula anaknya yang paling kecil berumur 42 tahun; karena itu ia menulis demikian. Pernyataan-pernyataan ini saling bertentangan. Kita harus membenarkan bahwa penulis yang percaya Yoram meninggal pada Waktu bapaknya mati, tetapi baru 14 atau 15. Juga kita harus membenarkan bahwa penulis yang percaya Ahazia berumur 42 tahun pada waktu ia naik takhta, tidak percaya bahwa bapaknya pada Waktu itu berumur 42 tahun juga. Soalnya ialah, faedah kerohanian apa yang bisa muncul dan kitab semacam itu? Keyakinan atau kepercayaan apa yang dapat diilhamkan kitab semacam itu kepada pembaca-pembacanya? Kalau dikatakan bahwa Taurat ialah kumpulkan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh beberapa ratus penulis Yahudi, kitab itu pun seharusnya mempunyai beberapa nilai. Tetapi, kita ketahui bahwa pada satu pihak kitab itu dikemukakan sebagai perkataan Tuhan sendiri, dan bahwa pada pihak lain kitab itu juga mengandung ribuan pertentangan. Pengakuan yang tidak dapat dibenarkan untuk Bible ini malahan melenyapkan nilai yang tadinya ada juga di dalamnya. Kitab semacam itu tak dapat dijadikan sebagai tuntunan,dan siapa yang dapat berkata bahwa sesudah kitab semacam itu kita tidak memerlukan kitab yang lain?
46
AJARAN BUAS PERJANJIAN LAMA
Bukan saja terdapat pertentangan-pertentangan; juga kita menemukan bahwa kadangkala ajaran yang buas sekali dinisbahkan kepada Bible, suatu ajaran yang tak mungkin dapat dinisbahkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih.
1. Dalam Keluaran 21:20,21 kita baca:
Dan lagi jikalau orang memalu hambanya laki-laki atau perempuan dengan kayu, sehingga matilah ia di bawah tangannya, maka tak akan jangan dituntut juga belanya. Tetapi jikalau dirinya tinggal ia lagi hidup sehari, dua hari, maka tiada dituntut belanya, karena ialah uangnya.
Alangkah kejamnya ajaran ini terhadap budak-budak. Seorang laki-laki bengis mempekerjakan hamba laki-laki atau perempuan begitu keras, sehingga korbannya mati dalam sehari atau dua hari. Namun demikian, Bible tidak mengganjar sesuatu hukuman terhadap orang buas ini, karena budak-budak pria dan wanita adalah harta milik majikan mereka. Dapatkah ajaran semacam itu berlaku untuk segenap masa? lidakkah ia sepantasnya digantikan oleh suatu ajaran yang akan melenyapkan perbudakan dan akan menahan majikan-majikan dan bersikap buas terhadap budak-budak mereka? Ajaran ini, dengan tak disangsikan lagi, diberikan filosofi Islam. Bukan saja Islam menetapkan undang-undang untuk hapuskan perbudakan, tetapi juga menentukan peraturan bahwa budak wanita dan pria, yang tak dapat memperoleh kebebasan mereka, tak boleh diperlakukan kasar. Pada suatu waktu Abu Mas'ud Ansari sedang memukuli budaknya. Dari belakangnya ia, mendengar suatu suara berkata, "Abu Mas'ud, kekuasaan yang (dimiliki Tuhan atas engkau jauh lebih besar dari yang engkau punyai atas budak ini."
47
Abu Mas'ud menoleh ke belakang dan menampak Nabi Muhammad s.a.w. datang mendekat. Cemeti terjatuh dari tangan Abu Mas'ud. Ia berkata, "Ya, Rasulullah, saya bebaskan budak ini atas nama Tuhan. Dan Nabi menyahut, "Sekiranya engkau tidak berbuat begitu, api neraka pasti membakar mukamu" (Muslim, Kitab Al-lman). Begitu pula seorang Sahabat Nabi berkata, "Kami bersaudara tujuh orang dan kami punya seorang budak perempuan. Yang paling muda di antara kami menampar mukanya. Mendengar ini Nabi memerintahkan supaya budak perempuan itu dibebaskan karena katanya, majikan yang memukul budaknya tak pantas memeliharanya." (Bukhari,Kitab Atitq).Nabi Muhammad s.a.w. sendiri memperlihatkan contoh yang luhur tentang hal ini. Pada perkawinannya yang pertama, isterinya, Khadijah, menyerahkan semua hartanya kepada Nabi, termasuk semua budaknya. Nabi berkata bahwa beliau tak dapat membuat makhluk manusia menjadi budak dan, sambil berkata demikian, beliau membebaskan semua budak yang diterimanya sebagai pemberian dan isterinya, dan selama masa hidup selanjutnya beliau tak pernah memelihara budak.
(2) Dalam Imamat 20:27 kita baca:
Maka barangsiapa di antara kamu baik orang laki-laki atau perempuan yang menjadi petenung atau menaruh hormat iblis, tak akan jangan ia itu mati dibunuh; hendaklah orang melempari dia dengan batu, maka darahnya tertanggunglah atasnya.
Demikian pula dalam Keluaran 22:18 kita baca:
"Jangan kamu hidupi seorang petenung."
Alangkah tak masuk akalnya ajaran ini dan alangkah tak adilnya, kalau tenung di sini hanya berarti sulap yang dilakukan oleh suatu golongan penghibur profesional yang menjadikan hal itu sebagai pencarian nafkah hidup mereka. Kita akan menganggap pekerjaan ini tidak apa-apa. Dalam kehidupan yang sibuk dan mencemaskan yang sering dilalui orang-orang, senda-gurau dan kegembiraan merupakan hiburan yang diharapkan. Justru di waktu inilah penghibur-penghibur profesional ini mengalihkan perhatian orang dan pikiran-pikiran berat kepada ketangkasan mereka sendiri. Menganggap pekerjaan yang tak berdosa ini dapat dihukum dengan hukuman mati, tidaklah adil. Kalau yang dimaksud dengan sihir dan tenung itu ialah orang ajaib di dalam hikayat-hikayat yang merubah seorang manusia menjadi seekor lembu, seorang perempuan menjadi seekor burung, maka ajaran Bible ini tidak bijaksana dan kejam.
Orang-orang ajaib semacam itu tak pernah dan mendakwa seseorang mempunyai kekuatan yang mustahil seperti itu dan kemudian menjatuhkan hukuman mati padanya adalah bukan main ganasnya
(3) Dalam Ulangan 7:2 kita baca:
“Dan apabila sudah diserahkan Tuhan Allahmu akan mereka itu di hadapanmu, dan kamu sudah mengalahkan mereka itu, mala hendaklah kamu membinasakan mereka itu sama sekali, jangan Kamu ber}an.)janjiaii dengan mereka itu dan jangan kamu mengasihani mereka itu.
Alangkah kejamnya ajaran tentang musuh yang ditaklukkan haem bunuh semua orang musuh setelah mereka dikalahkan, mengadakan sesuatu perjanjian dengan mereka dan menolak menyatakan rasa kasihan kepada mereka mungkin saja merupakan raja-raja dunia yang kejam. Hal itu tidak dapat dinisbahkan Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih.
Sudah pasti ajaran-ajaran seperti begitu diada-adakan oleh orang-orang Yahudi yang tidak memiliki sifat belas kasihan, datang sesudah Musa a.s. dan memasukkan ajaran itu ke dalam Bible dan membuatnya begitu keji
AJARAN PERJANJIAN LAMA YANG TIDAK MASUK AKAL
Perjanjian lama banyak sekali mengandung pernyataan-peryataan yang tidak masuk akal.
(1) Dalam Imamat 11:6 kita baca:
Dan kawelu, karena sungguhpun memamahbiak, tetapi kukunya tiada terbelah, maka haramlah ia kepadamu.
Demikian pula dalam Bilangan 22:28 dikatakan bahwa Baihum berbicara kepadanya.
Dalam Kejadian 46:27 kita baca bahwa orang-orang Bani Israil, ketika mereka masuk ke Mesir, berjumlah tujuh puluh orang, tetapi dalam 215 tahun kemudian, yaitu, dalam masa Musa a.s„ mereka berlipat ganda begitu banyaknya, sehingga orang laki-lald dewasa saja berjumlah enam ratus ribu. Dalam Keluaran
12:37 halini disebutkan:
Maka berangkatlah Bani Israil dan Raamsis lalu Ice Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki saja, laul daripada segala anak-anak.
Kalau kita taksir jumlah semua penduduk, dengan mengingat jumlah penduduk laki-laki dewasa, maka jumlah itu akan kita peroleh kira-kira dua juta lima ratus ribu orang. Tetapi, itu akan merupakan jumlah yang terlalu besar sekali dan bertentangan dengan semua kemungkinan yang masuk akal.
Dalam 215 tahun serombongan orang yang dan 70 jiwa tak mungkin berbiak menjadi 2.500.000. Fakta-fakta sejarah juga menolak taksiran ini. Ketika Musa a.s. pindah dan Mesir ke Kanaan dan terpaksa masuk hutan selama 40 tahun dan apakah penduduk yang berjumlah 2.500.000 ini hidup? Dapatkah mereka memperoleh dalam hutan itu makanan dan minuman yang cukup untuk mempertahankan hidup mereka selama 40 tahun? Benar, sebagaimana dikatakan Bible, mereka memperoleh burung kepuyuh dan embun-madu yang dikirimkan dan langit kepada mereka. Tetapi, menurut Bible, makanan ini pun turun dan langit hanya kadang-kadang. Maka bagaimana penduduk yang banyak itu memperoleh makanan mereka, ketika tak turun dan langit?
Juga kita mengetahui dan Bible bahwa suku-suku itu masing-masing memperoleh air dan sebuah mata-air. Tetapi, dapatkah percaya bahwa 2.500.000 jiwa bisa memperoleh air cukup untuk keperluan mereka hanya dari beberapa mata-air? Negeri-negeri yang dilalui tidak mempunyai sungai atau anak sungai. Di sana-sini terdapat beberapa mata-air, tetapi suatu mata-air tak mempunyai ukuran besar. Bagaimana mata-mata air itu dapat memberikan air untuk 2.500.000 jiwa? Kitab yang berisi pernyataan-pernyataan yang tak masuk akal seperti itu tak dapat memuaskan akal manusia. Memang kitab itu dan Tuhan. Kitab itu ditulis oleh nabi-nabi-Nya. Tetapi kitab itu tak memiliki lagi watak aslinya. Sudah dipotong-potong dan sudah diubah-ubah sampai tak dapat dikenal lagi. Menganggap sebuah kitab yang telah menderita kerusakan Ilira itu sebagai kalam Tuhan adalah mengundang olok-olok terhadap Tuhan dan agama. Oleh karena itu perlulah bahwa sesudah il~b demikian itu kita memperoleh kitab lain yang harus bersih campur-tangan manusia dan kedap terhadap tambahan-tambahan yang tak masuk akal. Tentang jumlah orang-orang Bani Israil itu Al-Quran datang menolong kita dan menunjukkan kebenaran. Al-Quran berkata:
50
"Tidakkah engkau mendengar ihwal orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, dan jumlah mereka itu beribu-ribu, karena takut mati
Menurut Al-Quran, Bani Israil yang melarikan diri dari Mesir karena takut kepada Firaun berjumlah beberapa ribu, dan ini tampaknya betul, karena 2.500.000 orang Yahudi tak mungkin hidup dalam ketakutan terhadap suku-suku Palestina yang kecil jumlahnya. Dalam masa makmumya Palestina penduduknya tidak lebih lari dua atau tiga juta. Malahan Palestina modem mempunyai penduduk diantara sejuta dan sejuta setengah orang. Sesuatu TB$ul tambahan penduduk ditentang sekeras-kerasnya oleh bangsa Mab. Dahulu pengangkutan makanan tak dikenal. Penduduk yang besar jumlahnya tak mungkin mempertahankan kehidupan mereka di suatu negeri yang tidak mempunyai penghasilan sendiri. Penduduk Palestina tak mungkin lebih banyak dan beberapa ribu. Bahkan tarikh peperangan-peperangan di antara Bani Israil dan musuh mereka, jumlah mereka tidak lebih dan beberapa ratus atau beberapa ribu. Kalau Musa a.s. memimpin 2.500.000 orang Bani .brail masuk ke Palestina, maka jangankan untuk masa selama mereka ada dalam hutan, dalam waktu yang normal juga tak dapat peroleh makanan yang cukup untuk jumlah sebesar itu. Mengenai periawanan yang dijumpai para pendatang yang berjumlah besar ini di Palestina, tak diperlukan peperangan untuk mengakhirinya. Jumlah mereka yang besar itu saja sudah cukup untuk menghalau keluar penduduk aslinya.
(2) Begitu pula kita baca dalam Keluaran 32.1 -6:
51
Sebermula, maka apabila dilihat oleh orang banyak, bahwa berlambatan juga Musa turun dan atas bukit itu, maka berkerumunlah mereka itu kepada Harun, sambil katanya: Mari perbuatkanlah kami berhala yang berjalan di hadapan kami, karena adapun akan Musa orang yang telah menghantarkankami keluar negeri Mesir, tiada kami tahu apakah janjinya. Maka kata Harun kepada mereka itu: Cabutkanlah segala perhiasan emas yang ada pada telinga binimu, dan anakmu laki-laki dan perempuan, bawalah dia kemari kepadaku. Maka oleh orang banyak sekalian itu dicabutlah segala perhiasan yang pada telinga mereka itu, lalu dibawanya kepada Hanin. Maka disambutnyalah daripada tangan mereka itu, lalu diukirnya dengan pelukis satu teladan, maka setuju dengan dia dituang oranglah seekor anak lembu, lalu Kata mereka : Hai orang Israil! inilah dewamu yang telah membawa akan kamu keluar dan negeri Mesir. Maka apabila dilihat Harun akan hari ini, didirikannyalahsebuah mezbah akan dia, lalu iapun berseru, katanya: Esok harilah ada hari raya bagi Tuhan! Maka pada keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu dipersembahkannya korban bakaran dibawanya korban syukur pula, maka orang banyak itupun duduklah makan minum kemudian bangkitlah mereka itu berdiri hendak bermain ramai-ramai.
Tetapi, tak mungkin diterima bahwa seseorang yang telah mendengar suara Tuhan akan mulai menisbahkan kekuasaan-kekuasaan Tuhan kepada wujud lain. Seseorang, yang melihat gajah, tak mungkin menganggapnya tikus. Seseorang yang melihat matahari tak akan mungkin menganggapnya lilin. Seseorang yang melihat orang lain tak akan mungkin menganggapnya cacing. Lebih tak mungkin lagi bagi seorang nabi yang telah melihat Tuhan dan mendengarkan suara-Nya akan menganggap seekor lembu emas sebagai Tuhan. Anggapan salah itu malahan tak kita harap lahir dan seseorang yang kurang'ingatan, apalagi dan seorang nabi Tuhan. Segala golongan Bani Israil dapat dimaafkan. Mereka tidak melihat Tuhan, juga tidak mendengar suara-Nya. Mereka hanya mendengar Musa a.s. dan Harun a.s. berbicara kepada mereka dan lalu percaya kepada yang mereka dengar. Maka itu mereka menerima sesuatu yang diajarkan Sumiri tentang lembu emas. Tetapi, Harun a.s. tak mungkin dapat disesalkan oleh itu. Beliau telah melihat Tuhan dan telah mendengar suara-Nya. Bagaimana mungkin ia bisa diperdaya oleh Samiri dan lalu menganggap lembu emas yang dibuat tangan manusia sebagai Tuhan? Mungkinkah Tuhan Maha Mengetahui, Yang mengetahui rahasia-rahasia yang tersirat sedalam-dalamnya di hati manusia, akan mengMgkat seorang yang sudah ditakdirkan begitu lemahnya se perti Hanin a.s. sebagairoana terdapat dalam ceritera ini uiituk memperbaild nasib Bani Israil? Raja-raja biasa saja pun sanggup memilih jenderal-jenderal dan iaja-raja muda yang baik, dan mereka akan mendapat kemuliaan kalau mereka berbuat begitu; namun demikian, tak seorang iaja pun dapat mengetahui hati jenderal-jenderalnya. Tetapi, menurut Bible, Tuhan mengetahui semua rahasia dan lebih banyak tahu dari seorang manusia atau seorang raja, namun demikian, Dia telah roemilih Hanin a.s. dan mempercayakan kepadanya tugas memperbaiki bangsa itu dan berbicara kepadanya dan menampakkan diri-Nya kepadanya. Tetapi, ketika Samiri mengernukakan ajarannya yang tidak ber-Tuhan kepada Hanin a.s. beliau menundukkan dirinya kepada ajaran ini dan atas anjuran kaumnya beliau membuat lembu dari emas, menernpatkannya pada kedudukan utama dan menyatakannya sebagai tuhan mereka. Harun a.s. lupa kepada Tuhan sejati karena takut kepada kaumnya, lupa akan hal yang dibebankan kepadanya untuk diajarkan, lupa akan tugasnya, lupa akan semua ilmunya, dan laksana seorang bodoh dan penuh takhayul, mulai merendahkan kepalanya terhadap benda tak berjiwa. Orang-orang yang telah memasukkan sangkaan-sangkaan mereka ke dalam Bible, tentulah mempunyai pikiran dangkal. Tetapi, kenyataan bahwa mereka berpikir, bahwa orangorang yang datang kemudian tidak akan sanggup memergoki penambahan-penambahan itu, tak sanggup akal kita menerimanya. Tetapi, jelaslah bahwa sesudah percampurtanganan yang begitu berat, Taurat tak dapat lagi mempertahankan terus kedudukannya sebagai kitab yang diwahyukan. Suatu kitab lain diperlukan untuk menunjukkan kemustahilan-kemustahilan di dalam kitab itu dan memberi keyakinan kembali kepada dunia, bahwa Hanin a.s. bukanlah seorang yang tidak berTuhan atau percaya kepada takhayul. Kitab itu ialah Al-Quran. Al-Quran membersihkan Hanin a.s. dari tuduhan seolah-olah beliau tidak ber-Tuhan. Sebaliknya dari tidak ber-Tuhan, beliau sendiri menahan kaumnya dari perbuatan-perbuatan sesat itu. Kita baca dalam Al-Quran:
53
"Dan MSlinggulmya Harun telah berkata kepada mereka sebelum Musa kembalL llai Icaiimlai, sesunggiihnya kamu hanya telah diuji dengan anak sopi ini. Dan sesunggiihnya Tuhan Yang Maha Pemurah adalah Rabbmu; maka ikutilah aku dan taatilah peantahku." (20:91).
Dari ini jelaslah bahwa sebelum Musa a.s. kembali dan gunung Sinai pun Harun a.s. sudah memberi ingat kepada kaum Bani Israil, bahwa lembu emas telan diadakan untuk mentesatkan mereka dan bahwa yang patut disembah ialah Tuhan Yang memberikan kepada mereka semua bekal hidup sebelum mereka lahir. Ia mengatakan kepada mereka bawa lembu itu telah dibuat di muka mereka sendiri. Krena itu adalah kewajiban mereka sendiri untuk mengikuti Harun a.s. untuk menaatinya, dan menjauhi segala macam bentuk dosa.
Adalah terserah kepada setiap orang yang berpikir untuk menimbang apakah kitab yang diturunkan kepada Musa.a.s. terus menguasai keimanan kiata, ketika kitab itu mulai menentang kebenaran-kebenaran yang nyata dan meneanamkan ajran-ajaran yang tidak mesuk akal. Tidakkah kita harus mencari suatu kitab yang menceritakan kepada kita mengenai kebenaran tentang peristiwa di masa Musa a.s. sekalipun kitab itu hrus datang dua ribu tahun sesudahnya?
(3) Dalam Kejadian 19:26 kita baca:
"Maka bini Lut itu menoleh ke belakang lalu jadilah ia sebatang tiang garam."
Ini kelihatannya seperti sihir. Ceritera semacam itu berharga sebagai kifiah-kisah yang diceriterakan kepada anak-anak tentang hantu-hantu dan bidadari-bidadari. Kisah-kisah itu tak ada tempat dalam sebuah kitab Tuhan. Lukisan yang diberikan Al-Quran tentang kejadian ini jauh dan segala takhayul. Al-Quran berkata:
"Ia (yakni isteri Lut) tennasuk orang-orang yang tertinggal." (7:84).
Perempuan itu tidak berubah menjadi tiang garam atau sesuatu semacam itu. Hanya ia menolak pergi bersam»Lut dan mengorbankan kecintaannya kepada Tuhan untuk kecintaannya kepada kaum-kerabatnya.
Dalam Al-Quran ada diceriterakan peristiwa yang bersangkutan qengan masa Musa a.s.. Taurat, yang sekarangini, menceriterakannya dengan cara salah, tetapi Al-Quran yang datang dua ribu tahun kemudian, sanggup membetulkan ceritera-ceritera itu. Kekeliruan yang ditunjukkan Al-Quran cepat dibenarkan oleh akal.
54
NABI-NABI DICEMARKAN OLEH BIBLE
Ke dalam Bible juga telah menyelinap pernyataan-pernyataan yang mengandung arti asusila. Rasanya tak mungkinlah menisbahkan tindakan-tindakan yang dilukiskan dalam pernyataan-pernyataali itubaik kepada Tarhan maupun kepadanabi-nabi-Nya.
(1) Dalam Kejadian 9:20-22 kita baca:
Arioan, iiiafca-Nuh mulai menjadi seoiang peladang, ditanamnyalah pohon anggur sate lgelnn. Maka dinimum oleh Nuh air anggur itu, lalu ia pun inaboldah, nula berbaringlah ia dengaa telanjang ditengah-tengah kemalmya. Mafca terifliaflah Ham bapak Kanaan itu, akan ketelanjangm bapanya, ina.Ia pei~lah ia memberi tahu kepada kedua saiidaniiyayaiigdiluar.
Ceriteia ini melukiskan Nuh as. dalam keadaan yang sangat tak pantas. Menunit itu Nuh a.s. menanam pohon anggur, minum anggur, berada telanjang dalam kemahnya, anak laki-lakinya Ham melihataya telanjang dan mengatakan hal itu kepada saudara-saudaranya. Ceriteia itu sekali-kali bukan pujian untuk Nuh a.s., padahal tentang Nuh a.s. kita baca dalam Kejadian 6:9:
Maka Nuh itu seoiang yang benar dan tulus hatinya di antara orang-oiang zamannya, dan Nuh itu hidup dengan Allah.
lidak dapatlah diterima bahwa orang semacam itu akan melakukan perbuatan tak senonoh dengan bertelanjang di muka anak-anaknya sendiri. Lagi peiasaan kesusilaan kita tertusuk oleh pikiran bahwa perbuatan tak senonoh itu dilakukan oleh Nuh a.s., tetapi kutukan ditimpakan kepada Ham. Kesalahan Ham, bahkan menunit ceritera Bible, ialah melihat bapaknya telanjang dan lagi ia hampir-hampir tak dapat berbuat-lain daripada itu. Ketika ia dapati bapaknya sedang mabuk dan telanjang, barangkali tak mungkin menghindarkan dirinya melihat yang demikian itu, tetapi walaupun demikian, menunit Bible, Nuh a.s. berkata, "Lanatlah si Kanaan" (Kejadian 9:25).
55
Sebenamya Kanaan sama sekali tak dapat disalahkan. Kanaan ialah anak Ham yang melakukan perbuatan kurang sopan tanpa sengaja dengan melihat bapaknya telanjang. Namun demikian Nuh a.s. tak berkata apa-apa untuk mencela Ham. Beliau mengutuk Kanaan yang samn sekali tak dapat disalahkan. Adakah itu oleh karenaHam anakaya-dan Kanaan cucunya? Sikap demikian menusuk rasa susila kita dan tak roungkin dinisbahkan kepada seorang nabi. Menisbahkan itu kepada seorang nabi adalah suatu hal yang memalukan bagi orang yang melakukan hal itu. Tetapi, kita dapat mengerti, bahwa hal-hal ini tak diwahyukan kepada Musa a.s. oleh Tuhan, dan tidak pula Musa a.s. menyuruh tuliskan hal-hal itu ke dalam kitabnya. Ulama-ulama Yahudi, yang melukiskan nabi sebagai pencuri dan perampok, tentulah memasukkan hal-hal itu ke dalam Kitab Musa a.s. untuk menyelimuti dosa-dosa mereka sendiri. Campur tangan mereka secara tak suci terhadap Kitab Tuhan menyebabkan Tuhan perlu menurunkan suatu Kitab lain yang harus bersih dan hal-hal yang tak masuk akal dan kepalsuan-kepalsuan yang menyelinap ke dalam kitab yang lama.
(2) Dalam Kejadian 19:30-36 kita baca:
Maka Lut itu pun keluarlah dan negeri Zoar lalu pergi diam digunung serta dengan kedua anaknya perempuan, karena takutlah ia duduk dalam Zoar; maka diamlah ia serta dengan kedua anaknya dalam sebuah goha. Maka kta anak yang sulung itu kepada yang bungsu: Bapak kita sudah tua, dan seorang laki-laki juga pun tiada dalam negeri ini akan duduk dengan kita seperti adat segala dunia. Marilah kita beri minum anggur kepada bapak kita, lalu kita berseketiduran dengan dia supaya dapat kita memeliharakan anak buah daripada bapak kita. Maka pada roalam itu diberinyalah akan bapaknya minuman anggur, lalu yang sulung iiu pun berseketiduran dengan bapaknya, maka tiada bapaknya sadar Inlakah ia berbaring dan hilakah ia bangun. Maka pada keesokan harinya kata yang sulung kepada yang bungsu: Bahwa semalam aku telah berseketiduran dengan bapakku, marilah kita beri minum air anggur lagi akan dia pada malam ini pun, dan pergilah engkau pun berkesetiduran dengan dia, supaya kita memeliharakan anak-buah daripada bapak kita. Maka diberinyalah akan bapaknya minum air anggur pada malam itu juga, lalu yang bungsu itu pun pergilah berseketiduran dengan dia, maka tiada Lut sadar hilakah ia berbaring dan bilakah ia bangun. Maka kedua anak Lut itu pun mengandunglah, yaitu daripada bapaknya.
56
Ulasan tak diperlukan atas penuturan yang mengerikan ini. Penuturan demikian menusflc perasaan kita, baik tentangkenyataannya maupun tentang kesusilaannya. Tetapi Taurat yang sekarang ini tak segan-segan meiusbahkan hal itu kepada seorang nabi. Dan ini kita terpaksa mengambil kesimpulan bahwa Taurat, sebagaimana yang kita kenal masa ini, bukanlah Taurat yang diturunkan kepada Musa a.&. Itu nipanya disusun kemudian oleh ulama-ulama Yahudi ketika mereka- mulai bend kepada anak-anak Lut a.s. yang sejati atau pun yang diduga, Moab dan Ammon. Iman ulama-ulama Yahudi menjadi begitu lemahnya, hati mereka menjadi demikian kerasnya sehuigga untuk menghina Moab dan Anunon mereka tak segan-seean menisbahkan kepada Nabi Lut a.s. perbuatan yang sangat tercela dan penisbahan itu kepada seorang nabi sama sekali tak dapat dibenaikan. Adakah umat Kristen dan Yahudi sekarang beisedia mendoigaikan hal-hal macam itu dinisbahkan kepada nabi;nabi Tuhan? Kalau benar, maka itu adalah satu bukti lebih lanjut lagi bahwa kita hams mempunyai suatu kitab yang akan mempeibaiki cara beipikir yang sudah rusak di masa kita.
(3) Dalam Ulangan 25:5,6 kita baca:
Jikalau ada mang, lalEak-aiBk duduksemang dfikat dengan seorang, maica seoiang mati tiada bennak, jangmiah bitm oratig lain yang diluar, nieiamicni hendaldah ipamya peigi mendapatidm dia dan mengambil dia alcan lxnmya dan beitanat alon dia banng yang wajib atas ipar. Maica hendaldah anak inihiffE, yang dipeianakkannya itu dinarnai dengan nama saudaianya yang mati itu, supaya nama saudaranya jangan dihapuskan dan antaia biaiL
Ajaran ini menggelikan dan sangat merusak iman. Ia mengizinkan seoiang janda menyeiahkan din kepada saudara suaminya dan mengandung anak-anak yang akan meneiuskan nama yang meninggal. Dapatkah anak-anak yang lahh- telsebab seseorang mengabadikan nama oxang lain? Kalau anak-anak yang lahir dan seorang saudara dapat mengabadftan nama oiangitu, apakah perlunya melataikan hubungan keiamin dengan jandanya? Kalau anak dan seorang saudaia dapat dianegap sebagai anak kita, maka tak ada gunanya mengizinkan saudaia itu melakukan hubungan mesum dengan isteri kita. Jauh lebjh baik bagi ffible kalau menyatakan bahwa di antara anak saudara seseoiang dapat dinisbahkan kepada saudaianya yang mati. Ini akan cukup masuk akal. Tetapi, tampaknya, oleh karena ulama-ulama Yahudi bermaksud mengadakan tuduhan busuk terhadap Lut a.s., maka Tuhan membiarkan mereka memasukkan ke dalam Taurat suatu penuturan yang akibatnya akan menimpa ulama Yahudi sendiri yang sudah berupaya merendahkan derajat Nabi Lut a.s.. Pembalasan Tuhan dahsyat tetapi pantas. Wanita-wanita Yahudi dibina oleh perintah-perintah yang diadakan oleh ulama-ulama Yahudi supaya melakukan apa yang dinisbahkan oleh ulama-ulama Yahudi kepada Lut a.s.. Cacat Peijanjian Lama ini jelas menunjukkan periunya suatu Kitab sempurna yang harus bersih dan cacat-cacat demikian dan Kitab itu ialah Al-Quran.
57
PERJANJIAN BARU DIPERIKSA
Telah kita lihat bahwa Peijanjian Lama sudah mengalami sisipan-sisipan* dan perubahan-perubahan, baik dalam bentuk maupun dalam isli. Mungkin sudah tidak dapat dipeigunakan lagi sebagai tuntunan. Marilah kita kini meninjau Perjanjian Baru. Kitab-kitab yang dikumpulkan menjadi Perjanjiaii Baru, tidaklah merupakan ucapan-ucapan Isa AI-Masih a.s. dan bukan pula ucapan-ucapan murid-muridnya. Isa a.s. adalah orang Yahudi, dan begitu pula murid-muridnya. Seandainya suatu ucapan Isa a.s. dapat diternukan aslinya dalam keadaan utuh, ucapan-ucapan itu hanya mungkin dalam bahasa Iberani. Demikian pula halnya dengan perkataan-perkataan para muridnya. Tetapi, tak ada naskah Peijanjian Baru dalam Bahasa Iberani lama terdapat di dunia. Naskah-naskah tua semuanya dalam bahasa Yunani. Penulis-penulis Kristen mencoba menutupi kekurangan besar ini dengan mengatakan bahwa di masa Isa a.s. bahasa yang umum dipakai ialah bahasa Yunani. Hal itu tak mungkin, karena sebab-sebab yang lebih dari satu. Bangsa tak mudah melepaskan bahasa mereka. Bagi mereka bahasa itu pusaka yang sama berharganya seperti suatu milik atau harta lainnya. Di Eropa Timur ada bangsa-bangsa yang tiga atau empat ratus tahun hidup di bawah pemerintahan Rusia, tetapi bahasa mereka tetap utuh sampai hari ini. Perancis tetap memerintah Maroko, dan Spanyol telah memerintah Aljazair dalam waktu yang lama. Namun, kaum-kaum yang teD'ajah ini masih tetap berbahasa Arab. Sudah dua ribu tahun telah lewat sesudah Masa Isa a.s.. Walaupun begitu mereka tak lupa akaa bahasa mereka. Malahan kini dalam berbagai bagian Eropa dan Amerika orang-orang Yahudi berbicara dengan bahasa Yiddi, suatu bentuk diaiek dan bahasa Iberani. Kalau masa panjang yang sudah dUalui di antara bangsa-bangsa lain itu tidak memusnahkan bahasa Yahudi, mungkinkah pergaulan yang singkat dengan orang-orang Roma dapat melenyapkannya? Hendaknya kita ingat bahwa pemerintah Roma dan Palestina mulai 50 tahun sebelum kedatangan Isa a.s.. Jangka waktu itu tidak cukup panjang bagi suatu bangsa untuk melupakan bahasa mereka. Tetapi ada pertimbangan-pertimbangan lain lagi yang juga harus diperhatikan:
1. Bangsa-bangsa yang pernah mencapai kedudukan penting dalam sejarah tidak akan meninggalkan bahasa mereka, dan orang-orang Yahudi memang satu bangsa yang sangat penting.
2. Agama Yahudi direkarn dalam bahasa Iberani dan, terutama karena alasan ini, tidak mungkin mereka akan melepaskan bahasa mereka.
3. Dalam bidang peradaban dan kesopanan, kaum Yahudi tidak menganggap din mereka lebih rendah dari bangsa Roma, bahkan lebih tinggi, dan hal ini tentu menyebabkan mereka bangga atas bahasa mereka dan enggan melepaskannya.
4. Orang-orang Yahudi terus berharap akan kembalinya kekuasaan politik mereka. Bangsa-bangsa yang takut terhadap masa depan menjadi putus asa dan karena itu kebanggaan atas bahasa mereka mulai lenyap. Tetapi, kaum Yahudi di masa Isa a.s. sedang menanti kedatangan Raja mereka yang akan menegakkan kembali pemerintahan Yahudi. Dengan berpengharapan ke masa depan demikian itu mereka tak mungkin begitu tak acuh dalam memelihara bahasa mereka.
Penulis-penulis Yahudi masa itu menulis dalam bahasa mereka atau dalam diaiek dari bahasa itu. Kalau bahasa mereka telah berubah, kita akan mendapati buku-buku dari masa itu ditulis dalam bahasa lain selain bahasa Iberani.
Naskah Per)'anjian Bani yang tertua adalah dalam bahasa Yunani. Tetapi dalam masa Isa a.s., Kerajaan Roma belum terpecah dalam dua bagian. Pusat kerajaan masih tetap Roma. Bahasa-bahasa Roma dan Yunani adalah sangat sulit. Kalau pengaruh Roma sudah benar-benar menyusupi kehidupan Yahudi, hal itu akan mengakibatkan masuknya kata-kata Latin (dan bukan Yunani) ke dalam bahasa Iberani. Tetapi semua naskah tua Injil adalah dalam bahasa Yunani. Ini membuktikan bahwa Injil-injil ditulis pada masa ketika Kerajaan Roma sudah terpecah dan daerah-daerah jajahannya di timur sudah menjadi bagian Kerajaan Yunani sehingga bahasa Yunani mulai memasukkan pengaruhnya ke dalam agama Kristen dan kepustakaannya.
Ungkapan-ungkapan seperti benkut yang masih terdapat dalam Injil-injil dalam bentuk aslinya ini adalah ungkapan-ungkapan dalam bahasa Iberani:
(a) "Hosanna" (Matius 21 :9);
(b) "Eli, Eli, lama sabakhtani!" (Matius 27:46);
(c) "Rabbi" (Yahya 3:2);
(d) "Talita kumi" (Markus 5:41 ).
Dan Kisah Perbuatan Rasul-rasul (2:4-13) ternyata bahwa sesudah peristiwa penyaliban, orang-orang Yahudi berbicara bahasa Iberani:
Maka mereka itu sekalian pun peiluh dengan Rohulkudus, seliingga mereka itu mulai berkata-kata dengan berbagai-bagai bahasa, sebagai-mana yang diilhamkan oleh Roh kepadanya akan bertutur. (fs. RO: 4446). Maka adalah beberapa orang Yahudi diam di Yenisalem, yaitu orang yang benbadat, daripada segala penjuru alam. (fs. 13:26). Serta kedengaran bunyi itu, maka orang banyak itu pun berkerumunlah termangu-mangu, oleh sebab tiap-tiap orang itu sendiri. Maka tercengang-cenganglah sekaliannya dengan heran, lain berkata: "Bukankah sekalian orang yang bertutur ini orang Galilea? Dan bagaimanakah yang pada pendengaran Mta ini, tiap-tiap orang berkata-kata di dalam bahasa kita sendiri di tempat kita sudah lahir? Yaitu orang Parsi dan Modi, orang Elami, dan orang yang mendiami Mesopotami dan Yudea dan Kapadoki dan Pontos dan Asia, dan Perigia dan Pampilia dan Mesir dan segala jajahan Libia yang dekat dengan Kireni, dan orang keluarga dan Rum baik orang Yahudi atau orang mualaf, orang Kereti dan orang Arab, ldta sekalian mendengar mereka itu menuturkan perbuatan Allah yang besar ajaib dengan bahasa masing-masing ldta sendiri!" Maka tercengangcengan~ah mereka itu sekalian serta berkacau-balau, sehmgga berkata seorang kepada seorang: "Apakah maknanya ini?" Tetapi orang lain mengolok-olokkan, katanya: "Orang ini penuh dengan air anggur
60
Nyataiah bahwa pada masa itu bahasa yang dipakai di Palestina ialah Iberani. Bertutur dalam bahasa lain adalah sangat luar biasa. Di antara nama-nama yang disebut adalah Roma, yang berarti bahwa bahasa Roma tidak dipakai dalam. bertutur di Palestina dan barangsiapa bertutur dengan itu tampaknya sebagai-orang asing. Di sini kita tidak menaruh perhatian terhadap ceritera itu, melainkan kita hanya ingin menunjukkan bahwa ayat-ayat dan Kisah Perbuatan Rasul-rasul ini membuktikan dengan pasti bahwa sekalipun sesudah peristiwa penyaliban, bahasa kaum Yahudi adalah Iberani. Mereka yang mengenal bahasa lain merupakan pengecualian-pengecualian. Ketika sebagian dan murid-murid berbicara dengan bahasa-bahasa lain - di antaranya Latin, sebagian orang menyangka mereka mabuk dan meracau. Kalau negeri seluruhnya menggunakan bahasa Roma dan Yunani, reaksi demikian tak mungkin ada. Karena itu, teranglah bahwa bahasa yang dipergunakan Isa a.s. dan murid-muridnya adalah Iberani, bukan Latin atau Yunani. Maka itu naskah-naskah Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa Latin atau Yunani tentulah ditulis lama sesudah masa Isa a.s., saat agama Kristen mulai menyusup ke dalam daerah Roma dan kekuasaan imperalisme Roma telah terpecah menjadi bagian-bagian Itali dan Yunani. Kitabkitab yang disusun 100 atau 200 tahun sesudah Isa a.s. oleh penulis-penulis tak dikenal dan dinisbahkan oleh mereka kepada Isa a.s. dan murid-muridnya semacam ini sedikit pun tak berguna bagi orang beriman di masa ini. Karena itu perlulah kita mempunyai suatu kitab lain yang diturunkan kepada kita dari langit, bersih dari cacat-cacat dan suatu kitab yang dapat dianggap pembaca-pembaca dengan keyakinan sebagai firman Tuhan sendiri.
PENGAKUAN ISA SENDIRI
Isa a.s. menyatakan dengan terang, bahwa beliau datang tidak untuk memusnahkan melainkan untuk menggenapi kitab-kitab lama. Begitulah dalam Matius 5:17, 18 kita baca:
Janganlah kamu sangkakan Aku datang hendak merombairhukum Torat atau ldtab Nabi-nabi: bukannya aku datang hendak merombak, melainkan hendak menggenapkan. Kaiena sesungguhnya-Akii berkata kepadamu, sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau satu titik pun sekali-kali tiada akan lenyap daripada hukum Torat itu sampai semuanya telah jadi.
Dan ayat-ayat initeranglah bahwa tugas Isa a.s. ialah memulihkan ajaran Musa a.s.; tetapi, Peijanjian Baru, sebagaimana kita punya masa ini, mengajarkan bahwa ajaran Musa a.s. sudah dimansuhkan sama sekali oleh Isa a.s. Dan itu nyata benariah bahwa Peijanjian Baru dewasa ini bukanlah yang diajarkan dan dikhotbahkan oleh Isa a.s., Ajaran Isa a.s. tentulah hanya reproduksi ajaran Musa a.s., kecuali yang ditambahkan sendiri kepadanya oleh para Ahiulkitab dan kaum Parisi. Tetapi Peijanjian Baru tampaknya tidak saja berusaha membetulkan apa yang dibuat-buat oleh para Ahiulkitab dan kaum Parisi, melainkan juga apa yang diajarkan pada masa mereka oleh Musa a.s. dan nabi-nabi kemudian. Keadaan ini saling bertentangan. Satu bagian Peijanjian Baru mengajarkan satu hal, bagian lain hal yang sama sekali berlainan. Kalau suatu buku menentang dirinya sendiri, itu bukanlah hasil si pencipta itu sendiri, atau hasil seorang yang waras otaknya. Menurut kata orang kitab-kitab Peijanjian Baru didiktekan oleh murid-murid Isa a~.; dan kita tak dapat mengatakan bahwa murid-murid itu tidak sehat pikirannya. Murid-murid besar para nabi selamanya mempunyai kewarasan otak yang tinggi kadarnya. Karena itu kita terpaksa mengambil kesimpulan bahwa murid-murid itu tidak mendiktekan sesuatu semacam itu. Mereka berbicara ketika mereka berjalan kesana-sini. Orang-orang yang mendengar mereka menyampaikan lagi intisari apa yang mereka dengar kepada orang-orang lain. Ketika orang-orang lain duduk menuliskan apa yang mereka dengar, mereka banyak menambahkan pikiran mereka sendiri. Hasilnya ialah Per)anjian Baru, sebagaimana yang kita kenal pada masa ini, setumpuk pertentangan-pertentangan.
62
KESAKSIAN ULAMA-ULAMA KRISTEN
Setelah mengutip bukti intern tentang isi Peijanjian Baru yang campur aduk itu, kita mengutip kesaksian sarjana-sarjana Kristen:
Dalam penafsiran Bible oleh Horn (1882) kita mendapati bahwa fakta-fakta yang bertaliandengan penyusunanlnjil,yang sampai kepada kita dari ahli-ahli sejarah lama Gereja, adalah begitu meragukan dan begitu lemah sehingga tak dapat ditarik kesimpulan pasti daripadanya. Sumber-sumber yang paling ahli sekalipun tampaknya menerima persangkaan-persangkaan dan anggapan yang ada pada masa mereka sebagai kebenaran Injil, dan orang-orang yang datang kemudian menerima persaksian mereka hanya semata-mata karena terdorong oleh rasa hormat. Cerita-cerita itu, sebagian tidak benar dan sebagian benar, berpindah dari seorang penulis kepada lainnya dan sesudah suatu waktu mulai dianggap seakan-akan ceritera-ceritera itu tak dapat dibantah lagi (JatdlV,Bag.21,Bab2).
Dalam jilid itu juga kita dapati bahwa Injil pertama tampaknya ditulis dalam tahun 37 atau 38 atau 41 atau 43 atau 48 atau 61-62 atau 64 Masehi; yang kedua di suatu waktu antara tahun 56 dan 65 Masehi, barangkali di antara tahun 60 dan 63; yang ketiga dalam tahun 53 atau 63 atau 64; dan yang keempat dalam tahun 68 atau 69 atau 70 atau 97 atau 98 Masehi. Bukti yang bertalian dengan Surat kepada orang-orang Iberani, Surat kedua dan Petrus dan Surat kedua dan ketiga dari Yahya, Surat dari Yakub dan Surat dari Yahuda, Wahyu dari Santa Yahya, dan Surat pertama dari Yahya, demikian kacau-balaunya sehingga lebih baik kita tidak usah membicarakannya. Semua ini dinisbahkan kepada murid-murid Isa a.s. tanpa suatu alasan kuat.
Eusebius dalam bukunya History of the Church menulis bahwa Surat Pertama dan Petrus adalah asli. Suratnya yang Kedua tak pernah menjadi bagian dan Kitab Suci, tetapi dulu sering dibaca-baca (Jilid IV, Bab 3).
Dalam Kitab itu juga (Bab 25) kita baca bahwa Surat dan Yakob dan Surat dan Yahuda dan Surat Kedua dan Petrus dan Surat-surat Kedua dan Ketiga dan Yahya dulu, semuanya disangsikan sekalL Tidak diketahui apakah ini disusun oleh para penulis hijil atau oleh orang-orang lain dengan nama mereka.
Dalam Encyclopaedia Biblica (Jilid IV, him. 4980) kita dapati:
Perjanjian Bani ditulis orang-orang Kristen untuk kaum Kristen, lelnh-lebib itu ditulis dalam bahasa Yunani untuk masyarakat berbahasa Yunani dan gaya tulisan (kecuali, barangkali, Wahyu) adalah dan karangan kesusasteraan yang berlaku saat itu. Dalamnya tak terdapat pemutusan yang nyata dalam kontinuitas Gereja berbahasa Yunani dan oleh karena itu kita dapati bahwa tulisan-tulisan yang sungguh-sungguh kelini hanya sedikit diternukan dalam naskah-naskah yang terpenting dari tcks-teks yang ada. Keadaan ini tak mencegah adanya penibahan-penibahan; tetapi itu sebahagian besar bukanlah bersifat kebetulan. Sebahagian besar sekali dari berbagai versi naskah Peijaniian Barn sejak semula adalah penibahan-penibahan yang di-sengaja. Peijanjian dalam waktu dulu sekali tidak mempunyai kekuatan pengesahan dari "Undang-undang Gereja" dan perubahan dan tambahan betul-betui dflakukan, bila dianggap sebagai perbaikan.
Ini berarti bahwa Per)'anjian Bani dibuat oleh orang Kristen untuk kaum Kristen. Apa lagi ditulis dalam bahasa Yunani untuk kaum-kaum berbahasa Yunani, dan gayanya adalah sesuai dengan selera yang berlaku. Dalam kesinambungan silsilah gereja berbahasa Yunani tak terputus. Karena itu tak terdapat kesalahan-kesalahan besar dari salinan dalam terjemahan yang berlaku, walaupun kita tak dapat mengatakan bahwa tak ada pertentangan- pertentangan. Tetapi, pertentangan-pertentangan itu bukanlah kebetulan, melainkan disengaja. Dari mula-mula sekali beharapa penulis tampaknya memasukkan perubahan-perubahan ini dalam teks Peijanjian Bani.
Yang sebenarnya adalah Perjanjian Bani dari semula tampaknya tidak diauggai) sungguh-sluigguh sebagai ldtab yang diwahyukan. Kaioia itu dengan tak lagii-ragu dibuatlah perbaikan-perbaikan kapan duasakan periu.
Kita baca lagi:
Yang pasti ialah, pada pertengahan abad beempat naskah BiMe Latin mempedjhatican keanekawamaan teks yang sangat kacau, sekluang-kluangpya sebagian disebabkan deh pemnjauan isi naskah Yunam buatan kemudian; juga kaiena perubahangerubahaa dalam imgkapaftwigkapan Latin. Kekacaubalauan mi berianjut sampai aennia teks "Latin Lama" diganti oleh wisi Yerome, yang diperbaila kembali (383—400 .Masehi) yang dilakukan atas pennmtaan Faus Damasus dan aUninya menjadi Bible resmi untuk iimum dan Gereja Baiat (Enc. Bib. Urn. 4993, Jffid IV).
Yang pasti sekali ialah bahwa pada pertengahan abad keempat naskah Latin dan Bible berada dalam keadaan sangat kacau. Kekacauan itu ialah akibat dan pembandingan dengan naskah Yunani dan dan penibahan dalaro peristilahan Latin. Kekacauan ini tetap ada sampai versi Yerome yang telah direvisi isinya, yang disiapkan atas perintah Paus di antara 383 dan 400 Masehi menggantikan veisi Latin lama dalam masyarakatKTisten.
Demikian pula kita dapati:
Leixh-lebih pentinglagi dari haHial ekstem mi ialah perubahan-penibahan yang lambat laun menyusup fce dalam teks itu saidiri. Kebanyakan dari perubahan-penibahan mi adalah hanya kekelinian mata, telinga, mgatan atau pertimbangan fisik penyalin yang tak mempunyai malsud lain selain mengikilti apa-ppa yang telietak di depannya. Tetapi, penyalin-penyalm, terotama yang terdahuhl, sekali-kali tak bennat melakukan setepat-tepataya sebagaimana dihaiapkan penerbit modem yang kritis. Perubahan-perobahan bedl dihioutan untok mengatasi kesulitan, tambahan-tambahan mawHah, tenitama dari penuturan-penutuian yang paiald dalam InjO-infl, kutipan-kutipan dari Pejanjian Lama dibuat lebih tepat dan letMh sempuroa. Bahwa kesennianya itu dilakukan dengan keswiggiihan yang nyata, dan hanya oleh kaiena tidak ada suatu koosepsi tentang liBwajiban seoiang penyalm, teliqmta benar dari hanqu-liampir tidak adanya pemabuan teks dengan senguja untuk kepentingan peiselisilian mengenai ajaian. Selain dari yang sudah dikatakan, cukuplah disebutkan, bahwa lainr atau catatan yang mula-mula dituUs di pinggir halamam, seringkali beialdiir dengan dimasukkannya ke dalam teks, dan bahwa ketxasaan membaca kiteb-kitab sud dalam ibadat umum tentu saja membawa serta tambahan-tambahan yang bertalian dengan liturgi, seperti nyanyiaii: Puja Bapak kami; sedangkan permulaan pelajaran Gereja, yang direntangkaii dan hubungan kalimat yang sebetulnya, seringkali terpaksa dilengkapi dengan beberapa kata yang bersifat keterangan yang cepat dianggap sebagai bagian aslinya. (Enc. Brit. Edisi ke 12, him. 646, Jilid III).
65
Juga kita dapati:
Dan yang sudah kita lihat tampaklah bahwa sebagian besar dan Perjanjian Bani terjadi dan tulisan-tulisan yang tidak langsung dan murid-murid Isa a~. (Enc. Brit. Edisi ke 12, him. 643, Jilid III).
Dan lagi:
Namun pada waktu ini sungguh-sungguh setiap kitab dari Perjanjian Bani, kecuali empat Surat besar dari Paulus, ternyata tidak menjadi pokok perselisihan, dan malah ke dalam ini pun telah dilalaikan penyisipan-penyisipan (Enc. Brit. Edisi ke 12, him. 643 Jilid III).
Pada masa kini pun Perjanjian Baru tidak bebas dari penyisipan dan perubahan. Sebagai contoh kita kernukakan yang benkut:
(a) Dalam Yahya 5:2-5 kita dapati:
Maka di Yeruzalem dekat "Pintu domba" adalah satu kolam, menunit bahasa Iberani dinarnai Baitesda, maka padanya ada lima serambi. Di serambi itu adalah terhantar amat banyak orang sakit, yaitu orang buta dan timpang dan lumpuh, sekaliannya menantikan air kolam itu berkucak. Karena terkadang-kadang tunuilah seorang malaikat ke dalam kolam itu serta mengucakkan airnya, maka barangsiapa yang terlebih dulu turun ke dalam kolam itu, sesudahnya terkucak air itu, iapun sembuhlah dari barang sesuatu penyakit apa pun yang diidapinya. Maka adalah di sana seorang yang sakit sudah tiga puluh delapan tahun lamanya. Apabila dilihat oleh Yesus akan dia terhantar, serta diketahuinya, bahwa sudah sekian lama ia sakit, berkatalah ia kepadanya: Maukah engkau jadi sembuh?"
Selama beratus-ratus tahun kita dapati ceritera ini tercantum dalam Injil. Tak seorang pun berpikir bahwa hal itu tak dapat dipercayai. Tetapi, ketika terjadi perselisihan-perselisihan di antara orang-orang Islam dan orang-orang Kristen dalam abad kesembilan belas, maka ayat 4 dan sebagian ayat 3 dibuang dari kalimat dalam Bible Inggris yang sudah direvisi dan diterbitkan dalam tahun 1881, karena takut terhadap kritik orang-orang Islam, dan pada piuggir halaman dibuat catatan bahwa banyak penulis dulu memasukkan seluruh atau sebagian dari kata-kata yang dibuang dari teks itu-Yang menjadi soal ialah: kalau bagian ini terdapat dalam teks-teks lama yang diakui, mengapa penibahan itu dilakukan? Selain daripada itu, kenyataannya saja bahwa suatu ayat tertentu terdapat dalam beberapa naskah dan lenyap dari lain-lainnya, adalah bukti dari kenyataan bahwa teks asli telah mengalami perubahan-perubahan. Hanya dua kemungkinan yang dapat diterima: Pertama, kita harus membenarkan bahwa ayat itu tak terdapat dalam teks asli. Dalam hal ini kita harus berkesimpulan bahwa beberapa penulis secara bebas memasukkan kata-kata dengan kemauan mereka sendiri. Atau kedua, kita harus mengakui bahwa ayat itu betul-betui terdapat dalam teks asli. Dalam hal ini kita terpaksa menganggap bahwa beberapa penulis tertentu dengan sengaja menghapus ayat itu dari teks. Dalam kedua hal ini teks akan dianggap mengalami percampurtanganan.
(b) Yahya 5:7, 8 kita baca:
Karena tiga (yang menjadi saksi di suiga, yaituBapak dan Kalam dan rohullaidus, dan ketiganya menjadi satu) yang menjadi saksi (dibumi) yaitu roh, dan air dan darah, maka ketiganya menjadi setujuan dalam satu.
Kalimat-kalimat di atas merupakan bagian Perjanjian Baru selama berabad-abad, tetapi ketika orang-orang Kristen masuk ke dalam persengketaan dengan orang-orang Islam dan yang belakangan mulai melancarkan serangan-serangan atas kalimat-kalimat semacam itu, maka orang-orang Kristen mengubah teks Kitab suci mereka dan kata-kata dalam tanda kurung itu dibuang dari Bible Inggris Revised Edition yang diterbitkan dalam 1881. Soalnya kini ialah: Kalau kata-kata yang dibuang itu tidak merupakan bagian dari teks asli dan dimasukkan ke dalam teks oleh seseorang, itu berarti bahwa dalam 1881 saijana-sarjana Kristen mengakui bahwa Kitab suci Kristen telah mengalami percampurtanganan. Tetapi, kalau naskah-naskah lama yang benar dan perubahan sekarang dilakukan dalam teks itu karena dipandang periu, hal itu berarti bahwa kejadian percampurtanganan dalam Kitab Suci Kristen masih terus berjalan.
67
(c) DalamMatius 17:14-21 kitadapati:
Apabila mereka itu sampai kepada orang banyak maka datanglah seorang bedutut dihadapan Yesus, sambil berkata: Ya Tuhan, kasihankanlah anak hamba yang lald-laki, kaiena ia gila babi, lagi amat sangat sengsaranya, kaiena kBiapkali ia jatuh ke dalam api dan kerapkali ke dalam air. Maka hamba sudah membawa dia kepada murid-murid Tuhan, tetapi mereka ddak dapat menyembiihkan dia. Maka menjawab Yesus, katanya: Hai bangsa yang tiada percaya dan yang sesat ini, berapa lamakah lagi aku beserta dengan kamu? dan berapa lamakah lagi Aku sabar akan kamu? bawalah dia kepadaku. Lalu Yesus pun menengking dia, sehingga keluarlah setan itu daripadanya, maka budak pun pulihiah pada ketika itu juga. Setelah itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dengan senyum-senyum serta berkata: Apakah sebabnya kami im tiada dapat membuangkan setan itu? Maka kata Yesus kepada mereka itu: Oleh sebab kurang iman-mu, kaiena dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Jikalau kamu menaruh iman sebesar Uji sesawi, maka kamu berani mengatakan kepada gunung ini: Pindahlah engkau dari sini ke sana, niscaya berpindahlah ia kelak; bahkan tiada barang sesuatu pun yang mustahil padamu. Tetapi sejenis ini dengan suatu pun tiada dapat keluar, hanyalah dengan doa dan puasa saja.
Pembela-pembela agama Kristen tampaknya yakin bahwa sesudah percaya kepada Isa a.s„ tak diperiukan lagi lain-lainnya di jalan kebajikan untuk memperoleh kendhaan dan kecintaan Tuhan. Tetapi dari bagian tulisan Matius yang dikutip itu tampak bahwa tujuan besar ini tak mungkin dicapai, kecuali dengan puasa dan doa. Karena itu doa dan puasa adalah alat penting untuk menank kasih Tuhan. Oleh karena murid-murid Isa a.s. tidak menggunakan alat-alat itu, maka mereka menurut penuturan Injil, tak mampu mengusir keluar suatu roh jahat, walaupun mereka sudah menyatakan iman kepada Isa a.s.. Para kritikus Muslim menggunakan kalimat-kalimat ini sebagai kritikan yang jitu. Mereka mengatakan bahwa hanya beriman kepada Isa a.s. belaka tidak cukup. Perbuatan-perbuatan baik juga perlu dan Isa a.s. sendiri menekankan kepentingan doa dan puasa, dan menggunakannya sebagai wahana kemajuan rohani. Kalau doa dan puasa juga perlu, maka iman kepada Isa a.s. tidaklah cukup dan talc dapat membebaskan orang dari kewajiban berbuat baik. Kritikan ini demikian jitunya sehingga pembela-pembela Kristen sendiri ternyata tak sanggupmemberikan jawaban apapun.Jalanlain satu-satunya yang diperoleh mereka ialah membuangayat itu d.aii InjU. Demikianlah, dalam Injil Matins dan Injfl Yang Disempurnakan tak kita jumpai sama sekali ayat itu. Seluruh ayat itu telahdi-buang dan terbuktilah bahwa teks Injil masih menderita percampurtanganan manusia.
Orang berkata bahwa dalam -Markus 9:29 perkalaan "doa" masih terdapat dan bahwa kalau penibahan itu dilakukan karena didorong sesuatu alasan bunik, perkataan doa tak akan dituliskan tems dalam Markus. Tetapi dalih ini tidak kuat. Kritikan orang-orang Islam tfdak disandarkan pada perkataan doa, karena doa masih dilakukan oleh orang-orang Kristen. Kecaman mereka didasarkan pada perkataan puasa. Ayat yang dibuang itrr menunjukkan puasa sama pentingnya untuk kemajuan rohani, karena itu syariattak mungkin dapat dianggap kutukan. Untuk menghin,darkan kritikan ini, seluruh ayat itu dibuang dan Matins dan perkataan puasa dibuang dan Markus. Mungkin pula ~aibwa segolongan orang yang melakukan perbaikan itu menganggap perlu melenyapkan seluruh ayat itu, sedang segolongan lainriya menganggap cukup dengan hanya membuang perkataan "puasa" saja.
PERTENTANGAN-PERTENTANGANDALAM PERJANJIAN BARU
Maka terdapat pula pertentangan-perteiitangan dalam ceritera-~rita Injil dan pertentangan-pertentangan itu juga membuktikan bahwa Injil bukanlah menipakan wahyu Tuban atau bahwa percampurtanganan manusia telah mengubah wahyu aslinya sehingga tak dapat dikenal lagi. Seoiang penulis hiasa yang mempunyaikadar ketaatan biasa tak akan membiarkan pertentangan-pertentangan yang terdapat dalam tulisannya, bagaimana mungkin kita akan dapat menerima pertentangan-pertentangan yang terdapat dalam Kitab luhan? Disinikitamem berikan beberapa contoh:
Berkaitan dengan kelahiran Isa a.s. kita mengetahui dari matius I;1-12 dan ukias 1:32-33, bahwa Al-Masih a.s. akan menjadi seorang mahkluk biasa. Hanya ia akan dinamai anak Tuhan. Tetapi dari Injil Yahya (1:1,3) kita ketahui bahwa Al-Masih a.s. adalah kalam yang selalu beserta Tuhan dan pada hakikatnya Tuhan, sehingga semunya telah dijadikan daripadanya.
Dan Matins 3:13-17, Maikus 1:9-12 dan Lukas 3:21-22 dan 4:1 bdiau meneinna pembaptisan dan Yahya dan sesudah niencnina pembaptisan daripadanya bdiau segeia nieiiinggalkannya atau pada ban itn juga. Tetapi dalam InjUl Yahya tak ada disebutkan sesuatu pembaptisan dan peiternuan di antara Isa dan Yahya a& iKfc-ai-alran teljadi selama dua harL
Dan Yahya 1:1944 teroyata bahwa sesudah tingal beserta Yahya a~. dan nniri~muridnya beberaqpa hari, Isa a.s- peigi langsung ke Gafflea. 'l"etapi dari Matins 4:1, Maikus 1:12 dan Lukas 4:1 teroyata bahwa setelah nienerima pembaptisan dari Yahya aLS. Isa SLS. pergi ke hutan agar kdoiatannya diuji (4eh setan dan ti"gpl di sana40 hari.
Dari Yahya 1:35-51 teroyata bahwa segera sesudah berjumpa doigan Yahya a&, Isa a& membuat dua orang murid Yahya a.s., seoiang beroama Andereas dan yang lain tak disebutkan namanya, maijadi muridnya sendiri dan pada peijalanan ke Gafilea ia niembuat Stoian, Petals, dan Nathanael menjadi muridnya. Tetapi dari Matins 4:12-22, Maikus 1:12-20 dan Lukas 4:14, 15; 5:1-11 teroyata bahwa sesudah bertemu dengan Yahya dan beidiam 40 hari dalam hutan, Isa a.s. berpuasa dan ketika men dengar Yahya dipenjarakan, beliau peigi ke Galilea dan mengajar & sana pada bebeiapa teropat dan dalam bebeiapa hari dan dekat danan di Gafflea bdiau menerima baiat dari_ Sbnon, Ptetnis, Andreas, Yahya, dan Yakub..Maksudnya, tempat Olangoiang ini, memirot Inpl Yahya, dibaiatkan oldi ba as menjadi muridnya, bokanlah tempat merdca, menunit bgil lain, diterima menjadi mnrid. Juga waktu terjadinya. pembaiatan, menunit Yahya, tidak bh sama dengan waktu yang diberikan Dalam Yahya 4:3 dan 43-45 kita diberitahukan bahwa negeri kdahnan Isa »-&. ialah Yudea dan bahwa Isa a.s. berangkat ke Gafika tanpat bdiau sangat dimulyakan, kaiena ia percaya bahwa seorang nabi tidak dimulyakandalam negeri kdahirannya sendiri. Tetapi, bertentangan dengan ini, dalam Matius 13:54-58; Lukas 4:24 dan Markus 6:4 dikatakan, bahwa negeri tumpah darah Isa a.s. bukan Yudea melainkan Galilea. Karena tidak dimulyakan di Galilea, katanya,maka tak ada nabi yang dimulyakan ditanah tumpah darahnya sendiri.
Dalam Yahya 3:22-26 dan 4:1-3 diceriterakan, bahwa malahan sebelum Yahya dipenjarakan, Isa a.s. sudah mulai menablighkan ajarannya dan membaptiskan orang-orang.
Tetapi dalam Matius 4:12-17 dan Markus 1:14-15 dikatakan, bahwa Isa a.s. mulai mengajarkan sesudah penangkapan atas Yahya.Menurut Lukas 3:23 Yusuf, suami Maryam, adalah anak Heli; tetapi menurut Matius 1:16 ia adalah anak Yakub.
Menurut Lukas 3:32 Yusuf, suami Maryam adalah anak Heli; tetapi menurut Matius 1:16 ia adalah anak Yakub.
Menurut Lukas 3:31 Isa a.s. adalah keturunan Daud a.s. mulai Nathan, tetapi Matius 1:6 mengusut keturunan Isa a.s. dari saudara Nathan, Raja Sulaiman a.s
Dalam silsilah kelahiran yang diberikan Matius kita mendapati bahwa dari Yusuf a.s. sampai Ibrahim a.s. adalah 41 orang, tetapi dalam silsilah kelahiran yang diberikan Lukas kita rnernperoleh 56 orang. Selain inijuga nama-nama dalam kedua silsilah keturunan itu tidak sesuai.
Dalam Lukas 24:50, 51 dikatakan bahwa Isa a.s. dinaikkan ke langit di Baitani. Tetapi, dalam Kisah 1:12 kita membaca bahwa kenaikan itu terjadi di atas gunung bemama Zaituri.
Lakas 24:41-29, 36 dan 51 berkata bahwa pada hari Isa a.s. bangkit dari kematian, atau pada malam sesudah itu, beliau naik ke langit. Tetapi, dalam Kisah 1:3 kita baca bahwa Isa a.s. naik ke langit 40 hari kemudian sesudah kebangkitannya.
Dalam Matius 10:10 kita baca bahwa Isa a.s. berkata kepada murid-muridnya supaya jangan menyediakan "barang-barang tempat bekal bagi perjalanan, atau dua helai baju, atau kasut atau tongkatpun," tetapi Markus 6:8, 9 berkata, bahwa Isa a.s. menyuruh murid-muridnya jangan membawa apa-apa untuk peijalanan selain tongkat. Tetapi, Markus membenarkan bahwa Isa a.s. menyuruh murid-muridnya mengenakan kasufc Dari ini nampaklah bahwa, menurut Matius, Isa a.s. melarang pemakaian kasut sekalipun dan membawa tongkat tetapi, menurut Markus murid-murid itu mendapat perintah supaya membawa tongkat dan memakai kasut.
TAKHAYUL DALAM INJIL
Penelaahan Perjanjian Baru akan memperiihatkan bahwa Kitab itu tak bebas dan unsur-unsur takhayul.
Dalam Markus 1:12, 13 kita dapati:
Pada masa itu juga Roh membawa Yesus ke padang belantara. Adalah Ia di padang belantara itu 40 hari lamanya dicobai oleh lblis, maka Ia hidup di antara binatang-binatang yang buns, tetapi malaikat pun melayafli Dia.
Peristiwa yang ditulis di sini hanya khayalan-khayalan. Hukum Tuhan menentang hal itu. Di dunia ini orang hidup dalam masyarakat manusia dan bukan dalam kumpulan binatang, setan atau malaikat. Tak mungkin diterima oleh akal bahwa hukum Tuhan berlainan pada waktu itu. Setan tak hidup kelihatan bersama manusia di dunia ini dan malaikat tidak pula melakukan jasa yang kelihatan bagi manusia.
Menyaksikan hal-hal demikian dalam impian dan kasyaf adalah perkara lain. Pengalaman-pengalamari' demikian itu diperoleh oleh orang-orang di masa yang lampau, dan itu malahan bisa diperoleh pada masa ini. Tetapi, tak pernah kita dapati di masa yang lampau atau pada waktu sekarang makhluk manusia hidup bersama-sama dengan hewan, sebagaimana halnya serigala dan singa. Tidak pula kita dapati setan datang kepada manusia dan membawanya pergi sehingga manusia itu menuruti dan mematuhinya secara beriawanan dengan kehendaknya, dengan hanya melakukan pemberontakan kadang-kadang. Juga tidak ada malaikat yang datang dan melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti membakar roti, meroasak dan mengambil air. Dalam hikayat benar kita dapati ceritera-ceritera semacam itu, tetapi dapatkah ceritera- ceritera itu memperoleh tempat dalam Kitab Suci? Jika Perjanjian Baru buku semacam Jungle Book karangan Kipling, hal itu lain sama sekali. Akan tetapi, Perjanjian Baru adalah Kitab untuk menuntun umat manusia dalam keagamaan. Faedah apakah yang akan dapat diraih dan Kitab dengan ceritera-ceritera dan dongeng-dongeng semacam itu? Isa a.s. seorang yang bajik lagi saleh. Kita tidak dapat menisbahkan hal-hal yang berrifat khayali semacam itu kepada beliau. Beliau seorang Nabi Allah yang mulia, diutus untuk membimbing kaum beliau. Tidak mungkin beliau mengajarkan hal- hal semacam itu. Tidak mungkin pula ajaran beliau akan menggoncang kesetimbangan piloian para pengikut beliau dan enghalau mereka dari jalan akal masuk ke dalam rawa ketakhayulan. Karena itu, kita terpaksa mengatakan bahwa unsur-unsur ketakhayulan itu dimasukkan ke dalam Injil beberapa masa kemudian. Isa a.s. tak dapat bertanggung jawab atas hal-hal itu, tidak pula paia murid beliau Tanggung jawab atas takhayul-takhayul itu masuk ke dalam teks-teks Injil terletak pada orang-orang Kristen yang datang kemudian; mereka tidak lagi peka dalam kerohanian dan lebih menyukai mendapat pujaan umum daripada kebenaran sejati.
Di dalam Markus 5 : 14 kita baca :
Maka sampailah mereka itu loe sebeiang tasik, ke tanah orang Gadara. Setelah Yesus tunm dan perahu sebentai itu juga bertemulah dengan dia seoiang yang bertempat di kubur-kubur orang, maka seorang pim tiada dapat mengikat dia, walau dengan rantai sekalipun. Karena kBrapkaU sudah ia duantaikan kakinya dan dibelenggu, tetapi segala rantai itu diputuskannya belaka, dan belenggu kakinya itu pun dihancurkannya, maka seoiang pun tiada ada kekuatan memerintah dia. Maka senantiasa siang malam adalah ia di kubur-kubur dan di bukit-bukit, beiteriak serta memotong dirinya dengan batu. Akan tetapi setelah dilihatoya Jesus dan ja(uh, beriarilah ia datang menyembah Dia, samtxl beisero dengan nyaring suaianya, katanya: "Apakah perkaia aloi kena-mengena dengan engkau, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi. Aku menuntut sumpahmu demi Allah, jangan Engig~i menyiksakan aku! Karetia sudah' dikatakan Yesus kepadanya: Hai, setan, kehiadah engfcau danpada orang ini. Maka bertanyalah Ia hepadanya: "Sapakah namamu?" Maka sahutaya: Legion, itulah namalai, karena kaim banVak. Lalu ia meimiita amat sangat kepada Yesus, supaya jangan disunihnya pergi ke luar dan negeri itu. Maka adalah di sana pada bukit itu bagi sekawan besar sedang mencari makan. Maka segala setan itu pun meminta Isa a.s„ katanya: Suruhkanlah kami masuk ke dalam kawan baU itu!" Maka diluluskaimyalah. Lalu keluailah segala setan itu serta masuk ke dalam babi itu, maka semua batn itu tequnlah dan lereng bukit yang curam ke dalam tasik, sekira-kira dua ribu ekor banyaknya, lalu madlah lemas di dalam air. Maka orang penjaga babi itu pun berlarilah lalu dikabarkannya perkara itu dalam negeri dan di kampung pun. Maka keluarlah orang melihat apa yang terjadi itu.
Kalimat-kalimat ini mengandung pikiran-pikiran takhayul yang demikian banyaknya sehingga pembaca bertanya keheran-heranan, bagaimana hal itu bisa menyelinap ke dalam penuturan Injil.
Pertama, kepada kita diceriterakan bahwa seorang menjadi berubah akal begitu gawatnya sehingga ia tidak dapat dikungkung dengan rantai-rantai yang paling kuat sekalipun. llmu kedokteran dan pengalaman manusia mendustakan ceritera semacam itu. Rantai yang cukup kuat guna menahan dan mengungkung orang yang paling gila bagaimanapun pasti bisa didapat. Tidakkaa orang-orang di masa itu tahu bagaimana cara membuat rantai-rant~a yang cukup kuatuntuk menahan manusia?
Kedua, dalam kalimat-kalimat itu dikatakan kepada fcita bahw& orang gila itu bisa memotong dirinya dengan batu. Hal semacam itu amat mengherankan. Kelihatannya seorang oraing memotong dirinya bertahun-tahun lamanya dengan batu, nam~ndemikian ia tidak mati.
Ketiga, diceriterakan bahwa Isa a.s. beJ bicara kepada orang itu, "Hai setan, keluarlah daripada orang ini. Hal. demikian hanya biasa diucapkan oleh orang-orang yang ter belakang dan bodoh dan adalah tidak mungkin dikatakan oleh seorang nabi. Kalau roh-roh jahat dapat masuk ke dalam badan manusia, mengapa peristiwa demikian tidak dapat kita saksikan di masa kita ini? Tidakkah kita mempunyai alat-alat untuk melacak roh-roh jahat? Benar, ilmu kedokteran masa sekarang menganggap penyakit-penyakit rohani, seperti neurasthenia, hysteria, gila, dan lain-lain ada, tetapi ilmu kedokteran mengaitkan penyakit-penyakit itu kepada faktor-faktor lain dan bukan kepada roh-roh jahat.. Akan tetapi, penuturan Injil mengatakan kepada kita bahwa seoiang manusia beiakal lagi jujur seperti ba a.s. berpikir bahwa, ketika seoiang orang menjadi gila roh jahat masuk ke dalam dirinya. Mengaitkan pikiran takhayul semacam itu kepada seorang wujud nabi adalah, menurut pandangan kami, kejam. Hal itu mengaitkan takhayul-takhayul kita kepada seorang Gum yang besar. ba a.s. sendiri tak mungkin mengatakan hal semacam itu, tidak pula paia murid bdiau. Ia pastilah reka-rekaan pada masa kemudian. Bukan itu saja, bahkan pikiran takhayul itu lebih parah lagi. Dieeriterakan bahwa Isa a.s. menanyakan kepada roh jahat itu namanya dan roh itu menjawab, "Legion, itulah namaku karena kami banyak." Dengan pericataan lain, roh itu bukan hanya satu melainkan satu pasukan Oegiun).
Lebih lanjut dikatakan bahwa roh-roh itu minta kepada Isa a.s. supaya ia jangan menyunih merekapeigi dan negeri itu. Tetapi Isa a.s. menolak, kaiena itu roh-roh jahat itu meminta kepadanya supaya mengirirnkan mereka kepada sekawan babi sehingga mereka dapat masuk ke dalam hewan itu. Hal itu segera disetujui Isa a.s.. Lalu rohioh jahat itu peigi dan masuk ke dalam babi itu dan kawanan hewan itu terjun dan lereng curam ke dalam laut. Dengan cara ini tenggelamlah 2000 ekor binatang itu.
Alangkah takhayul dan bodohnya tampak kalimat-kalimat itu. Diceriterakan bahwa roh-roh jahat itu ingin meiunggalkan badan manusia dan masuk ke dalam babi. Soal lainnya ialah : Kawanan babi itu pastilah milik seseoiang dan apakah haknya Isa a.s. untuk menghancurkan milik orang lain? Kalau dikatakan bahwa anak Tuhan berhak atas segala macam milik, maka yang menjadi pertanyaan ialah : Mengapa Tuhan disebutkan Tuhan kasih? Kalau sebagai Pemilik segala-galanya, Tuhan dapat memusnahkan barang-barang milik manusia, hukum atau peraturan apa yang kita miliki di dunia? Apa buktinya bagi kita Tuhan ituPengasih?
Selain ini maka ada lagi suatu takhayul lain yang lebih berat dan diajaikan dalam bagian ceritera itu. Dikatakan bahwa roh-roh jahat itu masuk ke dalam babi, lalu babi itu terjun dan lereng curam ke dalam lauL Soalnya ialah, mengapa terjadi perlainan perangai? Ketika r(di-roh jahat masuk ke dalam badan manusia, ia tak menceburkan dirinya ke dalam laut. Tetapi ketika roh itu memasuki sekawan 2000 babi, mereka terjun semuanya ke laut lalu mati. Seluiuh kalimat ini bersifat takhayul yang tak masuk akal. Seseorang yang yakin akan kebesaran dan kewarasan Isa a.s. tak akan menisbahkan hal-hal ini kepadanya atau kepada murid-muridnya. Ia akan terpaksa mengambil kesimpulan bahwa kalimat semacam ini dimasukkan ke dalam penuturan Perjanjian Baru oleh penulis-penulis kemudian.
Dan penuturan Peq'anjian Baru tampak bahwa Isa a.s. biasa menghidupkan kembali orang yang mati. Begitulah dalam Yahya 11:43,44 kita baca :
Setelah ia berkata demikian, bersenilah ia dengan suara yangkuat, katanya: Hai Lazarus marilah keluar! Lalu keluarlah orang yang sudah mati itu, terikat kaki tangannya dengan kain kapan, dan mukanya pun berbahit dengan sapu-tangan. Maka kata Yesus kepada mereka itu : Lepaskan biar dia pergi.
Demikian pula dalam Matius 27:51-53 kita dapati :
Maka sekonyong-konyong tirai di dalam Bait Allah carikiah terbelah dua, dan atas sampai ke bawah, dan bumi pun gempa dan batu-batu gunung terbelah-belah. Dan kubur-kubur pun terbuka dan beberapa mayat orang suci yang sudah wafat bangkit pula, dan ke luar dan kuburnya, maka kemudian daripada kebangkitan Yesus, masukiah mereka ke dalam negeri kudus, lalu kelihatan kepada orang banyak.
Dapatkah orang berpikir waras dianjurkan supaya mempercayai penuturan itu? Kalau yang mati dapat dihidupkan kembali, kenapa kini tidak? Kalau dikatakan bahwa itu ialah hak istimewa Isa a.s., maka jawaban kami ialah, itu tak benar, karena Isa a.s. sendiri berkata bahwa kalau pengikut-pengikutnya punya iman sebesar biji sawi saja, mereka akan sanggup memperlihatkan Tanda-tanda yang lebih besar dan Tanda-tanda yang diperlihatkannya.
Demikianlah dalam Yahya 14:12-14 kita dapati :
Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu: Siapa yang percaya akan Daku iapun akan melakukan segala perbuatan yang Aku ini perbuat, dan ia melakukan perbuatan yang lebih besar daripada ini, karena Aku ini pergi kepada Bapaku. Dan barang apa pun yang kamu minta atas Namaku, itulah Aku buatkan kelak, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jikalau kami minta kepadamu barang sesuatu atas Namaku, Aku ini akan membuatkan dia.
Soalnya kini ialah: dapatkah orang-orang Kristen pada masa kini menghidupkan yang sudah mati?
Dalam Matius 14:25-27 kita baca :
Maka pada waktu lepas pukul tiga malam datanglah Yesus kepada mereka itu, berjalan di atas air tasik itu. Apabfla dflihat oleh murid- muridnya akan Dia berjalan di atas air tasik itu maka terkejutlah sekaliannya sambil katanya : Itu hantu! Lain berteriaklah mereka itu sebab takutnya. Tetapi dengan segeranya Yesus bertutur kepada mereka itu, katanya: Tetapkanlah hatimu, inilah Aku, jangan takut.
Ini juga suatu takhayul besar. Orang mana bisa berjalan di atas air?
(v) Dalam Lukas 14:24-26 kita dapati :
Apabila setan sudah ke luar dan dalam orang itu, ia menjalani tempat yang tiada berair serta mencari perhentian dan tiada didapatinya, lalu katanya: Aku hendak pulang ke rumahku yaitu ke tempat yang aku sudah tinggalkan. Maka apabila ia tiba didapatinya rumah itu bersapu serta terhias. Kemudian pergilah ia mengambil tujuh setan yang lain pula bersama-sama dengan ia sendiri, yaitu yang terlebih jahat daripadanya, lalu masukiah ia diam di situ, maka hal orang yang dimasukinya itu, akhirnya menjadi terlebih jahat daripada awalnya.
Alangkah jijiknya takhayul ini. Apa arti yang mungkin dikandung oleh ceritera ini? Dapatkah itu dinisbahkan kepada seorang manusia seperti Isa a.s.? Berkata dusta cukup buruk. Mereka-reka satu takhayul hampir sama buniknya. Tetapi menisbahkan dusta dan takhayul kepada Tuhan dan Nabi-Nya adalah kejam. Penulis-penulis Injil yang ceroboh dan kurang berilmu bertanggung jawab atas perbuatan kejam itu. Dengan berbuat begitu mereka telah menghancurkan Injil dan membuatnya tak berharga sebagai kitabagama.

TATA SUSILA PERJANJIAN BARU YANG MERAGUKAN
(i) Dalam Markus 11:12-14 k»ta peroleh :
Pada keesokan harinya, setelah mereka itu be luar dan Baitam, Ia pun merasa lapar. Demi terpandang dan jauh sepohon ara yaag ber daun pergilah ia melihat kalau-kalau boleh dapat apa-apa padanya; tatkala Ia sampai ke situ suatu pun tiada dijumpainya, melainkan daun sahaja; karena belum sampai musim buah ara. Maka kata Isa kepada- nya; Janganlah barang seorang pun makan lagi buah daripadamu selama-lamanya. Maka murid-muridnya mendengar perkataan ini.
Dan ini jelaslah bahwa (a) Isa a.s. yang tinggal dalam negeri tempat pohon ara banyak terdapat, tidak tahu kapan musim berbuah pohon itu, (b) beliau tampaknya tak punya budi pekerti baik sehingga sebalik dan merasa menyesal atas kekeliniannya, beliau terns mengutuk pohon itu supaya mati dengan berkata, "Janganlah seorang pun makan lagi buah daripadamu selama-lamanya." Kami orang-orang Muslim tak percaya Isa a.s. Tuhan. Kami menganggap beliau hanya sebagai Nabi Allah. Tetapi, kami bahkan tak dapat mempercay.ai bahwa beliau mengatakan apa yang dinisbahkan kepadanya itu. Kami tak bisa lain kecuali tercengang atas orang-orang yang menganggap beliau anak Tuhan dan sebagai contoh akhiak yang paling baik, tetapi menerima saja pelukisan-pelukisan yang menisbahkan budi-pekerti yang tak pantas kepada beliau. Mereka tak pernah berhenti sejenak untuk menimbang, apakah hal-hal semacam itu mungkin pernah diucapkan oleh Isa a.s. dan apakah itu bukan dinisbahkan secara keliru kepada beliau oleh orang-orang lain.
78
Pembela-pembela Kristen dewasa ini mencoba memberikan keterangan mengenai kalimat itu. Mereka mengernukakan bahwa kutukan itu tidak diucapkan kepada pohon ara, melainkan kepada bangsa Yahudi dan hanya berarti bahwa kaum Yahudi sejak itu tak akan mampu menghasilkan buah apa pun. Keterangan itu lemah. Orang-orang yang mengenai bentuk kesusasteraan biasa, tak dapat terkesan oleh keterangan-keterangan demikian. Kalau pohon ara itu harus dipakai sebagai tamsil, perlukah Isa a.s. harus berjalan kepada sebuah pohon itu pada waktu beliau sedang menderita lapar? Menurut bagian ceritera dalam Markus, Isa a.s. melihat pohon itu berdaun lebat dan beliau memutuskan pergi ke pohon itu dengan harapan mendapat buah barang sedikit. Baru sesudah beliau melihatnya dari dekat dan mendapatkan hanya daun-daun — (sebab musim buah pohon ara belum tiba) — maka ia mengutuk pohon itu. Pendeknya, Isa a.s. pergi ke pohon itu untuk menghilangkan laparnya. Pohon itu berdaun dan Isa a.s. berharap mendapat buah barang sedikit. Pembawa ceritera menambahkannya bahwa musim buah pohon ara belum datang. Semua ini menunjukkan bahwa peristiwa itu tidak dimaksudkan sebagai perlambang. Pembawa ceritera menerangkan dengan jelas sekali bahwa Isa a.s. pergi ke pohon itu, karena beliau lapar dan berharap akan menernukan buah-buahan. Tetapi masa berbuah pohon ara belum datang. Mungkin bahwa pohon yang satu itu terlambat mengeluarkan buah, atau menderita suatu penyakit dan tak dapat berbuah. Tetapi Isa a.s. menjadi kesal dan mengutuk pohon itu. Kalau semua ini diceriterakan dengan sebetulnya, tidakkah kita punya alasan untuk bertanya, apakah orang-orang yang mengutuk barang-barang tidak beq'iwa seperti pohon, sungai, gunung atau batu dapat dianggap sebagai makhluk berakal? Adakah penulis yang menisbahkan itu kepada Isa a.s. menyangka bahwa pembaca-pembaca berbagai generasi yang akan datang kemudian akan menelan saja karikatur seorang waras dan sopan seperti Isa? Penganut-penganut agama Kristen mungkin dapat diperdayakan oleh penuturan demikian, tetapi kami orang-orang Muslim tak dapat menisbahkan hal ini kepada Isa a.s„ bukan karena beliau dalam segala hal berbeda dari nabi-nabi lain, tetapi oleh karena dari orang-orang sopan dan berpekerti biasa saja pun kami tidak mengharapkan hal-hal demikian.
Dalam Matius 7:6 kita baca :
Janganlah kami memberi barang yang loidus pada anjing, dan jangan dicampakkan mutiaramu di hadapan babi, kalau-kalau dipijak-pijakiiya dengan kalonya serta berbalik mencank kamu.
Apa yang dilukiskan di sini sebagai "kudus" dan "mutiara" pada hakikatnya wahyu dan Tanda-tanda Tuhan. Yang dimaksudkan dengan "anjing" dan "babi" dalam ayat ini ialah orang-orang yang ingkar kepada Isa a.s.. Tak perlu diragu-ragukan lagi bahwa Tanda-tanda Tuhan lebih kudus dari barang-barang yang paling kudus. Tanda-tanda Tuhan adalah lebih berharga daripada mutiara. Tetapi, tak dapat disangkal lagi bahwa barang-barang kudus dan berharga seperti mutiara justru dimaksud untuk orang-orang yang tidak mempunyai. Tanda-tanda Tuhan harus ditunjukkan kepada mereka yang sepi dan kepercayaan kepada Dia. Nabi-nabi tidak membawa iman hanya untuk orang-orang yang sudah mempunyaiya. Ini ternyata dan sejarah bahwa nabi-nabi tak pernah datang melainkan dalam masa kekeruhan sedang merajalela. Mereka datang hanya ketika dunia diJiputi kegelapan, dan tugas mereka ialah menuntun dunia dan kegelapan kepada terang. Ajaran mereka ditujukan kepada orang-orang yang meraba-raba dalam kekelaman. Bagi merekalah nabi-nabi itu datang ke dunia. Tampaknya tak mungkin bahwa seorang kekasih Tuhan akan melukiskan sebagai anjmg dan babi mengenai orang yang kesalahan mereka hanyalah karena kepada mereka sinar iman belum turun. Tidaklah mungkin seorang nabi akan mengatakan bahwa tanda-tanda Tuhan tak boleh disampaikan kepada orang-orang kafir karena khawatir bahwa jangan-jangan mereka akan menginjak-injaknya. Kalau seorang nabi dituduh dapat mengatakan hal semacam itu, bagaimana mungkin orang-orang kafir akan bisa percaya? Pengaitan perkataan itu kepada Isa a.s. adalah perbuatan kejam. Itu serupa halnya dengan mengatakan bahwa orang-orang itu sendiri, yang kepada merekalah beliau dimaksudkan datang, dilukiskan oleh beliau sebagai anjing dan babi; dan ini bukan karena kesalahan mereka, bukan pula karena sesuatu kejahatan yang mereka lakukan, melainkan hanya karena kebenaran belum nampak kepada mereka.
Kebalikan dan ini adalah contoh yang diperagakan oleh Rasulullah s.a.w.. Di dalam Al-Quran (26:4) kita baca:
"Boleh jadi engkau akan membinasakan dirimu sendiri dari duka cita karena mereka tidak mau beriman."
Ayat itu melukiskan betapa besar hasrat Rasulullah s.a.w. untuk menyampaikan seruan beliau kepada semua orang kafir. Jika kita pertentangkan Yesus dari Injil dengan Rasulullah s.a.w. dari Islam, kita menernukan satu perbedaan seperti beda langit dan bumi. Yang seorang menyediakan diri untuk bekeija sampai mati demi mereka yang tidak mau beriman; yang lainnya lagi berpaling dan mereka seraya menyebut mereka anjing dan babi dan memerintahkan pengikut-pengikutnya jangan membacakan Tanda-tandaTuhan kepada mereka.
Tidak ayal lagi, RasuluUah s.a.w. mengatasi nabi-nabi lain semuanya dalam keteladanan budi. Namun, kami tidak dapat. mempercayai bahwa Yesus kosong dan budi pekerti yang baite. sebagaimana digambarkan oleh Injil. Benar, beliau tidak mencapai: martabat kerohanian tinggi yang dicapai oleh Rasulullah. Namun demikian, beliau adalah seorang Nabiullah dan diutus oleh Dia untuk mengajarkan akhiak dan ajaran rohani kepada manusia. Teladannya hams membedakannya dan beijuta-juta makhluk manusia lainnya, tetapi celakalah penulis yang menuduhkan kelakuan yang tak pantas semacam itu kepadanya. Dalam hubungan ini kami tak dapat meninggalkan peristiwa tentang wanita dan Kanaan, yang disebut dalam Matius 15:21-26 dan Markus 7:24-27. Perempuan itu menghampiri Isa a.s. dengan amat merendahkan din. Sesuai dengan adat bangsanya ia berlutut di muka kaki Isa a.s. dan hanya menginginkan petunjuk daripadanya. Tetapi menurnt penulis Injil, Isa a.s. berkata :
"Tiada patut mengamMI roti anak-anak dan mencampakkannya kepada anfng."
Alangkah besarnya keinginan dan harapan perempuan melarat itu ketika ia datang menghampiri Isa a.s.. Dan ia pergi tidak untuk mengemis roti atau pakaian atau sesuatu benda semacam itu; yang diinginkannya ialah tuntunan rohani belaka. Ia menginginkan dan Isa a.s. justru barang yang untuk memberikannya itu beliau datang. Tetapi, penuturan Injil berkata bahwa Isa a.s. menyuruh orang mengusir perempuan itu. Bukan hanya itu. Isa a.s. melemparkan nista ke muka wanita itu, memanggilnya anjing dan menghina nya. Kalau penuturan Injil itu benar, Isa a.s. bukan menghina hanya perempuan dan Kanaan ini. Beliau merendahkan semua kaum lemah dan menunjukkan dengan ucapannya bahwa beliau tak punya apa-apa untuk dikasihkan kepada perempuan-perempuan Yahudi. Beliau lebih suka kalau kaki beliau diurapi dengan minyak wangi oleh seorang perempuan Yahudi yang berdosa (Lukas 7:36-38) daripada mengatakan kata-katapenghibur kepada seorang perempuan bukan-Yahudi. Kalau orang-orang Kristen menganggap kalimat Injil itu betui, itu terserah kepada mereka. Tetam pada fihak kami sendiri, kami tak percaya bahwa murid-murid beliau akan mengatakan hal demikian tentang beliau. Menurut kami hal itu adalah isapan jempol dan penulis-penulis kemudian. Dan hal itu dilakukan pada waktu ketika Isa a.s. sejati telah lenyap dari dunia dan Isa khayali dijelmakan oleh penulis-penulis yang tidak tabu.
Dalam Yahya 2:1-4 kita peroleh :
Maka dua hari kemudian daripada itu ada suatu perjarnuan kawin di negeri Kana, di tanah Galilea, dan ibu Yesus ada di sana. Maka Yesus pun dengan murid-muridnya dijemput kepada perjarnuan kawin itu. Apabila kekurangan air anggur, berkatalah ibu Yesus kepadanya, "Mereka itu tiada berair anggur. Maka kata Yesus kepadanya: Hai perempuan, apakah yang kena- mengena di antaraAku dengan engkau? Saatku belum sampai."
Demikian pula dalam Matius 12:47, 48 kita baca :
Maka kata seorang kepadanya: TengoMah ibu dan saudara tuan berdiri di luar hendak bicara dengan tuan. Maka Isa menjawab dan berkata kepada orang yang menyampaikan kepadanya: Siapakah ibu-ku? Dan siapakah saudara-saudaraku?
Kalimat-kalimat kutipan dari Yahya dan Matius ini menunjukkan bahwa Isa a.s. tidak menaruh segan, sekalipun terhadap ibu-nya, suatu hubungan yang dipelihara dengan takzim dan mulia setinggi-tingginya oleh semua orang yang sopan. Apakah seorang Kristen biasa kini mau menegur ibunya dengan kata, "Perempuan, apakah kena-mengena di antara aku dengan engkau?" Maukah seorang Kristen pada masa sekarangmengenyahkan ibunya secara menghina dan, namun demikian, dianggap sebagai orang sopan? Kalau tidak, mengapa penulis-penulis Injil mengecualikan Isa a.s. dengan lukisan yang menggelikan itu? Hoi-mat terhadap ibu adalah nilai kebajikan urnum, dalam masyarakat primitif sekalipun. Itu adalah suatu contoh kelakuan baik yang diamalkan oleh manusia yang paling jahat sekalipun. Tetapi, kalau penuturan Injil harus dipercayai, maka Guru Israil ini, pahlawan tradisi Musa a.s. yang datang untuk menuntun suatu bangsa dari gelap kepada terang dan untuk mengajarkan sifat-sifat akhiak yang tinggi ini berlaku kasar terhadap ibunya dan berlaku tak-kenal-malu terhadapnya. Menurut kepercayaan Kristen, Isa a.s. adalah Tuhan, bukan makhluk manusia. Kalau Isa a.s. anak Tuhan, mengapa beliau dilahirkan dan rahim Maryam?
Jika Isa a.s. menerima bahwa beliau dilahirkan dalampangkuan Maryam dan menyuruhnya menderita beban berat selama sembilan bulan dan menghirup air susu dan dadanya selama dua tahun dan dalam jangka waktu beberapa tahun membebaninya dengan kewajiban mengasuh beliau, tidakkah Isa a.s. harus membayar kembali hutang kepada seorang ibu dengan menunjukkan kesopanan dan hormat yang sepantasnya dilakukan kepadanya? Agaknya yang benar ialah, hal-hal ini hanyalah dalih semata-mata. Orang-orang Kristen tidak menghormati Isa a.s. dengan separuh hormat yang dilakukan mereka terhadap InJ'il-injil yang telah mengalami perubahan-perubahan. Inji] yang diubah-ubah adalah rekaan mereka sendiri dan Isa a.s. adalah ciptaan Tuhan. Mereka tidak bersedia melakukan tindakan yang benar dengan mengakui bahwa penuturan Injil itu salah. Mereka lebih suka kalau Isa a.s. dihina daripada menolak penuturan Injil. Akan tetapi, makhluk manusia berpikiran waras dan sopan yang merenungkan kehidupan serta memahami teladan-teladannya yang bersifat mensucikan, tak dapat berbuat lain kecuali mengakui bahwa Injil, sebagaimana yang kita punyai sekarang, penuh dengan perubahan-perubahan dan kekeliruan-kekeliruan. Injil mengandung unsur-unsur yang bukan memajukan melainkan hendak menghancurkan hasrat-hasrat rohani manusia. Karena Injil berada dalam keadaan demikian, perlulah Tuhan menurunkan ke dunia suatu wahyu baru yang bersih dari kekeliruan-kekeliruan dan yang sanggup memupuk dalam diri manusia bukan hanya sifat-sifat susila yang tinggi saja, tetapi juga pandangan kerohanian yang tinggi. Wahyu itu adalah Al-Quran.
83
PERCAMPURTANGANAN DALAMWEDA
Agama penting ketiga, ditilik dan jumlah pengikutnya, ialah Agama Hindu. Sesuai dengan ajaran Al-Quran, kami berkeyakinan teguh bahwa Agama Hindu bersumber pada wahyu Tuhan dan karena orang-orang Hindu menganggap Weda sebagai Kitab-kitab Suci mereka, kami juga terpaksa mempercayai bahwa Weda berisikan wahyu-wahyu yang diterima oleh nabi-nabi Hindu. Tetapi, keadaan Weda, sebagaimana kita dapati pada masa ini, sangat rancu. Kita malahan tidak mengenal nama orang-orangnya yang menerima wahyu-wahyu itu. Pada permulaannya mantra-mantra Weda menyebutkan beberapa nama, tetapi nama-nama ini, menurut saijana-saijana Hindu sendiri, bukanlah nama orang-orang yang menerima wahyu-wahyu itu, tetapi nama orang-orang yang menghimpunnya. Karena itu nilai sejarah Weda sangat meragukan. Sarjana-sarjana Weda menganut pendapat berikut tentang Weda:
(1) Pandi t Vedic Murni menulis dalam bukunya bernama Veda Sarvasva:
Sebenarnya loerancuan yang telah menimpa Atharwa-Weda ini tak ada tandingannya dalam Weda-weda lain. Malahan sesudah Sayana-carya banyak Sukta telah ditambahkan padanya. Cara percampur-tanganan yang halus telah diadakan. Pada taraf pertama bagian yang disisipkan dapat dikenal dari teks dengan kata-kata Atha (awal) dan Id (akhir). Bila pembaca-pembaca telah terbiasa dengan perubahan itu, kata-kata Atha dan Iti dibuang dan bagian yang ditambahkan menjadi bagian dari teks urnum. Sebagaimana dalam kumpulan Rig-Weda, Sukta-sukta Walkhilya ditambahkan, begitu pula pada akhir Atharwa Weda telah ditambahkan Sukta Kuntapa. Pertanyaan "dari mana datangnya Sukta dari Anu-Waka kelima sampai ke Kuntapa, tak bisa diperoleh jawaban. Kekeliruan itu begitu besaroya sehingga akhirnya kata-kata, "Atharwa-Weda Sambita Samapta" dianggap sebagai jaminan yang cukup, bahwa semua yang sebelumnya merupakan kumpulan Atharwa. Seorang pun tak ada yang bertanya, siapa pengumpul dan penerbitnya, dan apa kemampuan yang dimiliki mereka untuk tugas itu (him. 97).
(2) Pandit Makesh Chandra Prasad menulis dalam bukunya Sankrit Sahitya ka Itihas :
Vaja Sameyi Shukla Ycljur-VecIa Samhita adalah suatu kumpulkan yang ganjil. Di dalam kumpulan itu Weda dan Brahmana merupakan bagian-bagian terpisah. Semuanya terdin darf 40 bab, tetapi kebanyakan orang yakin bahwa dan ini semua hanya 18 yang asli, yang selebihnya ditambahkan kemudian. Bab-bab I sampai 18 sesuai dengan Bhaga Tnttirya Samhita dan Krisha Jadfur-WetIa dalam prosa dan puisL Dan 18 bab ini Mta mempunyai penjelasan kata demi kata, dalam Krahmana-brahmananya. Tetapi bertalian dengan bab-bab selebihnya ldta mempunyai penjelasan hanya dan beberapa mantra disana-sini. Katyayana menganggap bab-bab 26 sampai 3S sebagai sisipan. Bab 19 sampai 25 berisi penutuian tentang pengorbanan. Ltu tidak sesuai dengan Taittiriya Samhita. Bab 26 saropai 29 sebagian besar berisi mantra-mantia yang bertalian dengan upacaia-upacara pengorbanan yang juga disebutkan dalam bab-bab terdahuhl, dan hal mana teroyata, bahwa ita pasti sekali ditambahkan kemudian (him. 160).
(3) Pandit Shanti Dev Shastri menulis dalam The Ganga (Pebr. 1931):
Pertama sekali behun diketahui dengan pasti apakah Weda-weda itu tiga atau empat. Menunit Manu Smarti dan SyatapafhaBrahmana hanya Rig-Weda, Yajur-Weda dan Sama-Weda yang dikatakan Weda dan kitab-kitab itu berjumlah tiga. Tetapi menunit Weja Saneayi Upanisyad, Brahmana Upamsyad dan Mundaka Upamsyad jumlah Weda adalah empat (Mm. 232).
(4) Pandit Hirday Naiain menulis dalam The Ganga (Jan. 1931):
Dalam Charana vyuha dan tulisan-tulisan lain dari Shaukana Riyi penuturan yang diberikan tentang jumlah yang beta) dan mantra-mantra Weda, jumlah kata dan hunifoya tak beriaku telhadap edisi-edisi Weda yang sekarang, dan mana nampak jelas bahwa Weda-weda itu telah menderita penambahan dan penguiangan.
(5) Pandit Shanti Dew Shastri menulis dalam The Ganga (Pebr. 1931):
Ketika Chamna Vyuha dan Siaunaka Risyi disusun, Siakalia Samhita dalam kumpulan Rig Weda mempunyai 153.826 perkataan, 432.(X)0 hunif dan 10.622 mantia. Tetapi kim kita tidak menjumpai jumlah itu fhim.
(6) Dr. Tarapad Chaudri menulis dalam The Gangga (Jan. 1932):
Selain ini dalam Weda ldta dapati kata-kata yang jelas betui tampak berlainan dan teks urnum. Kelihatannya teks itu telah dicampuri oleh faesalahan-kesalahan tak disadari dari orang-orang yang menyunih menuliskannya, juga dari pengalihaksaraannya (him. 74).
(7) Pandit Vedic Muni dalam Weda Sarwaswa menulis :
Masa penyusunan Goptaha Brahmana justni adalah masanya, ketika pembela-pembela pengorbanan berkuasa. Pada waktu itu pengikut-pengikut Rig-Weda, Yajur-Weda, SamaWeda dan Atharwa-Weda sedang berselisih keras dan sibuk mengada-kan penyisipan-penyisipan dengan berbagai alasan. liap-tiap mereka memasukkan ke dalam Weda-nya masing-masing mantra-mantra dari Rig-Weda yang mereka sukai. Setiap mereka menganggp diri sendiri tak dapat dikritik dan membenci setiap orang lainnya. Bukan hanya ini. Perbedaan-perbedaanyang menyelinap ke dalam berbagai naskah memecah belah para pengikut berbagai Weda di antara mereka sendiri. Pengikut-pengikut Washkala-Samhita, memisahkan diri dari pengikut-pengikut Shakalnya Samhita. Pengikut-pengikut Madbyandina Samhita dari Kama Samhita dan Shaunaka Samhita dari Pippada Samhita. Tiap-tiap mereka menganggap naskah yang digubahnya sendiri sebagai yang paling baik dan paling murni dan yang lainnya rusak dan palsu. Perbedaan-perbedaan yang begitu banyak dalam teks Weda-weda sebagaimana kita dapati masa ini muncul pada masa.yang bunik itu (him. 105-6).
(8) Sumber-sumber itujuga berkata selanjutnya :
Di samping mi bagian-bagian Brahmana Grantha ditambahkan . juga ke dalam Weda-weda yang dapat diketahui dengan segera oleh pembaca yang waspada. Atharwa-Weda demikian pula keadaannya. Orang-orang ahli dalam agama ldta haruslah memikirkan hal itu. Bahwa suatu kitab agama hams ada dalam keadaan yang menyedihkan demikian sangatlah disesalkan (him. 108).
(9) Seterusnya ia menulis :
Sudah ditunjukkan bahwa pada waktu ini kita mempunyai dua veisi Atharwa-Weda. Yang satu iaalah Pippaiada Samhita, yang lainnyaShaunaha Sarnfata. Df antaia keduanya ita Pippalada Samhita adalah yang lebih dipercaya. Tetapi ini tidak dinyatakan, juga Sayana Charya tidak merobuat pandang~n tentang itu. Shaunaka Samhita yang tercetak dapat diperoleh dalam berbagai edisi, yang dikeluarkan oleh tiga percetakan yang bedaman. Dan ketiga im yang dua hanya memberi teks saja dan yang ketiga memberikan tafsir Sayanacharya di samping teksnya. Salah satu yang mengandung teks saja dikeluarkan oleh Vedic Press, Ajmer, yang lainnya deK Bombay Press; pencetaknya ialah Sevak Lal. Ketiga edisi itu semuanya beriainan mengenai bab dan ayat (him. 109).
(10) Saijana Arya Samaj. Pandit Raghunundan Sharma, menulis dalam Sahitya Bhushana Vaidic Sampatti :
Sepanjang yang kita ketahui, behim ada suatu bukti diberikan mengenai di mana benar penyisipan-penyisipan telah dDakukan dalam Weda-weda. Juga tidak terbukti bahwa tempat-tempat di mana penyisipan-penyisipan telah ditunjukkan ada, tidak diketahui deh sarjana-sarjana Weda. Tempat-teropat di mana penyisipan-penyisipan terdapat sudah diketahui sejak waktu lama (sejak masa Brahmana Granthas). Itu bukan sisipan-sisipan melainkan hanya catatan-catatan yang karena kehidupan penyalm-penyalin dan pencetak-pencetak, masuk ke dalam teks dan tampaknya menjadi bagian daripadanya. Sukta-sukta ValKhUya dalam Rig-Weda (kesemuanya 11 bab dan 80 mantra), KM atau Brahmana Bhaga dalam Yajur Weda (beberapa bab), Aranyaka dan Mahanamni (2 bab dan 65 mantra) dalam Sama-Weda dan Kuntapa-Sulcta (10 bab dan ISO mantra) dalam Atharwa-Weda — ini ialah sisipan-sisipan yang dikenal oleh semua orang, dan untuk itu banyak terdapat bukti. Df samping ini ada beberapa bagian ceritera dalan) Yajur-Weda dan Alharwa-Weda yang telah disisipkan dan yang mudah diketahui sebagai sisipim-sisipan. Pendeknya, sebagaimana perbedaan dalam berbag~ versi diketahui benar, dan namun begitu versi-versi yang murm inasih tasa diperoieh, demikian pula penyisipan-penyisipan dalam Weda-weda juga diketahui benar. Kita ketahui bahwa Voya Saneyi SamMla (wrsi Yajur-Weda yang sedang beredar) mempunyai 1900 mantra dalam jundah mana termasuk mantra-mantra Shakvari, karena kepada kita diceriterakan bahwa dua ribu mantra kurang seratus. adalah mantra-roantra Voya Saneyi dan dalam jumlah itu termasuk mantra-mantra Shakyari. Kalau itu ialah Voya Saneyi Samhita, dalamnya hams hanya masuk mantra-mantra Voya Saneyi. Tetapi kita ketahui bahwa wrsi yang beriaku dan Vaya Saneyi berisi 1975 mantra. Dan ini nyatalah bahwa mantra-mantra Shakvari pasti termasuk dalam Jumlah 1900 itu. Jumlah 75 buah yang selebihnya ditambahkan dari suatu sumber luar (him. 570-72).
Keterangan-keterangan ini menunjukkan dengan jelas bahwa Weda tidak terhindar dari pemalsuan-pemalsuan. Baik san'ana-san'ana Weda kolot maupun yang lebih modern, tampaknya sepakat bahwa pada Weda-weda ada mantra-mantra yang ditambahkan padanya. Kalau dikatakan, sebagaimana sarjana-sarjana modern ingin menyebutkannya, bahwa sarjana-sarjana Weda telah mencatat penyisipan-penyisipan itu dan memisahkannya dari bagian-bagian teks asli, itu tidak banyak glinanya. Kalau sarjana-sarjana Weda yakin bahwa beberapa mantra tertentu dibuat-buat, mengapa mereka tidak mengeluarkannya dari teks? Kenyataan bahwa mantra-mantra yang dipalsukan tetap mereka masukkan dalam teks menunjukkan bahwa sarjana-saijana Weda tidak yakin benar tentang sifatnya yang palsu itu. Penulis Arya Samaj pada akhirnya mengakui bahwa hanya 1900 mantra dari Yajur-Weda yang asli, 75 buah selebihnya adalah tambahan-tambahan kemudian. Malahan tentang mantra yang 1900 itu ia mengakui bahwa di dalamnya termasuk beberapa mantra Shakvari. Keterangan-keterangan ini, beserta sifat-sifatnya yang jelas, menunjukkan bahwa _ pada hakikatnya tak ada seorang pun yang mengetahui kebenaran dengan pasti dan bahwa setiap orang mencoba menerka-nerka. Tetapi dapatkah terkaan-terkaan dibuat menjadi dasar cita-cita rohani?
Pada hakikatnya kelihatan bahwa keaselian Atharwa-Weda sudah pernah disangsikan dan bahwa Yajur-Weda dan Rig-Weda begitu serupa dalam susunannya sehingga sangat.mungkin sekali keduanya saling mengutip dengan bebas. Kalau kekacauan begitu besar, siapa dapat mengatakan mantra mana merupakan wahyu asli dan mana yang tidak, mana yang bikinan dan mana yang bukan? Suatu kitab yang -mempunyai kemungkinan banyak mengandung kesangsian begitu besar tak dapat berguna sebagai tuntunan bagi manusia. Kitab itu harus diganti oleh kitab lain yang ,bersih dari senma kekacauan dan kebal-terhadap percampuran-tangan manusia, yang dapat dipercayai orang dan yang dapat dianggap sebagai wahyu dengan kepastian sebagaimana ia dapat menganggap "suara dari langit dan perlengkapan dari bumi" dan, sungguh, keberadaannya sendiri. Hanya kitab semacam itu dapat menghilhami orang dengan kepercayaan penuh dalam usahanya mencari Tuhan. Kitab demikian adalah Al-Quran.

AJARAN-AJARANKEJAM WEDA
Kami kutip beberapa contoh tentang ajaran kejam Weda :
(1) Dalam Atharwa-Weda (IV.22:7) kita baca :
Dengan sikap singa binasakan rumah kediaman mereka, dengan sikap harimau usir musuh-musuh kamu. Sebagai tuan dan pemimpin satu-satunya dan berserikat dengan Indra, rebudah,haipenaldun,harta kekayaan musuh-musuhniu.
(2) Dalam Sama-Weda (I I: I ) kita baca :
Akan buta kamu„ hai musuh-musuhlai, seperti ular tak berkepala. Moga-moga Indra menyembeUh tiap-tiap orang yang terbaik dan kamu, bila api Agni menumbangkan dirimu.
(3) Dalam Sama-Weda ( I I : I ) kita dapati :
0, dewa Indra, moga-moga serbat Soma yang kami berikan kepadamu membuatmu beruntung dan mabuk. Karuniai kami harta dan kekuasaan dan berikan kekalahan serta kehinaan kepada musuh-musuh kami.
(4) Dalam Sama-Weda kita baca :
Bunuhlah musuh-musuh Arya kami, 0 Tuhan dari pahlawan-pahlawan, bunuhlah musuh-musuh Dasa kami; Kau usirlah semua musuh kami (bagian II, ii, ii, 8).Injaldah ia di bawah tapak kakimu, ia yang mengintai dan yang hendak membidik kami (bagian II, iv, 1, 16).
(5) Dalam Atharwa-Weda (XIX. 28:4-10) kita dapat :
Belahlah, 0 Darbha, Jimat musuh-musuhku, hati seteru-seteruku. Bangunlah dan tebas kepala mereka laksana tanaman yang menutupi tanah. Tembuslah musuh-musuhku, Darbha, tembuslah orang-orang yang mau bertempur melawanku! Cabildah musuh-musuhku, Darbha. Periggallah lawan-lawanku olehmu Darbha. Tusuldah lawanku, Darbha. Tusuldah orang-orang yang benci kepadaku, Jimat.
(6) Dalam Atharwa-Weda (XIX, 29:1-9) kita baca :
Belahlah musuh-musuhku olehmu Darbha ... Hancurkan musuh-musuhku dehmu, Darbha, ... Bakarlah musuh-musuhku... Hangifskan olehmu musuh-musuhku ... Bunuhlah musuh-musuhku dehmu, Darbha... ' Bunuhlah semua orang yang bermaksud buruk terhadapku
(7) Dalam Yajur-Weda (27:2) kita baca :
"Agni selamatlah hendaknya yang memujarou pandit-panditmu hendaknya agung dan tak ada lain-lainnya di samping mereka."
(8) Dalam Yajur-Weda (11:80) kita dapati :
"Agni, ia yang ingin mencederai kami, orang yang memandang benci kepada kami, buadah ia menjadi abu."
Selain Weda-weda juga kitab-kitab Hindu lainnya berisi jenis ajaran semacam itu. Dalam Manu Smarti, yang diakui oleh semua aliran Hindu sebagai Kitab Suci Hindu yang dapat dipercayai, kita dapati: *)
d) Setiap orang mana saja dan ketiga kasta tertinggi, karena telah tenggelam dalam buku-buku kafir, lalu memperlakukan kedua urat hukum itu dengan hina; ia harus diusir dan masyarakat orang-orang saleh sebagai orang tak mempercayai Tuhan dan memperolokkan wahyu(ll:ll).
Apakah pengeritik Weda-weda harus dibuang dan negeri ?
(U) Orang dan Kasta terendah yang secara tak tahu malu menempatkan dirinya pada kedudukan yang sama dengan salah seorang dan kasta tertinggi, hams dibuang dengan ditandai pada bagian belakangnya atau raja hendaknya roenyuruhbuatkan sayatan pada pantatnya (Vni:281).
(m) Seorang Brahmana dengan tak usah bimbing lagi dapat merampas harta milik budak Sudra-nya kalai ia kesusahan dalam penghidupan, sebab oleh karena budak itu tak boleh mempunyai harta,
*) Kutipan-laitipan adalah dan terjemahan Sir WiUjaii Jones, 1869.
90
Maka tuannya boleh mengambU hartanya itu. (VIII :417).
(iv) Tetapi seorang dan golongan budak, baik yang dibeli atau tidak, dapat dipaksakan pekerjaBn budak, karena orang semacam itu dijadikan oleh Zat yang berdiri sendiri dengan tujuan untuk mengabdi kepada kaum Brahmana (Vni:413).
(v) Seorang Sudra, walaupun telah dimerdekakan oleh tuannya, tidak bebas dan keadaan perbudakan; karena dan suatu keadaan, yang sudah layak baginya, oleh siapakah dapat dilepaskannya? (yni:414).
(vi) Kalau ia seorang Sudra, karena kesombongan memberikan petunjuk-petunjuk kepada pendeta-pendeta mengenai kewajiban mereka, baildah raja memerintahkan, supaya sedikit minyak panas dituangkan ke dalam mulut atau telinganya (Vni:272).
Dan kalimat-kalimat Manu ini nyatalah bahwa menurut agama Hindu, kecintaan dan kemurahan Tuhan hanya terbatas untuk beberapa kasta yang terpilih saja. Untuk beberapa makhluk manusia adalah dosa membaca Weda-weda atau mendengarkan pembacaannya dan kalau mereka melanggar peraturan itu dan mencoba baik membaca, maupun mendengarkan atau menghafalkan sesuatu bagian dan Weda-weda, maka hukuman berat yang meningkat sampai hukuman mati adalah siksaan yang harus diterimanya.
Ajaran semacam ini menunjukkan sejelas-jelasnya bahwa Dharma Weda dimaksudkan untuk beberapa kaum saja. Ia bukan suatu pelajaran universal. Kaum Brahmana, Ksatria dan Waisha tidak merupakan seluruh manusia. Untuk golongan manusia manusia lain apakah yang ditawarkan oleh ajaran Hindu? Tidakkah ada tuntunan bagi mereka? Dapatkah sifat pemurah universal Idari Tuhan diselaraskan dengan gagasan memimpin sebagian dan Imakhluk-Nya dan meninggalkan lainnya, memimpin sebagian ke Surga dan lainnya ke neraka? Ajaran demikian bukan saja kejam, tetapi juga tak dapat diterima dan menghina Tuhan. Tuhan kita penuh kecintaan dan kemurahan yang universal. Segala bagian dunia berada di bawah pemeliharaan-Nya. Mereka yang diam di permukaan bumi, atau mereka yang tinggal di bawahnya atau mereka yang hidup di udara, semuanya tumbuh, dan memenuhi tujuandi bawah asuhan-universal Tuhan.
Dia mengaruniai semua golongan manusia dengan kekuatan yang sama, dengan dorongan-dorongan yang sama dan perasaan yang sama. Dorongan-dorongan yang menaikkan manusia pada tangga rohani dibagikan secara sama kepada selunih manusia. Tak ada suatu kaum pun yang diperlakukan secara kurang dan yang lain, baik orang-orang Eropa, atau Amerika, atau Jepang,. Maupun kaum Asia manajuga. Kaum Hindu tidak lebih tinggi dan lain-lainnya berkenaan dengan cita-cita rohani atau kemampuan mental. Tuhan tak mungkin akan meninggalkan golongan-golongan besar makhluk-Nya sendiri dan petunjuk-Nya, dan memilih seperenam umat manusia untuk itu. Adanya ajaran semacam itu menyatakan dengan tegas bahwa masa ajaran itu sudah kadaluarsa. Kini kita memerlukan Kitab yang mengalamatkan dirinya sendiri kepada segenap manusia, akan mengumpulkan bangsa-bangsa Arab dan bukan Arab, Yahudi dan kafir, Brahmana dan bukan-Brahmana ke dalam suatu kesatuan dan memupuk perasaan universal, dan mengajari kita supaya jangan memperlakukan yang rendah dan yang tertindas sebagai sesuatu yang tidak berharga, tetapi malahan supaya lebih besar lagi mendapat simpati, kasih-sayang dan pemeliharaan kita. Keperluan akan Kitab baru inilah yang dipenuhi oleh Al-Quran.
TAKHAYUL DALAM WEDA-WEDA
Weda-weda penuh dengan takhayul, unsur-unsur seperti api dianggap dewa-dewa. Memang ada dikatakan bahwa itu semua bukan dewa-dewa, melainkan hanya nama sifat-sifat Tuhan. Tetapi juga benar bahwa Weda-weda mengajaTkan perbuatan-perbuatan seperti menyalakan api dan membakar minyak samin dan baran' barang lain semacam itu di dalamnya sebagai kewajiban su (Rig-Weda II, 10:4), dan tak disangsikan lagi bahwa' minyak sarnii dan lairrlainnya adalah makanan buat Agni, dewa api. Seandai nya Agni adalah sifat Tuhan apa faedahnya menyalakan api dan menyalakannya dengan bahan bakar yang mahal. Upacara itu tentulah takhayul, meskipun-Agni hanyalah suatu sifat. Pada lain pihak, kalau Agni dianggap Tuhan, dan upacara itu mengesankan demikian, maka seluruh kejadian itu, upacaranya maupun kepercayaan di belakangnya, tak lain dan tak bukan ialah takhayul semata-mata
Dalam Rig-Weda (II, 11:11 ) kita dapat :
"Mmumlah engkau, 0 Pahlawan Indra, mmumlah Soma, biarlah
sari yang memberikan kesenangan membuat engkau gembira."
Taruhlah Indra adalah nama Tuhan atau nama malaikat-Nya. Kalau Indra itu nama Tuhan, maka primitif benar pikiran yang mendorong orang menyajikan Soma kepada Tuhan. Sebaliknya, kalau Indra nama seorang malaikat atau suatu roh, maka menyajikan serbat Soma adalah suatu takhayul yang tak masuk akal. Karena Tuhan tersembunyi, dan malaikat-malaikat-Nya makhluk halus, wujud-wujud itu tak memerlukan minum.
Pada tempat itu juga ( I 1:15) kita baca :
Biarlah mereka bergerobira dengan siapa engkau merasa senang. Indra minumlah Soma untuk kekuatan dan kesenanganmu.
Anggapanbahwa serbat Soma mendatangkan kekuatan kepada Tuhan dan malaikat-malaikat-Nya itu sangat menggelikan. Bukan satu dua ayat saja yang mengajarkan takhayul-takhayul semacam itu. Ratusan ayat semacam itu dapat dikutip. Dalam sebagian ayat itu kita menernui lukisan-lukisan tentang dewa-dewa yang melalui langit dengan menunggu awan-awan atau berkendaraan kereta-kereta.
Sebagian besar Weda berisi anjuran-anjuran yang melanggar norma susila. Ini mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seks, dan caranya demikian kotor sehingga kami kuatir bahwa kutipan itu akan menyinggung perasaan kesopananpembaca. Desakan seks dan alat-alat kelamin dilukiskan begitu jelas sehingga menjijikkan dalam buku ketabiban sekalipun.
Karena alasan-alasan ini kami dapat mengatakan bahwa walaupun ada bagian-bagian dan Weda yang menunjuk kepada sumber dari Wahyu Tuhan, tetapi ada bagian-bagian lain yang membuktian bahwa kitab-kitab itu telah menderita campur tangan manusia. Oleh karena itu, Weda-weda tak dapat lagi dianggap sebagai tuntunan budi pekerti manusia. Sebaliknya, kita memerlukan suatu Kitab yang bersihdari cacat-cacat demikian. Kitab demikian ialah Al-Quran.
PERTENTANGAN-PERTENTANGAN DALAM WEDA-WEDA

Seperti Bible, juga Weda berisi sisipan-ssipan yang dibuat oleh berbagai tokoh dalam berbagai masa. Maka tak mengherankan kalau dalam teks-teksnya terdapat banyak pertentangan-pertentangan, dan inilah beberapa contohnya :
(i)Weda-weda mengajukan pertaiiyasn, siapa yang menjadikan matahari? Terhadap itu diberikan berbagai macam jawaban dalam berbagai bagian Weda. Dalam Rig-Weda (IX. 96:5)kepadakita di- katakan matahari dijadikan oleh dewa Soma. Tetapi dalam Rig-Weda (VIII 36:4) dikatakan bahwa matahari dijadikan oleh dewa Indra. Kitab itu juga menceriterakan satu hal dalam satu bab, dan sama sekali berlainan dalam bab lain.
Dalam satu bab ia mengajarkan bahwa matahari dijadikan oleh dewa Soma, dan pada bab lain, matahari dijadikan oleh Indra. Kalau kita menoleh kepada Weda-weda lainnya, pertentangan-pertentangan itu makin menjadi besar. Dalam Yajur-Weda (31:12) kita baca, matahari dibuat olehBrahma dari matanya. Selanjutnya Atharwa-Weda menentang hal itu. Di dalamnya (XIX, 27.7) kita dapati bahwa semua dewa bekeijasama membuat matahari. Ini berlainan dari, dan menentang semua ceritera lainnya.
(U) Weda-weda mengajarkan bahwa matahari mula-mula berada di atas bumi, lalu dibawa ke langit. Ceritera itu mungkin menggelikan dari segi pandangan ilmu perbintangan; kami hanya merasa penting untuk mengernukakan bahwa pernyataan luar biasa ini pun disimpulkan dalam kata-kata yang berlainan sekali dalam berbagai bagian Weda.
Dalam Krishna Yajur-Weda Taitirya Sapihita (7:1) kita baca bahwa matahari berada pada bumi dan kemudian dewa-dewa mendukungnya pada punggung mereka ke langit dan menempatkannya di sana.
Dalam Rig-Weda (X, 156:4) kami baca bahwa dewa api mengangkat matahari itu dan meletakkannya di langit Tetapi dalam Rig-Weda itu pula, pada tempat lain (VIII. 12 30), kami baca bahwa dewa Indra sendirian membawa matahari ke langit. Dan pada tempat lain (X, 62:3) dinyatakan bahwa matahari diangkat oleh putera-putera Angira Risyi ke langit tanpa bantuan. Dalam Atharwa-Weda (XIII, 2:12) dikernukakan bahwa matahari diangkat tanpa pertolongan oleh Atri Risyi ke langit, supaya ia membuat bulan-bulan perilitungan waktu.
Dalam Syukia Yajur-Weda (4:31) kami dapati bahwa dewa Waruna yang meletakkan matahari di langit. Kepercayaan bahwa matahari dibawa dari bumi ke langit sudah cukup menggelikan. Tetapi versi-versi yang berlawanan tentang itu lebih menggelikan lagi. Rig-Weda saja memberikan tiga penuturan berlawanan. Salah satu mengatakan bahwa matahari diangkat oleh dewa api dari bumi ke langit. Yang kedua mengatakan bahwa dewa Indra-lah yang melakukan itu. Dan yang ketiga mengutarakan bahwa putera-putera Angira Risyi, yang melaksanakan peker)'aan ajaib itu. Yajur-Weda juga memberikan penuturan yang berlawanan. Menurut satu di antaranya, semua dewa bergotong-royong membawa matahari itu ke langit. Menurut yang lain, pekerjaan ini dilakukan tanpa bantuan oleh dewa Waruna. Atharwa-Weda memberikan penuturan yang sangat berlainan dan menerangkan bahwa Risyi Atri, yang melaksanakan tugas itu.
(Hi) Tentang dijadikannya langit dan bumi, kami memperoleh banyak ceritera dalam Weda-weda. Tetapi ceritera-ceritera itu saling menentang seperti penuturan-penuturan tentang hantu-hantu dan bidadari dalam dongeng kanak-kanak.
Dalam Sama-Weda Purwa Arcik (VI, 1:4), kami mengetahui bahwa langit dan bumi dibuat oleh dewa Soma.
Tetapi dalam Rig-Weda (VIII, 26:4) kami dapati bahwa langit dan bumi dijadikan oleh dewa Indra yang hidup dengan serbat Soma.
Pada tempat lain dalam Rig-Weda (II, 40:1) kita dapati bahwa langit dan bumi dijadikan oleh Soma dan Pushan.
Dalam Yajur-Weda (13:4) tertulis bahwa langit dan bumi di-buat oleh Brahma.
95

JUMLAH DEWA-DEWA WEDA
Sebagaimana kami katakan tadi, kami percaya bahwa Weda-weda asalnya wahyu Tuhan dan selaku itu tak lain diajarkannya selain kesatuan dan keesaan Tuhan. TetapiWeda-weda sebagaimana kita ketahui masa ini, bukanlah Weda-weda yang diwahyukan kepada Risyi-risyi. Weda-weda masa ini penuh dengan lukisan kemusyrikan dan lukisan ini begitu banyak jumlahnya seliingga sebagian kecil dan Weda yang masih mengernukakan tauhid Tuhan terdesak ke belakang. Benkut ini kami berikan beberapa contoh :
Dalam Yajur-Weda (7:19) dikatakan bahwa semuanyaber jumlah tiga puluh tiga dewa - sebelas di bumi, sebelas di langit, sebelas di air.
Dalam Rig-Weda (III, 9:9) diceriterakan bahwa jumlah dewaseluruhnya ada 3340. Hal ini, menurut Rig-Weda, adalah oleh karena 3339 dewa pergi kepada dewa api dan memberinya makan dengan samin. Dengan bergabungnya dalam kumpulan besar itu maka jumlah seluruhnya dewa-dewa itu menjadi 3340. Oleh karena itu dalam Rig-Weda (X, 52:6)jumlah seluruhnya dewa-dewa itu menjadi 3340. Berlainan jumlah dewa-dewa yang terdapat dalam berbagai bagian Weda-weda itu sangat mengherankan: menurut Yajur-Weda 33 dan Rig-Weda 3340. Menyimpang dari gagasan Keesaan Tuhan sudah cukup berbahaya, tetapi perbedaan begitu besar tentang banyaknya Tuhan yang dikernukakan dalam berbagai bagian Weda tampaknya lebih dari berbahaya. Pertentangan-pertentangan semacam ini memaksa kita mengambil kesimpulan bahwa walaupun Weda-weda asli pasti sekali diwahyukan, Weda-weda sekarang tidak lagi mempunyai sifat orisinalnya, dan tak mampu mem berikan kepuasan kepada orang-orang yang mencari hiburan rohani. Kitab-kitab itu perlu diganti dengan Kitab baru yang bersih dari semua ajaran susila saling bertentangan, buas, dan takhayul. Kitab ini, menurut kami, ialah Al-Quran.
96
PERJANJIAN TUHAN KEPADA IBRAHIM
Pertanyaan keempat, yang jawabannya harus menerangkan persoalan tentang keperluan adanya Al-Quran, ialah: Adakah agama-agama sebelumnya menganggap dirinya yang terakhir? Atau, adakah agama-agama itu percaya kepada semacam perkembangan rohani yang hams sampai dititik puncak pada suatu ajaran universal sebagai petunjuk untuk manusia?
Dalam jawaban ini kita harus mengakui bahwa penuturan berkesinambungan yang di dalamnya ceritera tentang seorang nabi dihubungkan dengan ceritera mengenai nabi yang lain terdapat hanya dalam Bible. Dalam menyusun kembali ceritera-ceritera para nabi itu pertolongan yang kita peroleh dari Bible tak temilai besarnya. Tak ada kitab lain yang diwahyukan sebelum Al-Quran dapat memberikan bantuan ini kepada kita. Untuk menjawab pertanyaan, apakah ajaran dahulu dan nabi-nabi dahulu ada atau tidak meramalkan kedatangan suatu ajaran yang sempurna dan seorang nabi sempurna sesudah mereka, kita harus melihat Bible.
Kalau begitu, akan kita dapati bahwa Tuhan banyak memberikan janji kepada Sang Leiuhur Ibrahim a.s. Belidu dilahirkan di Or, daerah Khaldea. Dari sini beliau pindah bersama bapaknya ke Kanaan. Dalam perjalanan itu bapaknya singgah di Haran dan meninggal di sana. Sesudah bapak beliau meninggal, brahim a.s. diperintahkan Tuhan supaya meninggalkan Haran dan pergi ke Kanaan dan mert~apatkanwahyuberikut:
Maka aku kan menjadikan dikau satu bangsa yang besar dan aku akan memberkati engkau dan membesarkan namamu, maka hendak-lah engkau menjadi satu berkat. Maka aku akan naemberi berkat kepada barangsiapa yang memberkati akan dikau dan aku akan memberi lanat kepada barangsiapa yang melanatkan dikau, maka dari dalammu juga segala bangsa yang di atas bumi akan beroleh berkat.(Kejadian 12:23).
Dan lagi (Kejadian 13:15):
Karena segala tanah, yang kaulihat itu akan kuberikan kepadamu dan kepada anak cucumu sampai selama-lamanya.
Dan lagi (Kejadian 16:10-12):
Dan lagi kata malaikat Tuhan kepadanya: Bahwa Aku akan memperbanyakkan amat anak buahmu, sehingga tiada tepennanai banyaknya. Dan lagi pula kata malaikat Tuhan kepadanya: Sesungguhnya engkau ada mengandung dan engkau akan beranak laki-lald seorang, maka hendaldah engkau narnai akan dia Ismail, sebab telah didengar Tuhan akan dikau dalam hal kesukaiaiimu. Maka kanak-kanak itu akan menjadi seorang bagai hutan lakunya dan tangannya akan melawan segala orang dan tangan segala orang pun akan melawan dia: maka ia pun akan duduk pada sebelah timur segala saudaranya.
Dan lagi (Kejadian 17:9-11):
Dan lagi firman Allah kepada lbralnm : Bahwa sebab itu hendaklah engkau memelihara peijanjian, baik engkau, baik anak-cucumu yang kemudian daripadamu dengan bangsanya. Maka imiah peijanjianku antara Aku dengan dikau dan dengan anak-cucumu kemudian daripadamu, yang patut dipeliharakan deh kamu: yaitu segala anak laki-laki di antara kamu itu hendaldah disunatkan. HendaMah kamu menyunatkan daging kulupmu akan tanda perjanjian, yang antara Aku dengan dikau.
Dan lagi (Kejadian 17:14) :
Adapun segala orang laki-laki yang berkulup dan yang daging kulupnya tiada disunatkan, akanditumpas dan antara bangsanya, karena telah diub~hkannya perj'anjianku.
Selanjutnya dikabarkan dalam Kejadian 17:16 bahwa kepada istri Ibrahim a.s. bernama Sarah juga dijanjikan seorang anak laki-laki :
Karena Aku" akan memberi berkat kepadanya serta daripadanya juga Aku akan inenganugerahkan seorang anak laki-laki kepadamu: bahkan, Aku akan memberi berkat kepadanya, sehingga ia akan jadi asal beberapa bangsa dan raja-raja beberapa bangsa pun akan berpancaran daripadanya.
Tentang turunan Sarah (melalui Ishak a.s.) dikatakan (Kejadian 17:19):
Maka firman Allah: Bahwa sesungguhnya Sarah istrimu itu beranak kelak bagimu lald-laki seorang: hendaMah engkau narnai akan dia Ishak; maka Aku akan meneguhkan perjanjianlai dengan dia, yaitu suatu perjanjian yang kekal, serta dengan anak-buahnya yang kemudian daripadanya.
98
Tentang IsmaU (Kejadian 17:20-22 kita baca) :
Maka akan hal Ismail itu pun telah kululuskan pennintaaimiu; bahwa sesimgguhliya Aku telah memberkati akan dia dan membiakkan dia dan memperbanyakkan dia amat sangat dan duabelas orang raja-raja akan berpancar daripadanya dan Aku akan menjadikan dia satu ban~a yang besar. Akan tetapi peijanjianku akan kutetapkan dengan Ishak, yang akan diperanakkan oleh Sarah bagimu pada masa yang tertentu, tahun yang datang ini. Maka berhentilah Allah daripada berfinnan kepada Ibrahim, lain naildah Tuhan daripadanya.
Lagi(Kejadian 21:13):
"Maka anak sahayamu itu pun akan kujadikan suatu bangsa, karena ia pun daripada benihmu."
Lagi tentang Ismail a.s. Tuhan berkata kepada Hajrah (Kejadian21:17-18):
Maka didengar Allah akan suara budak itu, lalu berserulah malaikat Allah dari langit akan Hagar, katanya kepadanya : Apakah yang engkau susahkan, hai Hagar? Janganlah takut, karena telah didengar Allah akan suara budak itu dari tempataya. Bangunlah engkau, angkatlah budak itu, sokonglah dia, karena Aku hendak menjadikan dia suatu bangsa yang besar.
Lagi(Kejadian 21:20-21):
Maka disertai Allah akan budak itu sehingga besarlah ia, lalu ia pun dudukiah dalam padang belantara dan menjadi seorang pemanah. Maka duduldah ia dalam padang belantara Paran dan diambil oleh ibunya akan dia seorang perempuan dari tanah Merir akan istrinya.
Dari kutipankutipan ini jelaslah bahwa Ibrahim a.s. mempunyai dua putera, Ismail a.s. dan Ishak a.s., yang tua ialah Ismail a.s. dan yang muda ialah Ishak a.s.. Tuhan berjanji kepada Ibrahim a.s. bahwa Dia akan membiakkan dan memberkati turunan beliau. Perjanjian ini berlaku terhadap Ishak a.s. dan Ismail a.s- Dari kutipan-kutipan ini juga tampak bahwa Ismail a.s. hidup di hutan belantara Paran, bahwa tanah Kanaan diberikan kepada putera-putera Ibrahim a.s. dan bahwa tanda lahmah peijanjian yang dibuat Tuhan dengan Ibrahim a.s. ialah pengkhitanan semua laki-laki.
99
Semua peijanJ'ian ini dipenuhi. Keturunan Ishak a.s. berbiak banyak. Dari antara mereka muncul Nabi Musa a.s., Nabi Daud a.s.,Ezekiel a.s., dan Isa a.s.. Selama 2000 tahun mereka memerintah negeri Kanaan. Kekuasaan mereka atas negeri itu tak pernah terputus, walaupun untuk suatujangka waktu singkat sempat menjadi lemah juga. Tetapi, sesudah abad ke-7 Masehi putera-putera Ishak a.s. dan orang-orang yang mengikuti Musa a.s., secara lahiriah terpaksa mundur dari Kanaan. Sebagai gantinya, putera-putera Ismail a.s. menjadi pemimpin politik dan rohani negeri itu. Kenyataan bahwa Bani Israil terpaksa menyerahkan negara Kanaan menunjukkan bahwa mereka telah menjadi tak layak lagi bagi janji yang dibuat Tuhan dengan mereka dengan perantaraan Ibrahim a.s.. Janji-janji itu ialah, Israil a.s. akan tetap memiliki tanah itu sampai Hari Kiamat dan janji itu benar. Karena itu Hari Kiamat di dalam janji Tuhan tidak mungkin hari yang menandai akhir dunia, tetapi hari bila hukum Musa a.s. akan diganti dengan hukum baru yang memberi tuntutan kepada dunia. Di dalam bahasawahyu llahi, kedatangan hukum baru sering dilukiskan sebagai kelahiran langit baru dan bumi baru. Sebagaimana langit dan bumi baru tak dapat tercipta tanpa disertai pergolakan besar-besaran — yang biasanya dihubungkan dengan Hari Kiamat begitu pula pembinaan hukum baru hams menimbulkan pergolakan pada kaum yang menerima syariat baru itu. Karena itu, bila nubuatan itu berkata bahwa Bani Israil akan mempertahankan kekuasaan mereka atas Kanaan sampai Hari Kiamat, hal itu berarti bahwa kekuasaan mereka akan terus sampai kedatangan seorang nabi yang membawa syairat baru. Di dalam ucapan-ucapan Nabi Daud a.s. kita dapati isyarat tentang arti nubuatan ini. Janji yang tercantum dalam Kejadian bahwa Bani Israil akan mempertahankan kekuasaan atas Kanaan sampai Hari Kiamat diucapkan dengan berbagai-bagai eorak. Demikianlah dalam Mazmur (37:29) kita baca:
Maka segala orang yang benar itu akan mempusakai tanah itu, dan mendiami dia sampai selama-lamanya.
Janji pemilikan abadi ini tidak dimaksudkan untuk Bani Israil, melainkan untuk orang-orang yang benar. Pada hakikatnya, ucapan Daud a.s. merupakan peringatan jelas bahwa masa penguasaan Bani Israil akan berakhir. Nabi itu tampaknya hendak menunjukkan bahwa janji Tuhan itu, setelah suatu jangka waktu, harus difahami bukan dalam artian kebangsaan melainkan dalam artiari rohani; bahwa Bani Ismail a.s. akan mewarisi janji yang dibuat dengan Ibiahim a.s. dengan mewarisi kebenaran dan suatu persetujuan baru akan dimulai dengan mereka.
Kalau penafsiran kami tentang nubuatan itu tidak benar, maka soalnya ialah: Mengapa Tuhan membuat Bani Ismail a.s. — dan orang-orang yang beriman kepada ajaran Al-Quran — berkuasa di Palestina? Nubuatan itu jelas sekali. Bani Ishak a.s. harus menguasai Palestina sampai Hari Kiamat. Soalnya ialah, mengapa mereka tidak berbuat demikian? Mengapa Tuhan membiarkan kepindahan kekuasaan politik dan Bani Ishak kepada Bani Ismail? Jika pemindahan itu bertangsung secara singkat, hal itu tidak berarti apa-apa terhadap nubuatan itu. Kebangkitan dan kejatuhan dalam nabi bangsa-bangsa adalah peristiwa biasa. Tetapi pemindahan yang kita bicarakan adalah sesuatu yang permanen. Sudah berialu 1300 tahun, dan Palestina masih dalam kekuasaan kaum Muslimin. Bani Ismail. Negara-negara Eropa dan Amerika sedang berusaha keras mengubah hal itu, tetapi hingga kini*) sekurang-kurangnya belum bertiasil. Kalau mereka berhasil dalam maksud mereka, hasil itu pasti akan pendek urnurnya. Salah satu dari dua hal harus terjadi: pemukiroq>emukim baru Israil akan masuk Islam dan memperoleh kembali Palestina dengbn perantaraan perjanjian baru atau mereka meninggalkan Palestina sekali lagi. Palestina adalah untuk mereka yang memegang teguh perjanjian yang dibuat Nabi Ibrahim a.s. dengan Tuhan. Memang, orang Kristen mengaku memenuhi peqanjian itu. Tetapi mereka lupa, bahwa perjanjian itu menetapkan suatu tanda lahir yang penting. Tanda itu ialah pengkhitanan kaum laki-lakjL Hanya kaum Bani Ismail yang memegang teguh tanda itu baik sebelum maupun sesudah wahyu Al-Quran.
Pendeknya, nubuatan Nabi Ibrahim a.s. menjanjikan berkat untuk Ishak a.s. dan Ismail a.s. berdua. Menurut janji ini putra-putra Ishak akan didudukkan di Kanaan dan Putra-putra Ismail a.s. di Arabia. Tetapi bila Hari Penghabisan tiba untuk Bani Ishak, maka menurut penuturan nubuatan Daud a.s. janji itu dipindahkan dan Ishak a.s. kepada Ismail a.s. Tuntutan Bani Israil kini hanya merupakan tuntutan kebangsaan. Tuntutan Bani Ismail ialah kerohanian. Di atas dasar tuntutan kebangsaan mereka Bani Ismail menguasai Mekkah dan daerah disekitarnya (2:125-129). Atas dasar tuntutan kerohanian mereka, maka mereka menambahkan Kanaan pada milik mereka sesudah kerusakan keagamaan Bani IIsrail.
*) Kitab ini ditulis pada tahun 1947 ketika Palestuia masih ada di tangan onng-oiang Islam - Penyu.

NUBUATAN DALAM ULANGAN
Ketika Musa a.s. pergi ke gunung Harab atas perintah Tuhan, beliau berkata kepada Bani Israil :
"Bahwa seorang Nabi dan tengah-tengah kamu, dan antara segala saudaramu, dan yang seperti aku ini, yaitu akan dijadikan oleh Tuhan AUahmu bagi kamu, maka akan dia patutlah kamu dengar" (Ulangan 18:15).
Tuhan berkata kepada Musa a.s. :
"Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau, dan Aku akan memberi segala fumanku dalam mulutaya dan ia pun akan mengatakan kepadanya segala yang Kusuruh akan dia. Bahwa sesungguhnya barangsiapa yang tiada mau dengar akan segala firmanku, yang akan dikatakan olehnya dengan Namaku, niscaya Aku menuntutaya kelak kepada orang itu. Tetapi adanya nabi yang melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan Namaku, yang tiada Kusuruh katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang nabi itu akan mati dibunuh hukumnya." (Ulangan 18:18-20).
Dari kalimat-kalimat ini nyatalah bahwa Musa a.s. menubuatkan tentang Nabi pembawa syariat yang akan datang sesudahnya, dan yang akan muncul dari antara para saudara Bani Israil. Bahwa Nabi itu harus membawa syariat, dan bukan nabi biasa, jelas dari kata-kata "seperti Musa a.s.". Seperti Musa a.s. pembawa syariat maka Nabi yang akan serupa dengan Musa a.s. juga harus pembawa syariat. Nabi yang dijanjikan itu dilukiskan sebagai seorang yang: "akan mengatakan kepada mereka segala yang Ku-suruhkan akan dia." Dan ini jelas juga bahwa nabi yang dijanjikan itu hams seorang nabi pembawa syariat. Pengumuman suatu syariat barn berarti permulaan suatu gerakan bani, suatu bangsa baru. Karena itu nabi yang mengumurnkan syariat baru bukanlah Guru atau Pembaharu biasa. Beliau harus mengemukakanajaranyanglengkap,
yang meliputi dasar-dasar yang pokok dan juga peraturan-peraturan yang sekecil-kedinya. Tanpa itu suatu bangsa baru tak dapat dibangunkan. Tetapi nabi yang tidak membawa syariat baru hanya harus menerangkan dan menjelaskan syariat yang sudah ada. Tak perlu baginya mengernukakan semua yang diterimanya dari Tuhan untuk kaumnya. Sebagian wahyu-Nya mungkin dimaksudkan hanya untuk perkembangan pribadinya sendiri, yang tidak-harus disampaikan kepada bangsanya. Nubuatan itu juga menentukan bahwa Yang Dijanjikan akan "berkata dengan Namaku", dan mereka yang tak mau mendengarnya Tuhan akan "menuntutnya dan mereka." Juga dikatakan bahwa seorang yang mengaku-ngaku sendiri memenuhi janji itu akan dibunuh mati.
Kalau kita perhatikan segala ketentuan itu kita terpaksa mengambil kesimpulan bahwa sekuiang-kurangnya sampai masa Isa a.s. tak ada seorang nabi yang muncul ke dunia yang dapat dikatakan telah memenuhi lukisan tentang Nabi Yang Dijanjikan itu. Karena itu semua nabi yang muncul di masa antara Musa a.s. dan Isa a.s. dapat dikesampingkan, kalau kita mencoba mencari nabi yang dapat •dianggap memenuhi nubutan itu. Mereka tiada meninggalkan pengikut dan tak ada suatu kaum yang memeluk ajaran mereka. Hanya tinggal Isa AI-Masih yang mempunyai pengikut banyak, dan yang dianggap oleh para pengikutnya sebagai Guru terakhir yang dikirirnkan Tuhan ke dunia. Tetapi, kalau ketentuan ketentuan itu satu demi satu dikenakan kepada Isa a.s. kita ketahui bahwa tak sebuah pun daripadanya yang sesuai dengan beliau:
Pertama, Nabi Yang Dijanjikan itu harus pembawa syariat. Adakah Isa a.s. pembawa syairat? Adakah beliau mendatangkan syariat baru ke dunia untuk menggantikan yang lama? Isa a.s. berkata dengan jelas:
"Janganlah kamu sangkakan aku datang hendak merombak hukum Torat atau Btab Nabi-naU; bukannya aku datang hendak merombak, melainkan hendak menggeiiapkaii. Karena sesunggiihiiya aku berkata kepadamu, sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau satu titik pun sekali-kali tiada akan lenyap daripada hukum Torat itu sampai semuanya telah jadi" (Matins 5:17-18).
Pengikut-pengikut Isa a.s. bertindak lebih jauh dan berkatas :
"Tetapi syariat Torat itu bukannya berasal daripada iman, melainkan orang yang melakukan syariat Torat itu, akan hidup oleh sebab itu. Maka Kristus sudah menebus kita dari kutuk Torat .... karena ada tersurat : "Bahwa terkutuMah tiap-tiap orang yang tergantung pada kayu" (Galatin 3:12-13).
Isa a.s. tak dapat mengaku membawa syariat baru, dan para muridnya enganggap syariat-syariat sebagai kutukan. Bagaimana Isa a.s. dan para pengikutnya dapat dianggap memenuhi nubuatan dalam Ulangan itu?
Kedua, Nabi yang Dijanjikan akan dibangkitkan tidak dari antara Bani Israil, melainkan dari antara para saudara mereka dan Isa a.s. itu seorang dari Bani Israil.
Pentolan-pentolan Kristen yang dihadapkan pada kenyataan ini biasa mengatakan bahwa Isa a.s. tak puny a bapak, karena itu ia dapat dikatakan salah seorang saudara dari Bani Israil. Pemikiran semacam itu tak dapat diterima. Nubuatan itu mengatakan para saudara yang berarti bahwa mereka merupakan suatu jenis bangsa atau kaum yang dari antara mereka Nabi Yang Dijanjikan akan dibangkitkan. Isa a.s. berdiri sendiri, sebagai anak Tuhan. Sekiranya ada anak-anak Tuhan lainnya, ia mungkin memenuhi lukisan nubuatan itu. Tetapi terpisah dari ini jelas dikernukakan dalam Bible bahwa AI-Masih a.s. harus dari benih Daud a.s. (Mazmur 132:11; Yeremia 23:5). Isa a.s. boleh dianggap sebagai bukan keturunan Bani Israil oleh karena ia tidak mempunyai bapak; tapi kalau demikian ia tidak dapat dianggap sebagai anak Daud a.s. sehingga nubutan yang bertalian dengan AI-Masih yang terdapat dalam Kitab Mazmur tidak akan berlaku terhadap beliau.
Ketiga, nubutan itu berkata: "Aku akan memberi segala Firmanku dalam mulutnya." Tetapi, Injil-injil tidak berisi kata-kata yang diletakkan Tuhan dalam mulut Isa a.s. Mereka hanya memaparkan kisah Isa a.s. dan apa-apa yang dikatakan atau diperbuat murid-muridnya pada berbagai keadaan.
Keempat, yang dijanjikan itu hams seorang nabi, sedangkan menunit pandangan Kristen Isa a.s. bukan nabi, melainkan anak Tuhan, maka itu bagaimana mungkin Isa a.s. bisa memenuhi gambaran nubuatan itu?
Kelima, dalam nubuatan itu kami dapati : "Segala Firmanku yang akan dikatakan olehnya dengan Namaku." Walaupun nampaknya aneh, tetapi hal ini memang merupakan kenyataan bahwa dalam Injil tak ada satu contoh pun tentang perkataan yang dapat dikatakan diterima Isa a.s. dan Tuhan dengan perintah supayaitu disampaikan kepada kaum yang diajarnya.
Keenam, 'dalam nubuatan itu kami dapati: "Ia pun akan mengatakan kepadanya segala yang Kusuruhkan akan dia." Menurut ayat ini Nabi Yang Dijanjikan itu akan memberikan kepada dunia suatu ajaran yang lengkap dan luas. Tetapi Isa a.s. tak ada mengakui mempunyai kewa,jiban demikian. Beliau menganggap dirinya sebagai perintis sebelum seorang Guru Besar datang. Demikianlah kami dapati dalam Yahya (16:12-13):
Banyak lagi perkara yang aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang ini tiada dapat kamu menanggung dia. Akan tetapi apatrila ia sudah datang, yaitu roh kebenaran, maka ia pun akan membawa kamu kepada segala kebenaran, karena tiada ia berkata-kata dengan kehendatalya sendiri, melainkan barang yang didengarnya itu juga akan dikatakannya; dan dikabarkannya kepadamu segala perkara yang akan datang.
Dan ayat ini tampak bahwa nubuatan dalam Ulangan tidak digenapi oleh Isa a.s. Karena itu kita tak dapat tidak harus mengarn-bil kesimpulan bahwa baik Peijanjian Lama maupun Perjanjian Baru menjanjikan kedatangan seorang Nabi sesudah Isa a.s., yang akan memimpin dunia "kepada segala kebenaran," dan yang akan menegakkan Nama Tuhan di atas bumi untuk selama-lamanya. Pengakuan kami ialah, wahyu Al-Quran dan kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. saja yang memenuhi nubuatan dalam Ulangan.Fakta-fakta benkut ini menguatkan hal itu :
Muhammad s.a.w. adalah keturunan Ismail a.s. Para keturunan Ismail a.s. adalah saudara-saudara para keturunan Ishak a.s.. kaum Bani Israil.
Nabi Muhammad's.a.w. ialah Nabi satu-satuiiyayangmen dakwakan yang serupa Musa a.s.. Dalam Al-Quran (73:16) kami dapati:
"Sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul, yang menjadi saksi atasmu, sebagaimana Kami pernah mengutus seorang rasul kepada Firaun."
Al-Quran tegas-tegas menyerupakan Nabi Muhammad s.a.w. dengan Musa a.s.
Nubuatan itu melukiskan orang yang dijanjikan itu sebagai Nabi. Nabi Muhammad s.a.w. mendakwakan Nabi. Sebaliknya Isa a.s. dikatakan tidak mendakwakan Nabi. Kita baca dalam Markus (8:27-30):
Sedang ia berjalan, bertanyalah ia kepada murid-muridnya, serta berkata kepada mereka itu: Menurut kata orang siapakah aku? Maka sahut murid-murid itu; katanya: Ada yang mengattkan Yahya Pembaptis, dan ada yang mengatakan Elias, ada pula yang mengatakan seorang dan antara sekalian Nabi. Maka bertanyalah Yesus kepada mereka itu: Tetapi kata kamu ini, siapakah aku? Lalu sahut Petnis serta berkata kepadanya: Tuhanlah Kristus. Maka dipesankannya amat sangat kepada mereka itu, jangan mengatakan dari halnya kepada seorang juapun.
Maksudnya, Isa a.s. membantah bahwa beliau Yahya a.s. Pembaptis atau salah seorang nabi. Tetapi nubuatan dalam Ulangan berkata tentang Orang Yang Dijanjikan sebagai Nabi yang serupa dengan Musa a.s. Karenaitu, nubuatan itu berlaku untuk Nabi Islam, dan bukan untuk Isa a.s.
Nubuatan itu berkata "memberi segala Firmanku dalam mulutnya." Injil-injil tak mengandung perkataan-perkataan demikian. Sebaliknya, Nabi Islam membawa ke dunia Al-Quran yang dari awal sampai akhir hanya mengandung firman Tuhan yang diletakkan pada mulutnya. Al-Quran melukiskan sendiri sebagai firman Tuhan (2:76).
Nubuatan itu berkata bahwa Yang Dijanjikan itu akan mengatakan semua yang diperintahkan kepadanya. Telah kami kutip Injil-injil untuk membuktikan bahwa Isa a.s. tidak menyampaikan sesuatu yang diterimanya dari Tuhan dan bahwa akan ada orang yang akan mengerjakan itu. Nabi Muhammad s.a.w. memenuhi lukisan itu. Kita dapati di dalam Al-Quran (5:68), "Hai Rasul, sampaikanlah apa yang dituiunkan kepada engkau dan Tuhan engkau." Ayat ini tampaknya seakan-akan hendak berkata: Hai Nabi, ada suatu nubuatan lama tentangdiriengkau yang mengatakan bahwa bila engkau datang ke dunia, engkau akan memberikan semua kebenaran yang engkau terima dariTuhan-mu. Karena itu ajarkanlah kepada dunia apa saja yang diwahyukan kepadamu, biarpun ia menyukainya atau tidak. Demikian pula, ayat yang diwahyukan tentang disempurnakannya wahyu Al-Quran berkata:
"Hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagi manfaat-mu, dan telah Kulengkapkan mkmat-Ku ataanu dan telah Kusukai bagimu Islam sebagai agama (5:4).
Maksudnya, "Dengan wahyu Al-Quran agama telah disempurnakan dan limpahan petunjuk telah dilengkapkan bagi kamu, dan perdamaian dan keamanan telah ditentukan bagi kamu sebagai agamamu." Karena itu, Nabi Muhammad s.a.w. itulah yang telah mengajarkan segala-galanya dan tidak menyembunyikan apa pun. Dalam masa Isa a.s. orang belum siap menerima dan mencapai segala sesuatu yang berharga bagi mereka. Tetapi, di zaman Nabi Islam, manusia telah menempuh semua tingkat evolusi kerohanian dan masanya telah tiba segala kebenaran diturunkan ke dunia.
Nubuatan itu berkata tentang "kata-kata yang akan dikatakan olehnya dengan Nama-Ku." Bagian nubuatan inijuga digenapi pada din Nabi Muhammad s.a.w.. Hanya beliau seorang yang berkata atas nama Tuhan, karena setiap Surah dalam Kitab yang dibawa olehnya dimulai dengan kata-kata "Dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Pengasih." Tanda besar yang dimasukkan ke dalam Al-Quran ini juga menyatakan bahwa langkah terakhir dalam kemajuan rohani manusia, yang sudah dikatakan lebih dahulu oleh Musa a.s., dilaksanakan dengan kedatangan Nabi Muhammad s.a.w..
Nubuatan itu menentukan ciri penting :
Tetapi adanya Nabi yang melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan Nama-Ku, yang tiada Kusunih katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang Nabi itu akan mati dibunuh hukumnya (Ulangan 18:20).
Dalam ayat ini dikatakan kepada dunia bagaimana cara membedakan Orang Yang Dijanjikan menurut nubuatan itu dan mereka yang hanya mengaku-ngaku menggenap nubuatan itu. Periulah agar ciri yang jelas ditentukan. Orang Yang Dijanjikan itu akan diserahi tugas penting melaksanakan tahap terakhir dalam kemajuan rohani manusia. Kalau orang-orang yang palsu menduduki jabatan ini, dunia akan menernui kematian dan kekalahan. Nabi Muhammad s.a.w. menyatakan pengakuan atas jabatan ini sejak permulaan masa jabatan beliau dan dengan kata-kata yang tegas. Ketika beliau memaklurnkan pengakuan beliau, beliau tidak punya kawan dan tanpa daya. Jumlah lawan banyak lagi kuat-perkasa dan mereka tidak melewatkan suatu kesempatan pun untuk menggagalkan ajaran dan seruan beliau dan tak meninggalkan suatu usaha pun guna melenyapkan nyawa beliau. Raja-raja besar juga menentang beliau, tetapi merekalah, dan bukan Nabi itu, yang menderita kekalahan dan kehinaan. Nabi Muhammad s.a.w. meninggal tapi sarat dengan kemenangan. Ketika beliau wafat, seluruh bangsa Arab menyatakan keimanan kepada beliau; dan sesudah beliau wafat khalifah pertama beliau dalam beberapa tahun menyebarkan Islam ke seluruh dunia yang dikenal ketika itu.
Musa a.s. seorang nabi besar. Nubuatan dalam Ulangan ialah wahyu Tuhan. Namun, adakah menjadi keharusan bagi Rasulullah s.a.w. meraih hasil dengan cara sebagaimana yang dilakukan beliau itu? Dan, haruskah musuh-musuh beliau yang haus darah gagal dengan cara yang dialami mereka itu? Memang benar. Baik hasil yang dicapai Nabi Muhammad s.a.w. maupun kegagalan musuh-musuh beliau bukanlah suatu kebetulan. Seolah-olah Al-Quran memperingatkan kepada kata-kata nubuatan dalam Ulangan ketika dikumandangkan ke segenap Arabia pada masa awal riwayat Nabi Muhammad s.a.w.:
"Dan Allah akan melindungimu dan manusia" (5:68).
Begitu pula dalam seruannya kepada musuh-musuh Rasulullah s.a.w. Al-Quran berkata:
"Dialah Yang mengetahui segala yang gaib; dan Dia tidak menyatakan rahasia-rahasia-Nya kepada siapa jua pun kecuali kepada Rasul yang diridhainya Dan kemudian Dia menyebabkan barisan pengiring, terdiri dan malaikat-malaikat pengawal, beijalan dihadapannya dan juga di belakangnya (72:27-28).
Maksudnya, Nabi Muhammad s.a.w., yang diserahi tugas penting, tidak akan dibiarkan tanpa periindungan. Musuh-musuh tak akan dapat membunuhnya.
Ayat-ayat ini membuktikan bahwa kemenangan yang dicapai Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah suatu nasib baik secara kebetuian. Beliau mengatakan dan permulaan sekali, dengan perantaraan wahyu yang diterimanya dan Tuhan, dan dicanturnkan dalam Al-Quran sampai hari ini bahwa Tuhan akan melindunginya dan serangan-serangan musuh-musuhnya yang hendak membunuhnya. Beliau memperingatkan dunia bahwa oleh karena beliau bukan pendakwa palsu, melainkan "Nabi Yang Dijanjikan" dalam Ulangan, beliau tak akan terbunuh.
Pendek kata, 1900 tahun sebelum kedatangan Nabi Islam, Musa a.s. menyatakan bahwa syariatnya sendiri, menurut rencana suci dan Tuhan, bukanlah syariat terakhir bahwa dunia akan mempunyai syariat yang lebih sempurna kelak; dan karena itu Tuhan akan mengirirnkan pada hari kemudian seorang Utusan-Nya yang lain. Utusan ini akan mengajarkan segala kebenaran, ialah akan menjadi tanda tingkat terakhir dalam kemajuan rohani manusia. Dunia harus menunggu kedatangan suatu Kitab lain dan seorang Nabi lain. Karena itu kalau Al-Quran dan Nabi Muhammad s.a.w. datang sesudah Bible dan sesudah Nabi-nabi Musa a.s. dan Isa a.s., dan kalau mereka mengaku datang dari Tuhan sebagai tuntutan untuk manusia, pengakuan mereka harus diperlakukan secara tepat dan benar. Itu harus diterima sebagai sempurnanya nubuatan-nubuatan dahulu. Wahyu Al-Quran bukanlah wahyu percuma, atau suatu kelebihan di samping wahyu itu.
Sesungguhnya, andaikata Al-Quran tidak diturunkan, janji- janji yang diberikan Tuhan dengan perantaraaB-nabi-nabiNya tidak akan menjadi sempurna dan dunia akan diliputi kewas-wasan dan kekafiran.
109
PARAN MERUPAKAN BAGIAN ARABIA

Dalam Ulangan 33:2 kita baca :
Maka katanya: Bahwa IUian telah datang dan Toisina dan telah terbit bagi mereka itu dan Seir; Icelfliatanlah Ia dengan gemerlapan cahayanya dan gunung Paran*) lalu datang hampir dan bukit Kades: maka pada kanannya adalah tiang api **) bagi mereka itu (Alkitab, diterbitkaii oleh Lembaga Alkitab Indonesia, tahun 1958).
Dalam ayat ini kepada Musa a.s. dijanjikan tiga penjelmaan kejadian Tuhan. Yang pertama muncul dan Torsina sebagaimana disebutkan dalam Keluaian 19:20:
Setelah sudah Tuhan tunm kepada bukit Toisina, kepada ke puncak bukit itu, maka dipanggil Tuhan akan Musa datang ke atas kemuncak bukit, lalu Musapun naikiah.
Penjelmaan keagungan luhur Tuhan ini muncul dalam masa Musa a.s.. Dunia telah menyaksikan karunia-karunia yang datang beserta itu. Waktu berialu. Penjelmaan kedua yang dijanjikan dalam nubuatan itu akan terjadi dan Seir: Seir adalah tempat yang kira-kira di sekitar tempat terjadi mujizat-mujizat Isa. Karena itu "terbit dan Seir" menunjukkan kedatangan Isa a.s. Orang-orang Kristen ahli Injil membangsakan Seir dengan Sinai, tetapi ini keliru. Seir ialah bagian Palestina. Namun itu mempunyai bentuk yang rusak. Salah satu dipakai sebagai nama suatu kaum keturunan Nabi Yakub a.s. dan terkenal sebagai Bani Asyar. Lainnya terpakai untuk keagungan luhur, yakni, yang berhubungan terutama dengan Palestina. Mempersamakan Seir dengan Sinai dan menisbahkan kedua penjelmaan itu kepada Musa a.s. adalah keliru, karena Musa a.s. tak pernah menyeberang ke Kanaan. Beliau meninggal pada suatu tempat yang dan situ beliau hanyamelihat perbatasan perbatasannya. Sesudah Musa a.s. dan sebelum Isa a.s. tak terdapat penjelmaan keagungan Tuhan yang dapat menandingi penjelmaan dan Sinai.
*) Dalaro bible bahasa Inggris "Holy bible" sesudah kata-kata ini ada kata -kata "and he came with ten thousands of samts" yang artinya "dan ia datang dengan sepuluh ribu orang-orang kudus", tapi dalam bahasa Indonesia kalmiat itu sudah dihilangican (Peny.)
**) Dalam feks bahasa Inggrisnya perkataan un adalah "fiery law" yang berarti "syariat yang bagai api" (Pteny.)
Karena itu "Terbit . . . dan Seir" berarti kedatangan Isa a.s. yang justru terjadi di Kanaan: dengan jalan itu Tuhan seakan-akan menampakkan wajahNya untuk ke'dua kalinya. Penjelmaan ketiga dan keagungan luhur akan muncul dan Paran, dan Paran (bahasa Arab, "Faran") ialah nama bukit-bukit yang terletak di antara Mekkah dan Medinah. Ahli-ahli ilmu-bumi menarnai daerah ini Faran.
Suatu tempat perhentian pada peqalanan dan Mekkah ke Medinah, dinarnai Lembah Fatimah. Kalau kafilah-kafilah melalui itu, anak-anak dan daerah sekitamya menjumpai mereka dan menjual bunga kepada mereka. Kalau ditanyakan kepada mereka dan mana asal bunga itu anak-anak itu menyahut : "Barriyyat Faran". (Fasld Kitab), yakni dan hutan Faran. Karena itu Faran merupakan bagian Arabia, tepatoya Hijaz. Menurut Penanjian Lama, Ismail a.s. tinggal di daerah itu. Demikianlah dalam kejadian 21:20, 21 kita dapati :
Maka disertai Allah atom bodak itn (broail) sdimgga besariah ia, lalu ia pun ctuduiddi dalam padang beiantaia dan menjadi seorang pemanah. Maka duduldah ia daten padang belantaia Puran dan diamlH] oldi ibunya akan dia seoiang perempuan dan tanah Mesir akan istmiva.

KAUM QURAISY ADALAH KETURUNAN BANI ISMAIL.
Lukisan Bible tentang Faran agak bo-beda dan lukisan ahli-ahli ilmu-bumi Arab. Menurut Bible, Paran ialah daerah yang terietak berdekatan dengan Kanaan. Tetapi daerah yang terdiri dan hutan-hutan dan bukit-bukit mestflah suatu daerah besar, kadang-kadang membentang lebih dan ratusan atau ribuan inil. Ltu tak mungkin hanya sebentang tanah terietak dalam suatu daerah lain atau pada tepinya. Lukisan Bible hanya bisa berarti bahwa hutan-hutan dan bukit-bukit Faran terdapat pada suatu tempat dekat Kanaan. Itu tak mungkin berarti bahwa Faran itu daerah pinggir selatan Kanaan. Tetapi Bible mengakui bahwa Ibrahim a.s. mempunyai putera bernama Ismail dan beliau tinggal di Paran. Bukti-bukti keturunan Ismail a.s. yang mendiami harus dianggap yang terpenting. Bani Israil pasti tidak begitu banyak bicara mengenai hal ini. Pengetahuan mereka tentang sejarah dan ilmu bumi tidak begitu baik. Mereka tak dapat melukiskan dengan tepat jalan-jalan yang mereka lalui dalam peijalanan mereka dan Mesir ke Kanaan. Bagaimana mereka akan dapat menetapkan fakta-fakta ilmu-bumi dan daerah-daerah lain? Hanya satu kaum yang mengaku keturunan Ismail a.s. dan mereka itu ialah kaum Kuraisy. Mereka diam di Arabia dan Mekkah ialah pusat mereka. Kalau pengakuan Kuraisy itu palsu, sulitlah mencari lantaran pengakuan mereka itu. Pengakuan itu tidak akan mempertinggi kedudukan mereka sebagai bangsa, karena kaum Bani Israil masih memandang mereka rendah. Tak ada sesuatu pun yang akan menyebabkan suatu kaum gurun pasir mengaku keturunan Ismail a.s. kecuali kalau hal itu adalah suatu kebenaran. Begitu pula, kalau pengakuan kaum Arab itu palsu, dimanakah keturunan Ismail a.s. lenyap? Menurut Bible, Ismail a.s. mempunyai dua belas putera dan juga kedua belas putera itu, menurut Bible, akan berbiak banyak sekali. Demikian dalam Kejadian 21:13 kitabaca:
Maka anak sahayamu itupun akan kiijadikan suatu bangsa, karena iapun daripada benihmu.
Begitu pula dalam Kejadian 21:18 kita baca :
Bangunlah engkau, angkatlah budak itu, sokonglah dia, karena Aku hendak menjadikan dia suatu bangsa yang besar.
Demikian pula dalam Kejadian 17:20 Tuhan berkata kepada Ibrahim a.s.:
Maka akan hal Ismail itu pun telah Kululuskan pennmtaanmu bahwa sesungguhnya Aku telah memberkati akan dia dan memtnakkan dia dan memperbanyakkan dia amat sangat dan duabelas oiang raja-raja akan berpancar daripadanya dan Aku akan menjadikan dia suatu bangsa yang besar.
112
Maksudnya, keturunan Ismail a.s., akan berbiak banyak sekali dan akan menjadi suatu bangsa besar. Sekiranya pengakuan kaum Arab sebagai keturunan Ismail a.s. palsu, maka nubuatan-nubuatan Bible ini juga sama-sama palsu. Karena, tak ada suatu bangsa pun di dunia yang mengaku keturunan Ismail a.s. Hanya kalau pengakuan kaum Arab itu diterima, barulah nubuatan-nubuatan Bible bertalian dengan Ismail a.s. dapat dibuktikan benar, karena nubuatan-nubuatan itu berlaku terhadap orang-erang Arab. Bukti sejarah yang paling kuat adalah tradisi-tradisi kebangsaan yang menetap. Beratus-ratus tahun suatu kaum menganggap diri mereka keturunan Ismail a.s. dan tak ada bangsa lain di dunia mengaku demikian. Bukti yang lebih kuat daripada ini tak mungkin ada.
Menurut Bible kaum Bani Ismail tinggal di Paran dan menurut ahli-ahli ilmu-bumi Arab. Paran merupakan daerah yang terbentang dan Mekkah ke perbatasan utara Arabia. Ka.rena itu, Paran pastilah daerah Arabia sebagaimana Kuraisy pasti ketumnan l»nail a.s.. Karena itu, keagungan Tuhan yang ketiga akan bangkit di Arabia.
Bahwa kaum Bani Ismail menetap di Arabia ternyata dan kesaksian-kesaksian selanjutnya dan Bible. Dalam kejadian 25:13—16 kami mendapati nama keduabelas putera Ismail a.s. sebagai benkut :
1. Nebayot, 2. Kedar, 3. Abdil, 4. Mibsau, 5.-Misma, 7. Duma, 7. Masa, 8. Hadar. 9. Tema. 10. Jetur, II. Nafis, dan 12. Kedma.
Sesuai dengan kebiasaan kuno, kami akan mengira bahwa keturunan mereka akan dinarnai menurut nama datuk mereka masing-masing. Keturunan Yakub, umpamanya, akan disebut menurut nama datuknya. Negeri-negeri juga dinarnai menurut nama bangsa mereka. Mengingat kebiasaan ini maka peninjauan atas penduduk Arabia akan menunjukkan bahwa nama kedua belas putera Ismail a.s. itu terdapat bertebaran di berbagai bagian Arabia. Keturunan Ismail a.s. mendiami seluruh daerah negeri itu. Putera pertama Ismail a.s. ialah Nebayot. Wilayah yang didududuki keturunannya, menurut para ahliilmu-bumiterletakdiantara 30 dan 38 derajat Lintang Utara, dan 36 'dan 38 derajat Bujur Timur (Greenwich). Katripikari membenarkan hal ini dan berkata bahwa keturunan Nebayor menduduki wilayah di antara Palestina dan Yanbu, pelabuhan Medinah (Khutubat Ahmadiyya).
Kedar adalah putera kedua. Keturunannya juga merupakan bagian penduduk Arab. Arti harfiah dan Kedar ialah "dan onta" yang menunjuk kepada habitat (hunian) mereka di Arabia. Mereka terdapat di daei:ah antara Hiiaz dan Medinah. Ptolomeus dan Plinus ketika melukiskan penduduk Hijaz, berbicara tentang suku-suku Kedar dan Gedor (yang belakangan rupanya bentuk rusak dan kata Kedar). Pada masa ini ada orang-orang Arab yang mengaku keturunan Kedar.
Putera ketiga ialah Adbil. Menurut Yosephus, kaum Adbiljuga tinggal dalam bagian Arabia ini.
Yang keempat adalah Mibsam. Kita tidak dapat menjumpai jejak suku ini dalam buku-buku ilmu bumi biasa. Tetapi mungkin sekali nama mereka telah berubah menjadi suatu bentuk yang dikenal.
Anak kelima ialah Misma; dan kaum Misma ini terdapat sampai hari ini di Arabia.
Yang keenam ialah Duma. Suatu tempat terkenal sekali di Arabia masih bemama Duma, dan para ahli ilmu bumi Arab selalu menelusuri nama ini sampai kepada putera keenam Ismail a.s. itu. Putera ketujuh ialah Massa dan nama ini masih terdapat utuh pada sebuah suku Yaman. Peninggalan-peninggalan purbakala mereka juga dapat dikenali. Katripikari ada menyebutkannya.
Anak kedelapan ialah Hadar, dari nama ini kita mengenal kota Hudaida yang termasyhur di Yaman.
Putera kesembilan ialah Tema. Wilayah di antara Najd sampai Hijaz dinarnai Tema dan seluruhnya didiami oleh keturunan Tema. Malahan mereka terpencar sampai ke Teluk Persia.
Putera kesepuluh ialah Jetur (dalam bahasa Arab, Yatur). Kaum Jatur ini dapat kita usut jejaknya di Arabia dan terkenal dengan sebutan kaum Jedur. Bunyi "j" dan "y" sering bertukar; seperti '.t" dengan "d".
Putera kesebelas ialah Nafis, dan Foster berpendapat bahwa keterangan Josephus dan Bible menunjang pendapat bahwa keturunan Nafis tinggal di gurun-gurun Arabia. Putera kedua belas ialah Kedma. Menurut ahli ilmu bumi termasyhur, Mas'udi, tempat mukim keturunan Kedma terletak di Yaman. Suku yangterkenal dengan nama As-habal Ras dan disebutkan juga dalam Al-Quran adalah keturunan Ismail a.s. dan mereka terdiri dan dua suku; yang satu bernama Kedamah dan yang lain Yamin. Menurut keterangan-keterangan lain suku yang kedua disebut Ra'wil, dan bukan Yamin.
114
Karena itu, bukti sejarah dan ilmu-bumi menunjukkan bahwa keturunan Ibrahim a.s. tinggal di Arabia. Semuanya amat memuliakan Mekkah dan Ka'bah dan dan hal ini tampak bahwa Ismail a.s. mula-mula menetap di Mekkah, dan itulah bagian yang, menurut riwayat-riwayat Arab dan Per)'anjian Lama, dinarnai Paran (bahasa Arab, Faran).
Kesaksian wahyu Yesaya 21:13-17 menguatkan pandangan itu:
Bahwa iiulah firman akan hal negeri Arab: Di dalam gunin Arab kamu akan bemialam, hai segala kafilah orang Dedani. Datanglah mendapatkan orang yang berdahaga sambil membawa air; hai orang isi negeri Tema dan unjukkanlah roti kepada orang yang lari itu. Karena mereka itu lari daripada pedang yang terhunus, dan daripada busur yang terbentang, dan daripada faesangatan perang. Karena demildan inilah firman Tuhan kepadaku. Lagi setahun seperti setaliun orang upahan, maka habislah binasa segala kemuliaan Kedar itu. Maka sedi- kit orang jua akan tinggal lagi daripada segala orang pemanah itu, dan sedikit jua bilangan segala pahlawan orang Kedar, demikianlah firman Tuhan orang Israil.
Kalimat-kalimat yang bersifat nubuatan ini ialah Ilikisan tentang Perang Badar yang terjadi kira-kira setahun sesudah hijrah Nabi Muhammad s.a.w. dan Mekkah ke Medinah. Dalam pertempuran itu anak-anak Kedar, penduduk Mekkah dan daerah-daerah sekitamya, menderita kekalahan besar di tangankaum Muslimino Karena tak sanggup bertahan terhadap kaum Muslimin yang sigap menggunakan pedang dan panah, maka kaum Mekkah mendapat kekalahan yang memalukan. Perhatikanlah kata-kata di awal kalimat-kalimat itu, "Bahwa inilah firman akan hal negeri Arab." Di sini Tema dan Kedar masing-masing disebut sebagai negeri Arab dan suku Arab. Menurut teks yang diturunkan 714 tahun sebelum Isa AI-Masih a.s. kepada Nabi Nesaya a.s. ini, keturunan Ismail a.s. bertempat tinggal di Hijaz.
Pendek kata, dan segi mana juga kita menelaah masalah ini, banyak bukti menunjukkan bahwa kaum Kuraisy merupakan keturunan Ismail a.s. dan Paran dan Bible (yang dalam bahasa Arabnya adalah Faran) ialah negeri tempat mereka berdiam. Penjelmaan keagungan Tuhan yang harus terjadi di Paran ialah kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. yang dinubuatkan oleh Musa a.s..
NUBUATAN TENTANG RASULULLAH DALAM HABAKUK
Kedatangan ini pun dinubuatkan oleh Habakuk (3 : 3-7) 626tahun sebelum Masehi. Demikianlah kita jumpai :
Bahwa Allah datang dan Teman dan Yang Mahasuci dari pegunungan Paran. — Selah! Maka kemuliaannya menudungilah segala langit dan bumi pun adalah penuh dengan pujmya. Maka tangannya memancarkan sinar, suatu cahaya seperti cahaya matahari, maka ia itulah selimut kemuliaannya! Di hadapan hadliratnya beijangkitlah bela sampar dan kilat pun keluar di hadapan kakinya. Di tempat ia berdiri gempalah bumi, kemana Ia memandang dicerai-beraikannya segala bangsa, dan segala gunung yang kekal pun berbelah-belah dan segala bulat dari purbakala pun tenggelamlah; segala pendaran zaman pun Dia punya. Bahwa aku melfliat pula segala pondok Kusyan kedatangan takut, dan segala kain kemah-kemah benua Midian itu goyanglah. Di sini disebutkan Tema dan Orang Suci dari Paran. Dari nubuatan-nubuatan Musa a.s. dan Habakuk nyatalah bahwa kedatangan Isa a.s. tidaklah akan menandai tahap terakhir dalam perkembangan rohani manusia. Itu harus diiringi oleh kedatangan seorang nabi lain untuk menandai penjelmaan ketiga keagungan Allah. Nabi ini akan mewujudkbn keindahan dan kemegahan Tuhan dan membawa syariat yang bagai api ke dunia, bukan hanya ajaran ampunan.
Orang suci yang akan muncul dari tanah Tema dan gunung Paran ialah Muhammad s.a.w. dan syariatnya yang bagaikan api, ialah Al-Quran, mempunyai khasiat membakar hingga menjadi abu segala unsur yang daripadanya dosa dan perbuatan-perbuatan syaitan dibuat. Sungguh-sungguh Musa a.s. berkata bahwa Orang Yang Dijanjikan dan bangkit dan Paran itu akan disertai 10.000 orang kudus. Sebagaimana seluruh dunia mengetahui, adalah Nabi Muhammad s.a.w. yang menampakkan din dan Paran dan masuk ke Mekkah dengan 10.000 pengikut. Dapatkah Isa a.s. dikatakan memenuhi nubuatan besar itu ataukahDaud a.s. ataukah Musa a.s.? Adakah salah seorang dan antara mereka muncul dan Paran? Adaka salah seorang dan antara mereka berderap maju menuju kemenangan dengan 10.000 orang kudus sebagai pengikut-pengikut? Isa a.s. hanya mempunyai dua belas murid, sedangkan seorang dan mereka menjualnya dengan uang yang harganya sedikit. Seorang lainnya mengutuknya, karena takut akan dianiaya. Sepuluh orang tetap setia, tetapi menurut penuturan Injil, mereka bercerai-berai ketika Isa a.s. dipancang di tiang salib. Biarpun mereka umpamanya tetap mendampingi Tuhan mereka, sepuluh orang pengikut tak dapat disamakan dengan sepuluh ribu orang pengikut. Dan lagi, nubuatan Bible itu berkata dengan jelas bahwa yangkesepuluh ribu orang itu akan ada beserta Nabi Yang Dijanjikan tersebut. Sedangkan Injil-injil mengatakan bahwa kesepuluh pengikut Isa a.s. yang masih ada — meninggalkan ketika beliau dinaikkan ke tiang salib.
Menurut Habakuk sebuah tanda Orang Yang Dijanjikan itu ialah banyaknya pujian yang dilimpahkan kepadanya. Demikianlah Habakuk (3 : 3) berkata :
Dan bumi pun Denuh dengan pujian-pujian kepadanya.
Bagi kita tampaknya bukan suatu kebetulan bahwa Nabi Islam bemama Muhammad (secara harfiah berarti, Yang Terpuji). Ketika musuh-musuh beliau memaki dan menghina, mereka merasa susah karena pertentangan yang terkandung di dalam penghinaan dengan kata, "Yang Terpuji". Maka, mereka mengubah nama beliau dan Muhammad menjadi Mudhammam- dan Yang TeQWi'i menjadi Yang Temista. Ketika para sahabat Nabi menjadi gusar atas cacian dan makian yang dilemparkan kepada beliau, beliau berkata, "Tenanglah, mereka tidak mencaciku melainkan mencaci seorang yang bernama Mudhammam." Hanya seorang dengan nama yang sama indah dengan pribadinya dan wataknya dapat memenuhi lukisan yang diberikan oleh Habakuk tentang Orang Yang Dijanjikan. Tak kurang pentingnya ialah syair sanjungan yang tumbuh di kalangan umat Islam dan yang telah melahirkan suatu bentuk puisi gubahan orang-orang Muslim di tiap-tiap negeri. *)
Habakuk mengatakan pula:
Di hadapan hadirataya berjalan bela sampar dan kilat pun keluar di hadapan kakinya (3:5).
Tanda Orang Yang Dijanjikan ini juga dipenuhi oleh Nabi Muhammad s.a.w.. Benar nubuatan itu berkatatentang sampar, yakni suatu penyakit yang bersifat menular. Tetapi yang dimaksudkan di sini ialah besarnya kerusakan dan kematian yang dibawa sampar. Oleh karena musuh-musuh Nabi Muhammad s.a.w. mengalami kerusakan-kerusakan dan kematian besar dalam perlawanan mereka terhadap beliau, maka dapat dikatakan bahwa beliau juga malahan memenuhi bagian nubuatan itu. Lagi ia mengatakan:
Di tempat ia berdiri gempalah bumi, ke mana Ia memandang dicerai-beraikannya segala bangsa (3 : 6).
Bagian dan Nubuatan ini, seperti lain-lainnya, tak dapat dik&nakan kepada Musa a.s. atau pun Isa a.s., Musa a.s. meninggal selagi beliau memerangi musuh, sedangkan Isa a.s. dipaku di atas salib. Nabi yang menghadapi dan mencerai-beraikan musuh ialah Nabi Muhammad s.a.w. Sungguh tepat apa yang dikatakan beliau sendiri, "Kehadiranku menakutkan, dan aku tak sedikit ditolong oleh itu. Orang-orang merasa takut kepadaku dalam jarak sebulan perjalanan" (Bukhari).
Lagi:
Segala gunung yang kekal pun berbelah-belah dan segala bukit dan purbakala pun tenggelamlah (3 : 6).
Bagian nubuatan ini ditujukan pula kepada Nabi Muhammad s.a.w.. Karena, musuh-musuh beliau seluruhnya hancur. Gunung dan bukit hanya berarti untuk yang kuat. Juga kita baca dalam Habakuk (3 : 7):
Nabi Muhammad s.a.w., secara khusus. Ini merupakan bentuk: puisi yang khas dalam khazanah susastra Parsi dan Urdu (Peny.)
Bahwa aku melihat pula segala pondok Kusyan kedatangan takut (dalam kegemparan, dan segala kain kemah-kemah benua Midian itu goyanglah (bergetaran).
*) Gubahan semacam ini disebut Ntuit vane menBanduni? saniunB niiii terhailan
Bagian nubuatan itu menunjukkan dengan jelas bahwa Nabi yang Dijanjikan itu harus muncul pada satU tempat di luar Siria. Karena gerombolan dan Kusyan dan Midian-lah yang akan terancam dan ketakutan karena kedatangan tentara dan Yang Dijanjikan. Lukisan ini tak dapat dikenakan pada Musa a.s. dan Isa a.s.. Lukisan hanya kena terhadap Nabi Muhammad s.a.w.. Ketikapasukannya yang kecil di masa Khalifah Pertamanya Abu Bakar, bergerak maju ke Palestina, sekalipun Kanaan berada di bawah Kaisar Roma, raja separoh dunia yang dikenal di masa itu, tentara Kaisar yang lebih kuat itu dihancurkan oleh tentara Islam yang lebih l&mah. "Segala pondok Kusyan kedatangan takut, dan segala kemah-kemah benua Midian goyanglah." Penduduk negeri ini hanya terpelihara dengan meletakkan senjatamerekadi hadapan khadim-khadimNabiMuhammads.a.w..

KEDATANGAN RASULULLAH DINUBUATKAN OLEH NABI SULAIMAN
(a) Dalam Syirul Asyar Solaiman (5:10—16) kita baca :
Bahwa kekasibloi itu putih dengan merah, cahayanya meliputi orang beribu-laksa! Kepalanya bagaikan emas sepuluh mata, rambutnya benkal-ilal, wamanya hitam seperti burung gagak. Matanya bagaikan burung merpati pada tepi aliran air, yang mandi dalam air susu dan dijemumya dirinya dalam panas. Pipinya seperti petak pokok rempah-rempah, bagaikan bukit yang harum baunya, bibirnya bagaikan bunga bakung, yang bertitik-titik miriya mur. Tangannya pakai cincin-cincin emas, yang bertatahkan permata cempaka; pinggangnya bagaikan perbuatan gading bersendi-sendikan permata nilam. Betisnya bagaikan tiang batu marmar yang beralaskan emas tulen. Sikapnya bagaikan Libanon, terpilih seperti pohon araz. Langitan mulutaya semata-mata manisan dan segala sesuatu yang padanya itu keinginan belaka. Demikianlah peri kiekasihku, demikianlah peri sobatku, hai segala puteri Yemzalem!
119
Nubuatan ini menjanjikan seorang nabi yang akan lebih mulia dan lain-lainnya, dan akan memperoleh pangkat lebih tinggi dan lain-lainnya. Kita katakan ini karena gambaran menarik dalam Syiru'l Asyar Solaiman itu muncul sebagai jawaban terhadap pertanyaan:
"Apakah lehihnya kekasBrniu itu daripada segala bekash yang lain?" (5:9).
Dikatakan bahwa kekasih ini akan menonjol sebagai panji-panji di tengah sepuluh ribu orang. Sebagaimana panji-panji melambangkan suatu tentara, karena itu, lukisan tersebut bedaku dalam keadaan saat kekasih ini akan memimpin suatu rombongan pengikut berjumlah sepuluh ribu orang.
Dikatakan pula:
"Kbirnya bagaikan bunga bafamg, yang bertitik-titik minyak mur" (5:13).
Mur ialah semacam perekat dengan rasa pahit tetapi harum baunya dan sangat berguna sebagai pembasmi kuman dan obat, dipakai dalam perekat pembunuh hama, dalam merawat luka dan membuat minyak wangi dan parfum. .
Juga dikatakan bahwa "segala sesuatu yang padanya itu keinginan belaka" (perhatikan kata Iberani Mahamaddim). Maksudnya pribadi dan wataknya sedemilaan halnya sehingga menggugah rasa cinta dan kagum.
Nubuatan ini jelas beriaku terhadap Nabi Muhammad s.a.w. ialah yang mengepalai 10.(X)0 orang kudus dan berderap maju dengan kemenangan dan pegunungan Paran ke lembah Mekkah, persis sebagaimana dikatakan lebih dulu oleh Musa a.s. Ajarannyalah yang ternyata bagaikan Mur untuk dunia, pahit dalam rasa, tetapi indah dalam daya gunanya. Ajarannya mengandung asas-asas dan kaidah-kaidah yang kesemuanya direncanakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan yang masih pahit dirasa oleh beberapa bangsa. Dan dialah yang disebut (dan sesuai dengan lukisan) Muhammad.
Penulis-penulis Kristen suka berkata bahwa kekasih yang dijanjikan dalam nubuatan ini disebutkan Muhammadim bukan Muhammad. Tetapi bantahan ini tidak begitu mengena. Nama Tuhan dalam Perjanjian Lama ialah Elohim.

120
Untuk menunjukkan penghargaan dan penghormatan adalah lazim dalam bahasa Iberani , digunakan bentuk jamak untuk satu orang. Dalam bahasa Urdu demikian juga. Dalam ceramah bahasa Urdu seorang yang berpidato dengan mudah mengakhiri pujiannya terhadap RasuluUah dfngan berkata, Yehheihamare Muawmad, artinya: Inilah Muhammad kita.
(b) Dalam Syiru'l Asyar Solaiman kita mendapati suatu nubuatan lain tentang Rasulullah s.a.w., yakni, dalam 4:9-12. Dalam ayat-ayat ini Solaiman memanggil kekasihnya sebagai saudara perempuan dan isteri. Penggunaan sekaligus dua bentuk panggilan itu — saudara perempuan dan isteri — bukan tidak mengandung arti: "Adik perempuan" menunjukkan bahwa Nabi Yang Dijanjikan itu ialah seorang keturunan Ismail a.s„ salah seorang saudara dari keturunan Israil; dan "isteri" menunjukkan bahwa ajaran Nabi Yang Dijanjikan tidak akan terbatas hanya sampai kepada kaumnya sendiri, sebagaimana halnya ajaran semua Nabi Israil. Itu akan terbuka juga untuk bangsa-bangsa lain. Kita tak boleh terperdaya oleh bentuk-perempuan (muannats) panggilan yang digunakan di sini. Kalimat ini dirangkum dalam bahasa puisi penuh dengan amsal-amsal. Baris terakhir bab itu menggunakan bentuk laki-laki yang adalah kebalikannya, tetapi mengandung arti. Demikianlah kita baca:
Biarlah kiranya kekasihku datang ke tamannya (bentuk laki-laki), dan makan daripada buah-buahnya yang tenitama (4:16).
Karena itu nubuatan tadi (4:9-12) hanya kena terhadap Nabi Muhammad s.a.w., Isa a.s. bukan salah seorang saudara Bani Israil, juga ajaiannya tidaklah ditujukan kepada suatu kaum lain kecuali Bani Israil.
(c) Kita juga membaca dalam Syiru'l Asyar Solaiman (1:5-6);
Bahwa akulah hitam, tetapi manis, hai puteri-puteri Yenizalem ! seperti kemah Kedar dan seperti tirai kelambu Solaiman. Janganlah kamu mengerling kepadaku, sebab kehitam-hitaman rupaku.
Dari lukisan ini tampak bahwa Solaiman memberitahukan lebih dahulu kedatangan seorang Nabi yang akan muncul dari selatan, dan dia (atau kaumnya)berkulit hitam dibandingkan dengan keturunan Ishak a.s. Sudah diketahui bahwa penduduk Siria dan Palestina mempunyai wama kulit yang lebih putih daripada penduduk Arabia. Nabi Muhammad s.a.w. ialah seorang Arab.
(d) Di tempat itu pula suatu tanda lain tentang Orang Yang Dijanjikan itu diberikan seperti benkut :
Segala anaklala-lald ibuku sudah marah akan daku, lalu dijadikannya aku penimggu kebun ailggur, maka kebun anggiirlai sendiri tiada kutunggin (1:6).
Inilah lukisan tentang kaum, yang daripadanya akan lahir Orang Yang Dijanjikan. Pada masa kedatangan RasuluUah bangsa Arab adalah kaum sederhana dan samasekali tidak mempunyai kemauan untuk kemajuan. Mereka bersedia bekeija pada orang-orang Roma dan Iran, tetapi negeri mereka sendiri sedikit sekali mereka perhatikan. Nabi Muhammad s.a.w. datang dan Arabia bangun dan tidurnya. Hasilnya ialah gerakan dunia di bawah pimpinan bangsa Arab yang melingkupi setiap bidang yang ada dalam kemajuan umat manusia — rohaniah, intelektuil, politik. Bangsa Arab menjadi penunggu kebun anggur, bukan hanya kebun anggur mereka sendiri tetapi juga kebun anggur seluruh dunia. ]
(e) Syirul Asyar Solaiman juga mengandung peringatan untuk kaum Bani brail; kepada mereka dikatakan supaya jangan mengganggu Nabi Yang Dijanjikan itu. Demikianlah dalam 2:7 kita baca:
Bahwa aloi menjumpai kamu, hai segala putera Yenizalem! Deini ldjang dan nisa betina di padang, jangan kamu menyadarkan dan jangan kamu menjagakan berahi itu dahulu daripada dikehendakinya!
Perkara itu dilanjutkan dalam Syiru'l Asyar 3:5 dan 8:4. Kalimat-kalimat hanya berarti bahwa ketika Nabi Yang Dijanjikan itu datang, kaum Yahudi dan Kristen, dua cabang Bani Israil, akan menentang dan menindas mereka; tetapi oleh karena Nabi itu adalah Nabi yang diangkat Tuhan, mereka tidak akan berhasil tetapi sebaliknya akan menderita kekalahan besar. Karena itu Solaiman memperingatkan kaumnya dengan berkata:
Bahwa aku menjumpai kamu, hai segala puteri Yeruzalem! Jaiigaiilahkamu menyadarkan dan jangan kamu menjagakan berahi itu dahulu daripada dikehendakinya.
Baik kaum Yahudi maupun kaum Kristen dinasihati supaya jangan berbuat sesuatu terhadap Nabi Yang Dijanjikan itu. Ketika pengaruhnya meluas ke negeri mereka, mereka harus menerima. Tak ada gunanya menentangnya dan membendung banjir pengaruhnya. Penentangan akan berarti kehancurannya sendiri. Karena suatu bangsa yang mencampuri tugas seorang nabi mengandung hukuman Tuhan. Peringatan itu ternyata benar. Orang-orang Yahudi dan Kristen campur tangan dan mengundang hukuman Tuhan atas mereka sendiri. Kalau suatu bangsa tinggal pasif dan tak memperlihatkan perasaan bermusuhan terhadap seorang nabi, beliau tidak akan mengambil tindakan-tindakan keras terhadap mereka, melainkan akan membatasi diri pada penyampaian ajaran dan penerangan. Kadang-kadang seorang nabi menghunus pedang, tetapi hanya menyatakan perang kepada mereka yang lebih dahulu menyatakan perang kepadanya dan berusaha melawan dengan kekerasan dan penindasan terhadap Amanat yang dikirim Tuhan. Contoh Nabi Muhammad s.a.w. melukiskan hai ini. Hal itu merupakan resiko yang ditimbulkan oleh permusuhan yang membabi-buta terhadap suatu Ajaran benar yang sudah diperingatkan kepada Isa a.s.. Isa a.s. tak munclli di selatanPalestina. Beliau bukan salah seorang saudara Israil. Pun tidak pula beliau mempunyai sarana untuk melawan dan menghancurkan perlawanan Israil. Nubuat-annubuatan ini hanya cocok untuk Nabi Muhammad s.a.w, ialah, kekasih dalam Syini'l Asyar Solaiman. Pada hakikatnya Syiru'l Asyar adalah lukisan mesra tentang Nabi itu.

NUBUATAN-NUBUATAN YESAYA
Kitab Yesaya juga sarat (penuh) dengan nubuatan-nubuatan tentang Nabi Muhammad s.a.w.. Kesemuanya menunjukkan kedatangan seorang Nabi Besar lain, perintis perdamaian dan ketenteraman untuk seluruh dunia. Tetapi selaras dengan sunah llahi nubuatan-nubuatan itu mengandung unsur periambang yang harus ditafsirkan sebelum arti nubuatan-nubuatan itu dapat disingkapkan. Penggunaan nama-nama di dalamnya seperti Yeruzalem, Zion, dan lain-lain adalah hanya perlambang. Tetapi, pujaligga-pujangga Kristen keliru tentang perlambang-perlambang ini karena mengira nubuatan-nubuatan itu berhubungan dengan Isa a.s.. Nama-nama, selaku nama, tidak merupakan bagian nubuatan-nubuatan. Kalau kandungan-umum nubuatan-nubuatan itu tidak mengena terhadap Isa a.s., maka nama-nama Yeruzalem atau Israil atau Zion tidak akan membenarkan penggunaan itu. Benar nama-nama itu pun mengandung arti; tetapi, arti yang selaras dengan kandungan nubuatan-nubuatan itu. Dalam hal itu nama-nama Yeruzalem dan Israil hanya akan berarti "Kota Suci-Ku" dan "Kaum Pilihan-Ku", bukan khas Yerusalem atau Israil.
(a) Nubuatan pertama yang ingin kami kutip dan Yesaya terdapat dalam 4 : 1—3, sebagai benkut:
Maka pada hari itu juga tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta katanya: Kami akan makan rezeki kami sendiri dan berpakaian-pakaian kami sendiri sahaja, Harlah kami disebut dengan namamu, hapuskanlah kiranya kecelaan kami. Pada hari itu juga Tunas Tuhan akan perhiasan dan kemullaan dan hasil tanah akan keindahan dan perhiasan bagi segala orang di antara orang Israil, yang sudah Input. Maka akan jadi kelak, bahwa orang yang lagi tinggal di Zion' dan yang lagi.ketinggalan di dalam Yeruzalem itu disebut suci yang tersurat namanya akan beroleh hidup.
Kalau sudah disetujui bahwa Zion dan Yeruzalem dalam nubuatan ini hanya perlambang-perlambang, maka seluruh kandungan nubuatan ini tampak mengena terhadap Nabi Muhammad s.a.w dan bukan terhadap orang lain. Nubuatan itu mengatakan bahwa Nabi Yang Dijanjikan itu akan membawa kemakmuran dan semarak dan bahwa kekayaan bumi akan diletakkan di mukanya, bahwa kaumnya akan disebut kudus dan bahwa perkawinan poligami akan menjadi kebiasaan di waktu itu. Adakah tanda-tanda ini kena terhadap Isa a.s. dan murid-muridnya? Adakah mereka membawa serta suatu masa kemakmuran dan semarak? Adakah harta kandungan bumi diletakkan di mukanya? Apakah poligami dipakgi masyarakatnya.? Tidak. Tanda-tanda ini hanya berlaku untuk Nalu Muhammad s.a.w., pengikut-pengikut beliau dan masa beliau. Isa a.s. dianggap tidak menyukai perkawinan poligami. Tetapi, Nabi Muhammad s.a.w. membenarkan, malahan memerintahkannya dalam keadaan-keadaan tertentu. Di dalam masa beliaulah peperangan harus dilancarkan untuk mempertahankan agama dan para pemuda terpaksa mempertaruhkan nyawa. Jumlah janda bertambah banyak dan wanita-wanita belia sulit mendapat suami. Oleh karena itu, Nabi Muhammad s.a.w. memerintahkan perkawinan poligami untuk mencegah kerusakan akhlak dan untuk menambah tenaga manusia.
124
(b) Dalam Yesaya 5:26-30 kita dapati:
Maka Ia pun akan mendirikan suatu alamat bagi segala orang yang janh-jaub, dan dihimpunkannyalah mereka itu daripada segala ujung bumi; bahwa sesungguhnya dengan pantas dan dengan segera juga mereka itu akan datang. Di antara mereka itu seorang pun tiada yang akan penat dan seorang pun tiada yang tergelincuh, seorang pun tiada yang akan mengantuk atau tertidur, atau tenirai ikat pinggangnya atau terlepas tali kasutaya. Anak panahnya tajam selalu dan busurnya pun selalu terbentang dan kuku kaki kudanya akan seperti batu dan janteranya seperti puting-beliung. Penderu mereka itu akan seperti bunyi singa betina, seperti pengaum-aum singa yang buas, dengan gempita mereka itu akan menerkarn jarahan dan membawalari akan dia sehingga seorang pun tiada yang dapat meluputkan dia. Maka pada hari itu penderu mereka itu akan seperti menderu laut! Pada masa itu orang akan melihat berkelfling negeri, tetapi sesungguhnya akan kegelapan belaka dan kepicikan, apabila terang dan langit pun sudah menjadi gelap
Menurut nubuatan ini akan datang suatu waktubila pada suatu tempat di luar Palestina seorang laki-laki akan mengibarkan panji-panji. Orang itu akan memanggil semua bangsa di dunia yang akan menyambut segera panggilannya dan berkumpul di sekitamya. Orang yang akan mengikutinya akan menghilangkan kemalasan dan kelambanan dan memberikan pengorbanan besar untuk perjuangan mereka. Mereka akan serta dalam peperangan dan kuku kuda-kuda mereka akan memancarkan api seperti batu api. Serangan mereka atas musuh mereka akan serupa dengan angin puyuh. Mereka akan mengalahkan samasekali musuh mereka dan tak seorang pun akan sanggup menyelamatkan din. Dan mengapa mereka harus melakukan semua ini? Karena mereka akan melihat bahwa dunia penuh kegelapan dan perubahan besar diperlukan. Nubuatan ini seluruhnya berlaku terhadap Nabi Suci Islam. Terhadap itu, ada juga penunjukan dalam Al-Quran. Sesuai dengan itu Rasulullah s.a.w. muncul Jauh dan Palestina di Mekkah, dan mengibarkan benderanya di Madinah; ia yang mengumurnkan kepada dunia:
125
Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku Rasul kepada kamu sekalian" (7:159).
Terhadap suaranyalah laki-laki dan perempuan dan seluruh dunia memberikan sambutan dengan semangat besar. Di masa Isa a.s. tak seorang pengikut pun datang dan luar Israil. Semua pengikutnya datang dan dalam radius 40 sampai 50 mil. Tetapi para penganut Nabi Muhammad s.a.w. datang dan Yaman, dan Nejd, dan Iran dan di antara mereka ada penyembah-penyembah api, ada orang Yahudi dan Kristen. Mereka memberikan pengorbanan demikian besarnya atas seruan Rasul itu dan berdaya upaya begitu tak segan-segannya sehingga lawan-lawan Islam yang paling kerassekalipun terpaksa memberi hormat atas semangat kebaktian dan pengorbanan mereka. Tuhan sendiri menghormati mereka seperti tercantum di dalam Al-Quran demikian:
"Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya"(9:100).
"Dan antara mereka ada beberapa orang yang masih menanti"(33:34).
Pengikut-pengikut Nabi terpaksa lkut-serta dalam peperangan peperangan dan terpaksa menggunakan busur dan panah. Kuku kuda mereka tak ubahnya seperti batu pantik dan kereta mereka laksana angin puyuh. Inijuga disebutkan dengan jelas dalam Al-Quran:
"Demi kuda-kuda yang berlari kencang dengan mendengus-dengus — yang memantikan percikan-percikan bunga api, melancarkan serbuan-serbuan pada waktu subuh dan menerbangkan awan debu dengan itu dan menyerbu ke tengah-tengah barisan-barisan musuh" (100:2-6).
Ini adalah lukisan tentang pejuang-pejuang Islam pertama pada masa pennulaan Islam, dan betapa tepat persesuaiannya dengan nubuatan Yesaya. Kita dapati pada suatu bagian nubuatan itu:
“Maka pada lfari itu penderu meicka itu akan seperti mendenJ laut! Pada masa itu orang akan meljhat berlaelfling negeri, tetapi sesunggubnya akan kegelapan belaka dan kepicikan, apabila terang dan langit pun sudah menjadi gelap (Yesaya 5 : 30).”
Al-Quran menunjuk kepada ini dalam 30 : 41 demikian: "Telah nyata kentara.bencana di daratan dan di lautan." Maksudnya, baik pengetahuan manusia maupun ajaran Ketuhanan sudah menjadi gelap dan keduanya menunjukkan perlunya kedatangan seorang Guru Jagat baru, pembawa suatu Ajaran baru dan Tuhan. Pula dalam 65:11, 12 kita baca:
Allah, sungguh, telah menurunkan kepadamu seorang Pemberi peringatan, seorang rasul yang membacakan kepadamu Tanda-tandi Allah yang nyata, supaya ia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh dan segalamacam kegelapan kepada cahaya.
(c) Dalam Yesaya 8 : 13-17kitabaca:
Hanya Tuhan serta sekalian alam jua yang suci bagimu! lfendaklah kamu takut akan Dia dan kamu gentar akan Dia. Maka Ia pun menjaNubuatan ini jelas mengabarkan lebih dahulu kedatangan seorang-orang suci yang kedatangannya akan terriyata menjadi cobaan bagi kedua Rumah Israil, jerat dan perangkap bagi Yeruzalem yang akan dikalahkan dan direndahkan, kalau mereka lebih suka menentangnya. Kemunculannya menandakan digantinya syariat Musa a.s. dan Tuhan akan memalingkan muka-Nya dan rumah Yakub a.s.
127
Pujangga-pujangga Kristen bungkam tentang hal ini. Mungkin mereka menganggap kedua Rumah Israil itu dua pihak yang salah satu daripadanya menunjang dan yang lainnya menentang putera Sulaiman dan mendirikan pemerintahan tandingan. Tetapi hal ini tak ttiungkin, karena nubuatan berbicara tentang seorang suci dan tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masanya. Orang suci itu hanya mungkin Isa a.s. atau seorang lain yang datang sesudah Isa a.s. karena tak ada seorang pribadi antara Yesaya dan Isa a.s. yang dapat menghadapi Israil dengan Ajaran yang menentukan. Tetapi, adakah Isa a.s. mengliaapi Israil dengan sesuatu AjaP an semacam itu? Dan adakah Krail menderita kekalahan dan kehinaan karena menentang Ajaran itu? Dan, adakah Isa a.s. memeterai syariat untuk para pengikutnya dan memaklurnkan penggantinya dengan syariat lain? Mengenai ini pernyataan Isa a.s. jelas sekali, Isa a.s. bersabda :
Janganlah kamu saiigkakan Aku datang hendak merombak hukum Torat atau ldtab Nabi-nabi; bukannya Aku datang hendak merombak, melainkan hendak menggenapkan. Kaiena sesungguhnya Aku berkata kepadamu, sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau satu titik pun sekali-kali tiada akan lenyap daripada hukum Torat itu sampai serouanya telah jadi (Matius 5:17—18).
Isa a.s. menetapkan hal itu bukan untuk masanya sendiri, tetapi juga untuk masa depan. Beliau berkata dengan penuh makna:
Bolehkah sahabat-sahabat mempelai itu puasa selagi mempelai itu ada sertanya? Selagi mempelai itu ada sertanya, tiada boteh mereka itu puasa. Akan tetapi ada harinya kelak, yang mempelai itu diambil dan padanya, baharulah mereka itu akan puasa (Markus 2:19,20).
Dan peroyataan-pernyataan ini jelaslah bahwa menurut Isa a.s. bahkan sudah beliau wafat, syariat Musa a.s. akan tetap mengikat bagi murid-muridnya. Kalau tidak begitu, beliau bisa berkata bahwa hari-hari puasa sudah lampau. Sebaliknya, bukan saja beliau sendiri berpuasa tetapi beliau juga menubuatkan bahwa murid-muridnya akan mulai berpuasa sesudahnya. Karena itu memeterai syariat tidaklah berarti penghapusan syariat itu sendiri atau pembatalan gagasan kewajiban agama yang telah ditetapkan itu sendiri. Itu berarti bahwa pada masa Orang Suci Yang Diianjikan itu syariat 128 Musa a.s. akan digantidan pada tempatnya akan ditetapkan sua syariat baru. Kalau penatsiran kami ini tidak betui, mengapa ke) da kita dikatakan bahwa Tuhan akan memalingkan wajah-N dan rumah Yakub a.s.? Bukankah Isa a.s. itu dan keturun Yakub? Kalau beliau tak termasuk di dalamnya, beliau tak mui kin keturunan Daud a.s. Dan kalau beliau bukan keturunan Da a.s. beliau tak mungkin AI-Masih a.s. yang dinubuatkan. Kare AI-Masih a.s. hanis dan keturunan Daud a.s. (d) Dalam Yesaya 9 : 5,6 kami baca:
Karena seorang Puteia sudah jadi bagi kita, seorang anak laki-laki sudah dikaruniaikan kepada kita bahwa pertuanan adalah di atas bahunya dan namanya pun disebut oran~ah Ajaib, Bicara, Allah yang Maha Kuasa, Bapa Kekekalan, Raja Salam. Maka kebesaran pemerintahannya dan selamataya akan tiada berkesudahan; maka takhta Daud serta kerajaannya akan ditetapkannya dan diteguhkannya dengan kebenaran dan keadilan daripada sekarang sampai selama-lamanya! Maka ghairat Tuhan serwa sekalian alam akan melakukan perkara itu.
Nubuatan ini menjanjikan kedatangan seorang raja yang akan mempunyai lima nama atau gelaran: (1) Ajaib; (2) Penasihat; (3) Tuhan Yang Mahakuasa; (4) Bapak yang kekal dan (5)Pangeran perdamaian. Kesejahteraan dan perdamaian di kerajaannya tidak akan terhingga; ia akan duduk di atas takhta Daud a.s. untuk selama-lamanya dan menghidupkanterus nama baiknya dengan kebijaksanaan dan keadilan.
Para penafsir Injil berkata dalam catatan pokok mereka mengenai bab ini bahwa nubuatan ini berhubungan dengan kelahiran Isa a.s.. Tetapi tanda-tanda yang disebut dalam nubuatan ini satu pun tak beriaku untuk Isa a.s.. Umpamanya: pernahkah beliau menjadi raja? Adakah nama-nama yang disebutkan dalam nubuatan — Ajaib, Penasihat, Tuhan Mahakuasa, Bapak yang kekal, Pangeran Perdamaian — pernah digunakan terhadap beliau? Beliau mungkin disebutkan Ajaib berhubungan dengan kelahirannya yang luar biasa Tetapi gambaran itu tampaknya tak pernah dikemukakan
Isa a.s. tak ada memamerkan "keperkasaannya", tak pernah pula beliau digambarkan "Mahakuasa" oleh seseorang. Kawan atau lawan menyangkal beliau semacam itu. Sekiranya hal itu tidak dengan demikian, muridnya tidak akan berpaling daripadanya dan melarikan din. Berkata Matius (26:56)ri
Lalu sekalian murid itu pun larilah meninggallcan Dia.
Apakah satu wujud yang mahakuasa memenuhi nasib serupa itn?
Nama keempat ialah "Bapak yang kekal" itu juga tidak berlaku terhadap Isa a.s.. Karena sebagaimana telah kami tunjukkan, beliau meramalkan seseorang yang kelak akan datang sesudahnya. Nama kelima ialah Pangeran Perdamaian, itu pun tak dapat dikenakan terhadap Isa a.s.. Beliau tak pernah menjadi raja, karena itu tak mungkin membawa perdamaian untuk dunia. Sebaliknya, beliau tetap ditindas oleh orang-orang Yahudi d~n akhirnya dipaku oleh mereka di atas salib. (
Nubuatan itu menentukan suatu tanda "TeRtang kemajuan pemerintahan dan perdamaiannya akan tiada berkesudahan." Isa a.s. tak pernah memerintah dan oleh karena itu tak mungkin menyaksikan perluasan pemerintahannya. Tanda lain ialah, "Atas takhta Daud a.s. serta kerajaannya, untuk ditetapkannya dan diteguhkannya dengan kebijaksanaan dan keadilan dan saat ini untuk selama-lamanya," itu pun tak berlaku akan Isa a.s.
Tanda-tanda ini terdapat pada Nabi Suci Islam. Beliaulah yang harus memikul tanggung jawab kenegaraan, bertentangan dengan kemauannya sendiri menjadi raja. Adalah ganjil bahwa Isa a.s. yang tak pernah menjadi raja, terus-menenis memimpikan menjadi raja (Matius, 21:4,5 dan 27:11; Lukas, 23:1 -3 ).
Rasulullah s.a.w. adalah raja, namun beliau membenci jadi raja, dan selalu memperingatkan para pengikut beliau supaya jangan mencontoh cara~ara Kaisar dan Kisra.
Salah satu nama Orang Yang Dijanjikan itu ialah "Ajaib". Isa a.s. mengakui bahwa penyandang nama ini akan datang sesudahnya. Pengakuan ini kita jump'ai dalam perumpamaan kebun anggur (Matius 21:33,34). Perumpamaan itu ialah: Seorang tuan rumah membuka kebun anggur dan menyewakannya kepada petani-petani. Ia kemudian mengirimkan hamba-hambanya untuk mengumpulkan buah-buah, tetapi petani-petani itu mernukuli, membunuh, dan menyiksa hamba-hamba itu seoiang deini seorang. Ia mengirirnkan hamba-harobi lagi, tetapi mereka ini pun dianiaya seperti yang lain-lainnya. Ke nludian, ia mengiriinkan anaknya, tetapi petani-petani itu membunuh anak itu pula. Setelah berkata demikian Isa a.s. bertanya:
130
Apabila datang uan yang empunya kebun anggu itu, apakah kelak diperbuatnya atas orang-orang petani itu? (21:40).
Dan mereka yang mendengar menjawab :
Dengan sejahat-jahat bimuh tuan itu akan membunuh oreng-oranng tehat itu, dan kebun anagur itu pun disewakannnya pula kepada orang dusun lain, yaitu yang menyerahkan hasil buah kepadanya pada musimnya (21:42-44)
Maksudnya, sesudah anak itu dibunuh, Tuhan akan mengirimkan orang lain, seorang yang ternyata akan menjadi "batu penjuni", dan akan teriihat ajaib dalam pandangan Isa a.s. dan lain lainnya. Karena itu, orang qjaib itu akan datang sesudah anak itu dibunuh. Hanya Nabi Suci Islam yang datang sesudah Isa a.s dipaku di atas salib.
Namun ketiga Orang Yang Dijanjikan itu ialah Penasihat. Nama itu cocok sekali dikenakan kepada Rasulullah s.a.w. Suatu bangsa datang kepadanya meniinta nasihat. Pada gilirannya, beliau meng adakan inusyawarah secara teratur dengan kaumnya, danmewajibkan negara supaya bermusyawarah dengan rakyatnya dalam segali hal yang penting. Bahwa Nabi Muhammad s.a.w. adalah orang vane oalins banvak diminta nasihat ternvata dan Alouian. Kita baca
131
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermusyawarah dengan Rasul secara berempat ma~tfiaka hendaMah kamu memberi sedekah-sedekah lebih dahulu s~Delum musyawarah. Hal demikian itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Tetapi, jika kamu tidak mendapati sesuatu yang okan dihadiahkan, maka Allah itu Maha Penyayang"(58:13).
Kebiasaan memberi sedekah sebelum meminta nasihat, menjelaskan bahwa meminta nasihat Nabi telah menjadi sunat, dan memungut upah sukarela telah diberlakukan yang gunanya bagi kaum miskin. Peraturan ini dimaksudkan untuk orang-orang yang mampu. Rasulullah s.a.w. begitu banyak menerima kunjungan sehingga menyita waktu sehingga tampaknya mungkin dan bahkan sebaiknya membebankan biaya yang layak kepada pemohon-pemohon. Pemungutan biaya dapat dibenarkan, karena memang waktu Rasulullah s.a.w. yang sangat berharga itu harus digunakan untuk kepentingan manusia seluruhnya; kalau orang-orang secara perseorangan meminta sebagian waktu beliau sepantasnya mereka "membayar sedikit kepada Baitulmal. Karena itu, meinta nasihat ' Nabi telah menjadi suatu adat lembaga yang tetap. Lebih dari lain-lainnya Rasulullah s.a.w. pantas mendapat panggilan Penasihat. Rasulullah juga mengadakan sistem musyawarah sebagai syarat penting untuk menjalankan roda pemerintahan yang baik.
Berkata Al-Quran:
"Dan yang urusan mereka diputuskan dengan musyawarah di antara mereka . . . ." (42:39).
Tindakan-tindakan umum dan peraturan-peraturan pemerinitahan tidak diadakan sebelum wakil-wakil rakyat-diminta musyawarahnya. Sesuai dengan ketetapan ini Rasulullah s.a.w. menentuEkan musyawarah sebagai kewajiban penting seorang Khalifah atau BAmirul Mukmimn yang terpilih. Rasulullah s.a.w. diriwayatkan '-pernah berkata, "Tiada Khilafat tanpa musyawarah." (lzalat al-"Khifa'an Khilafat al-Khulafa). Suatu negara yang diperintah tanpa I, musyawarah dengan rakyat adalah tidak sesuai dengan ajaran ~ Islam.
Nama ketiga dalam nubuatan itu ialah Tuhan yang Maha Kuasa. Perjanjian Lama menunjuk kepada persamaan di antara Tuhan dan Musa a.s. Demikianlah dalam Keluaran (7:1) kita baca:
"Sebeimula maka firman Tuhan kepada Musa as.. Bahwasesungguhnya, engkau telah laijadikan sepertilah bagi Firaon."
Danjuga dalam Keluaran (4:16) :
Dan engkau akan jadi baginya (Hanui) akan Hah.
Dalam Bible Isa a.s. dipanggilkan anak Tuhan dan Musa a.s. "seperti Tuhan". Karena itu, bUa saja seorangmanusia disebutkan "seperti Tuhan", itu akan berarti Musa a.s. atau seseorang yang seperti Musa a.s.
Di atas kami tunjukkan bahwa Musa a.s. mengatakan kedatangan seorang Nabi seperti beliau sendiri (Ulangan 18:18), dan Nabi itu tak lain selain Nabi Muhammad s.a.w.; beliaulah yang betui-betui memenuhi lukisan nubuatan. Karena itu, Nabi Suci Islam itulah yang paling pantas dipanggilkan Tuhan atau lebih baik lagi: Penjelmaan Tuhan. Kami mendapat petunjuk-petunjuk yang bertalian dengan ini dalam Al-Quran. Pada pertempuran Badar, Rasulullah s.a.w. mengambil segenggam pasir dan melontarkannya kepada musuh. Ini ternyata merupakan suatu alamat bagi badai pasir yang mengacaukan musuh dan menjadi sebab kekalahan. Tentang ini Tuhan berkata kepada Rasulullah s.a.w.
"Bukan engkau yang roelempar ketika engkau melempar, melainkan ABah yang melempar" (8:18).
Demikianlah pula di waktu orangorang yang baru masuk Islam biasa melakukan baiat kepada Rasulullah s.a.w.. Menyinggung hal ini Tuhan berkata dalam Al-Quran :
"Sesungguhnya, orang-orang yang baiat kepada engkau sebenarnya mereka baiat kepada Allah" (48:11).
Rasulullah s a.w. semata-mata berbakti kepada Tuhan. Maka istilah "Tuhan" dalam nubuatan itu lebih mengena terhadap Nabi Muhammad s.a.w. daripada terhadap orang lain. Begitu pula ungkapan "mahakuasa". Karena beliau itulah yang sanggup menundukkan musuhnya di masa hidup beliau dan menghancurkan segala periawanan.
Nama keempat dalam nubuatan itu ialah Bapak yangkekal. Ini juga kena terhadap Rasulullah s.a.w. dan tidak terhadap siapa pun lagi. Beliau pula yang tegas-tegas mengaku membawa ajaran yang bersifat abadi. Beliau menggambarkan kedatangan Isa a.s. kedua kalinya, tetapi kedatangan Isa a.s. kedua kali itu akan terjadi dalam din salah seorang pengikut Rasulullah s.a.w sendiri, bukan seorang yang kedatangannya akan merusak kekuasaan rohaninya. Menyinggung hal ini Tuhan berkata dalam Al-Quran.
Dan kami tidak mengutus engkau melainkan sebagai pembawa khabar suka dan pemberi peringatan untuk segenap manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Dan mereka berkata, "Bilamanakah perjanjian ini akan menjadi sempurna, jika kamu memang orang yang benar?" Katakanlah, "Bagimu ada janji akan suatu hari, yang kamu tidak akan tertinggal daripadanya sesaat pun, dan tidak pula kamu akan dapat mendahuluinya" (34:29-31).
Ungkapan "segenap manusia" di sini menunjukkan sifat kesemestaan dan kekekalan Ajaran Islam. Ajaran itu akan dihadapkan kepada semua bangsa dalam segala abad. Orang-orang kafir mengejek Rasulullah tentang hari yang dijanjikan itu di sini dan bertanya kapan itu akan terjadi yakni kapan sifat kesemestaan dan kekekalan Islam itu akan diperlihatkan kepada dunia? Menjawab itu Tuhan berkata bahwa hari itu akan tiba sebagaimana telah ditetapkan. Hari itu disebutkan dalam 32:6, demikian :
Dia akan mengatur peraturan-Nya dan langit sampai di bumi, kemudian perantaraan itu akan naik kepada Dia dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun menunit apa yang kamu perhitungkan di dunia ini.
Hal yang direncanakan itu ialah Islam. Lambat laun dengan berlakunya masa pengaruhnya akan mulai berkurang. Dalam masa seribu tahun agama itu akan naik kembali ke langit. Bantuan istimewa, yang diperolehnya pada permulaan, akan lenyap dan nasibnya akan bergantung pada kekuatan-kekuatan alami di dunia. Dan Al-Quran dan juga dari Hadis 'tampak bahwa perluasan kekuasaan Islam akan beijalan terus dalam tiga ratus tahun pertama dan sesudah itu akan mulai masa kemundurannya. Kemunduran itu akan berlangsung seribu tahun. Kalau kedua ayat itu 34:29-31 dan 32:6 itu kita perhatikan akan ternyata sekali bahwa untuk waktu yang panjang orang akan tetap sangsi tentang sifat-sifat kesemestaan dan 134 kekekalan Ajaran Islam, tetapi sesudah 1300 tahun fakta-fakta dan keadaan-keadaan akan muncul sehingga menyebabkan dunia tak sangsi lagi tentang itu. Ayat-ayat itu menunjukkan kedatangan kedua kali AI-Masih — yang dijanjikan, baik dalam Al-Quran maupun dalam Hadis'— dan mengingatkan kita bahwa kedatangan kedua kali itu akan terjadi pada din seorang pengikut Rasulullah s.a.w.. Kaiena kedatangan AI-Masih itu juga dinubuatkan oleh nabi-nabi lain, maka kebangkitannya di antara para pengikut Rasulullah akan membuktikan dengan pasti bahwa kekuasaan rohani Nabi Sud Islam itu kekal, kini tak akan ada lagi Guru-guru Jagat selain dan antara para pengikut beliau.
Syariat dan ajaran Rasulullah s.a.w. tetap tidak akan digantikan oleh suatu syariat atau ajaran lain. Saain itu, pada saat AI-Masih Yang Dijanjikan itu datang, tekanan besar akan terletak pada kewajiban penyiaran agama yang akhirnya akan mendatarigkan akibat penyebaran Islam ke seluruh dunia. Bila ini terjadi maka sifat kesemestaan dan kekekalan Islam akan berdiri tegak dengan tiada disangsikan lagi. Karena itu, Bapak yang kekal dari nubuatan Yesus itu ialah Nabi Sud Islam dan bukan orang-orang lain.
Nama kelima dalam nubuatan itu ialah Pangeran Perdamaian. Pangeran juga berarti raja: seorang pangeran memiliki sifat-sifat raja. Karena itu kita dapat roengartikan ungkapan itu dengan Raja Perdamaian, dan secara demikian hal itu hanya dapat dikenakan pada Rasulullah s.a.w.. Agama yang didirikannya bernama Islam, yang secara harfiah berarti, "darnai".
Kita tidak mengetahui, atas dasar pengertian apa Isa a.s. dapat dianggap sebagai Pangeran Perdamaian. Setidaknya, sebuah arti dari sebutan itu, ialah, orang yang disebut dengan sebutafig memiliki banyak sifat yang disebut darnai. Oleh karena itu, Paran Perdamaian ialah, seorang yang memiliki nilai rasa darnai di dalam pembawaan alamnya dan mampu memberi rasa darnai kepada orang lain. Namun, tidak terdapat bukti ihwal ini pada wujud Nabi Isa a.s. Beliau tidak pernah mempunyai daya untuk membuktikan sifat pengampun kepada musuh-musuh beliau. Benar, beliau ada menganjurkan sifat mengampuni dan mengajar murid-murid beliau supaya menyerahkan pipi yang sebelah lagi (untuk ditampar). Namun, antara pengakuan dan amal nyata ter 135 dapat perbedaan besar, dan yang benar-benar bermutu ialah amal nyata.
Tentang ini kita menernukan bukti-bukti hanya pada Rasulullah s.a.w.. Betapa kejamnya beliau diperlakukan oleh kaum beliau. Tidak ada tindakan-tindakan melampaui batas yang tidak dilakukan terhadap beliau dan pengikut-pengikut beliau. Banyak dan keluarga beliau yang terdekat dan kawan-kawan beliau dibunuh dengan tak mengenal peri kemanusiaan. Rasulullah sendiri menyaksikan kekejaman-kekejaman itu. Beliau menjadi sasaran mereka pada berbagai kesempatan dan dengan berbagai cara. Beliau terpaksa meninggalkan tempat kelahiran beliau dan meneari perlindungan di tempat lain seperti juga pengikut-pengikut beliau. Hampir semua mereka terpaksa mengalami kepedihan terpisah dan orang-orang yang terdekat dan sangat mereka kasihi. Beberapa orang di antara mereka dirobek-robek dengan jalan diikatkan pada dua ekor unta yang dilarikan menuju kejurusan yang bertentangan. Wanita-wanita dibunuh dengan tusukan lembing pada bagian-bagian terlarang mereka. Budak-budak yang iman kepada beliau ditelanjangi dan dijemur di atas pasir dan kerikil yang panas membara. Mereka dianiaya dan disuruh melepaskan kepeircayaan mereka. Badan orang-orang Muslim yang terbunuh dai(am pertempuran-pertempuran dicincang. Pendek kata, orang-orang Muslim masa pertama - laki-laki atau perempuan, tua atau muda, mati atau hidup — terpaksa harus mengalami penderitaan-penderitaan yang sangat hebat dan dalam berbagai-bagai cara. Tetapi akhirnya Tuhan memenangkan mereka.
Dengan disertai sepuluh ribu pengikut Rasulullah s.a.v~tm«masuki Mekkah kembali sebagai pemenang. Musuh-musuhnya yang ~llpn duduk bersimpuh di bawah kaki beliau 'seraya berpikir TTOKuman dalam bentuk apa juga tidak cukup keras untuk perbuatan mereka. Namun demikian, Rasulullah s.a.w. hanya berkata kepada mereka, "Hari ini aku maafkan kamu semuanya" (Hisyam).
Nabi mampu membalas perbuatan jahat yang dilakukan terhadap beliau dan pengikut-pengikut beliau. Tetapi beliau memilih pemberian maaf, dan malahan dengan menjauhi sesuatu yang akan mengganggu perasaan mereka.
Ketika orang-orang Muslim bergerak maju ke arah Mekkah, terdengar seorang jendral Muslun bezkata bahwa pada hari ittflieHIlca akan membalas orang-orang Mekkah setimpal dengan perbuatan mereka sendiri (Bukhari). Nabi memecat panglima itu dengan berkata bahwa ucapan demikian dipandang menyinggung perasaan kaum Mekkah. Adakah kita menernukan hal-hal demikian dalam kehidupan Isa a.s.? Atau, dalam kehidupan murid-murid beliau? Atau, dalam seluruh sejarah umat Kristen? Memang, orang-orang Kristen juga banyak menderita aniaya dan percobaan, dan mereka adalah kaum yang lemah. Tetapi waktunya tiba, saat mereka memegang kekuasaan. Bagaimana mereka memperlakukan musuh-musuh mereka? Tidakkali sejarah berceiup warna merah darah lawan-lawan mereka? Jika demikian, bagaimana Nabi Isa a.s. dapat disebut Pangeran Perdamaian? Beliau sendiri tidak dapat memberi darnai kepada orang lain. Pengikut-pengikut beliau mampu memberikan, tetapi tidak mengamalkannya. Sebaliknya mereka memberikan kematian dan kehancuran. Nabi Muhammad s.a.w. kuasa menghukum musuh-musuh beliau atas kejahatan-kejahatan yang jauh lebih kejam dan apa yang dilakukan orang Yahudi terhadap Isa a.s. Namun demikian, beliau memilih pemberianmaaf. Karena itu Rasulullah s.a.w. adalah Pangeran Perdamaian sesuai dengan nubuatan Yesaya.
"Maka kebesaran pemerintahannya dan selamatnya akan tiada berkesudahan."
Tanda inijelas mengena kepada Nabi Suci Islam dan bukan kepada Isa a.s.. Isa a.s. tidak meraih kekuasaan politik. Nabi Muhammad s.a.w. ada. dan para pengikutnya menjadi penguasa-penguasa seluruh dunia yang dikenal ketika itu: dan mereka memerintah demikian baiknya sehingga tak mungkin didapat taranya. .
Tanda kedelapan adalah:
"Maka takhta Daud serta kerajaannya akan ditetapkannya dan diteguhkannya dengan kebenaran dan keadilan daripada sekarang sampaiselama-lamanya" (9:6).
Adakah Isa a.s. menaiki takhta Daud a.s.? Mungkin itu dilakukannya di antara 300 tahun kemudian, ketika mahajara Roma menjadi Kristen. Tetapi nubuatan itu menetapkan bahwa takhta itu akan dimiliki selama-lamanya. Kekuasaan Isa a.s. berlangsung kira 137 kira 300 tahun ketika itu berakhirdengan bangkitnya Islam dan kini selama 1300 tahun Palestina takhta Daud a.s. - dikuasai oleh kaum Muslimin. Adakah yang lebih dekat dengan ungkapan "untuk selama-lamanya," dalam nubuatan itu - 300 tahun atau 1300? Tak ayal lagi suatu negara Kristen kini menguasai Palestina *). Tetapi menurut pendapat kami jelas bahwa Inggeris di sana bukanlah sebagai penguasa pemerintahan melainkan sebagai pemegang mandat. Teriepas sementara dan kekuasaan Muslim tidaklah membantah nubuatan itu.
Pemerintahan yang didirikan Rasulullah s.a.w. di dunia, dengan perantaraan para pengikut beliau, penuh dengan kebijaksanaan dan keadilan; demikian kata-kata nubuatan itu. Kami punya bukti-bukti sejarah untuk membuktikan hal itu. Dalam masa Umar a.s. Khalifah kedua, sepasukan balatentara Islam terpaksa mundur untuk sementara waktu dari daerah Kristen karena tekanan lasykar Roma yang lebih kuat. Sebelum mereka melakukan hal itu mereka mengumpulkan penduduk dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka tak dapat lagi melindungi nyawa dan harta mereka; karena itu mereka meiyerahkan kembali uang yang diperoleh mereka dari penduduk sebagai pajak. Penduduk Palestina yang beragama Kristen begitu terkesan oleh kebijaksanaan dan keadilan yang luhur itu sehingga mereka keluar bersama-sama dengan pasukan Islam itu sambil menangis dan mendoa agar lasykar Islam kembali dengan segera (The Caliphate and Futah). Tak mengherankan sedikit pun kalau Yesaya berkata tentang Orang Yang Dyalyikan itu:
Maka takhta Daud serta kerajaaimya akan ditetapkannya dan diteguhkannya dengan kebenaran dan keadilan. (9:6).
(e) Dalam Yesaya (19:21-25) kita dapati :
Maka pada hari itu juga Tuhan kekenalanlah kelak kepada orang Mesir dan orang Mesir pun akan mengenal Tuhan dan berbuat bakti kepadanya dengan korban sembeUhan dim peisembahan makanan, dan mereka itu pun akan bemadzar kepada Tuhan dan menyampaikan juga nadzarnya. Demilaanlah orang Mesir akan dipalu sangat oleh Tuhan, tetapi lalu disembuhkan pula, dan mereka itu akan bertobat kepada Tuhan, dan didengfff Tidian kelak akan pennmtaan doa mereka itu dan disembuhkannya mereka itu. Maka pada hari itu juga alom ada suatu jalan iaya rata dan Mesir ke Asyur, sehmgga orang Asyur boleh datang ke Mesir dan orang Mesir pun bersaroa-sama akan berbuat ibadat. Maka pada had itu orang brail jadi yang ketiga dengan orang Mesir dan oxang Asyur, akan suatu berkat ditengah-tengah negeri. Karena mereka itu akan diberkati deh Tuban serta sekalian alam, firnwnnya: Berkatlah atas orang Mesir, yaitu umatku, dan atas orang Asyur yaitu perbuatan tanganku, dan atas orang Israil, yaitu bahagiankupusaka!
*) Ini suasana politik ketika Mtab im ditulis pada tahun 1947 (Peny.)
138
Nubuatan ini berkata tentang suatu waktu ketika Tuhan akan menampakkan Din kepada bangsa Mesir yang, karena itu, jadi mengenal Dia dan akan memberi pengorbanan dan persembahan untuk Dia; Mesir dan Siria akan bersatu, penduduk yang satu akan mengunjungi lainnya dan kedua-duanya akan bersama-sama dalam suatu bentuk peribadatan bersama.
Nubuatan ini juga dipenuhi oleh Rasulullah s.a.w. Penduduk Mesir pernah menjadi Kristen tetapi hanya dalam waktu pendek dalam sejarah mereka. Kini sejak 1300 tahun orang-orang Mesir telah menjadi Muslim. Menurut penuturan Yesaya, Tuhan berkata kepada bangsa Mesir: "Berkatiah untuk orang Mesir, yaitu uroatku". Suruhlah orang Mesir berkata tentang din mereka sendiri. Adakah roereka menjadi pengikut Isa a.s. ataukah Nabi Muhammad s.a.w.?
Lalu kita dapati:
"Dan atas orang Asyur, yaitu perbuatan tangan-Ku".
Begitu pula, suruhlah seturuh bangsa Asyur bicara tentang dirinya sendiri. Adakah mereka menggolongkan din kepada Isa a.s. atau kepada Nabi Muhammad s.a.w. ?
Dan kita dapati:
"Dan atas Israil, ahli warisku!"
Siapa menguasai Palestina, tanah Israil?
Memang benar, di bawah pengaruh Eropa dan Amerika orang-orang Yahudi memasuki Palestina. Tetapi orang Yahudi bukan pengikut Isa a.s. Dan bagaimanajuga kaum Muslim masih merupakan golongan terbesar di negeri Israil dan kaum Kristen tetap bagian terkecil. Kalau orang-orang Yahudi menduduki negeriini hal itu hanya akan berarti bahwa negara itu teriepas sementara dan kekuasaan Muslim, dan baik kaum Yahudi ataupun kaum Muslim yang menguasai tanah itu, Isa a.s. tak mempunyai tuntutan apa-apa atas nubuatan itu.
139
Nubuatan itu berkata tentang "jalan raya dan Mesir ke Asyur" yaitu suatu tanda hubungan aktif di antara kedua negeri itu. Nubuatan itu melukiskan penduduk kedua negeri itu, bagaimana mereka saling mengunjungi dan beramah-tamah dan bersama-sama melakukan ibadat yang sama. Siapa yang mewujudkan semua ini? Adakah itu agama Kristen? Kaum Kristen pernah menduduki Mesir dan Siria (Asyur) dan, suatu waktu golongan terbesar penduduk negeri-negeri itu menganut Kristen. Tetapi dalam masa itu, adakah terdapat keadaan yang dikatakan nubuatan jtu? Menurut nubuatan itu kedua negeri tersebut akan menunjukkan hubungan yang demikian eratnya sehingga untuk semua tujuan praktis penduduk keduanya akan menjadi satu bangsa dengan satu bahasa dan satu agama. Perhubungan antara dua negara bertentangan adalah biasa dan wajar. Tetapi hubungan di antara Mesir dan Siria itu berlainan: itu adalah akibat berpadunya dua bangsa menjadi satu dan untuk memberikan kepada mereka suatu kebangsaan bersama. Perpaduan demikian antara dua negara itu tak pernah terjaqi di masa pemerintahan Kristen. Di bawah kekuasaan Roma, Mesir dan Siria adalah bagian dari kerajaan itu juga, tetapi cara pemerintahan dalam kedua negara itu tetap berlainan. Mesir merupakan kerajaan setengah merdeka, sedangkan Siria berada di bawah seorang Gubernur Roma. Gereja Mesir juga berbeda dengan gereja Siria. Di Mesir, di bawah pengaruh gereja Alexandria, agama Kristen mengambil bentuk lain daripada Gereja Palestina atau Siria. Orang-orang Mesir beribadat dalam bahasa mereka sendiri, bahasa Kopti, sedangkan orang Siria dengan bahasa campuran yang Facau antara bahasa Iberani dan Yunani. Di bawah kekuasaan Islam keadaan-keadaan menjadi berlainan sekali. Berabad-abad Mesir dan Siria tetap di bawah satu pemerintahan. Keduanya mulai berbicara dan tetap masih berbicara dalam satu bahasa. Keduanya mengambil dan masih melakukan ibadat serupa. Keduanya memperkembangkan kesadaran bersama. San'ana-san'an Siria pergi ke Mesir dan dimuliakan sebagai orang-orang pandai Mesir. Sarjana-sanana Mesir pergi ke Siria dan dihonnati sebagai sarjana Siria. Malahan sekarang pun selagi dunia Muslim di bawah diplomasi Eropa dilupakan, Liga Arab adalah kesatuan orang-ofang Mesir, Siria, dan Palestina. Ketiganya tampak merupakan satu bangsa yang bangga atas kebangsaan bersama itu. Karena itu nubuatan Yesaya disempurnakan dalam dan dengan perantaraan Nabi Muhammad s.a.w. dan para pengikutnya. Mengenakan hal itu pada Isa a.s. dan Gereja Kristen tampak suatu perbuatan yang nyata-nyata berlebihan.
140
(f) Dalam Yesaya 62.'2 kita baca:
"Maka engkau akan disebut deng~n nama yang bahani yang akan ditentukan oleh firman Tuhan."
Jelas sekali nubuatan ini menggambarkan suatu gerakan baru dengan suatu nama baru, dan nama baru itu tidak akan diciptakan oleh gerakan itu, melainkan akan dikernukakan oleh Tuhan dalam perkataan wahyu-Nya. Penafsir-penafsir Bible mengenakan nubuatan ini kepada Gereja Kristen, walaupun urnum mengetahui bahwa nama "umat Kristen" dan "agama Kristen" atau sekian banyak nama pengenal berbagai aliran Kristen tak pernah dikernukakan oleh Tuhan dalam firman-Nya, melainkan diciptakan sendiri oleh kaum itu. Hanya satu kaum di seluruh dunia yang menyandang nama yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan, dan mereka itu adalah kaum Muslimin. Al-Quran mengatakan :
"Dia telah memberi kamu nama Musliimn dahulu dalam kitab ini" (22:79).
Ini suatu penunjukan nyata kepada nubuatan-nubuatan dalam Yesaya. Ayat Al-Quran itu agaknya berkata, "Kami sudah mengabarkan lebih dahulu bahwa nama kamu bukanlah yang kamu pilih sendiri, tetapi atas pilihan Kami sendiri. Karena itu hari ini Kami beri kamu nama Muslim." Nama itu diserap dari kata salam yang berarti "darnai" dan ini sesuai dengan salah satu gelar Nabi Yang Dijanjikan — "Pangeran Perdamaian". Nubuatan itu sungguh menakjubkan. Sama-sama menakjubkan pula ialah kenyataan bahwa hanya kaum Muslimin yang mengatakan bahwa mereka mendapat nama dari Tuhan dalam firman-Nya. Yesaya mengabarkan bahwa akan datang seorang nabi yang nama pengikut-peiigikutnya akan dipilih oleh Tuhan, dan diumurnkan dalam kata-kata wahyu-Nya. Rasulullah adalah Nabi itu; para pengikut beliau dmamakan Muslimin oleh Tuhan, dan agamanya adalah Islam.
141
NUBUATAN-NUBUATAN DANIEL
Memirut kitab Daniel, bab 2, Nebukadnezar, Raja Babilonia, pernah melihat sebuah mimpi yang terlupa olehnya tak lama kemudian. Lalu, ia mengumpulkan orang-orang cerdik pandai di masanya dan menyunih mereka mengatakan impiannya itu beserta takwilnya. Tetapiseorang pun dan mereka tak mampu memenuhinya. Daniel mendoa kepada Tuhan dan impian serta takwilnya itu diwahyukan kepadanya. Impian tersebut adalah sebagai berikut:
Ya Tuhanku! dalam tuanku melihat itu tiba-tiba adalah suatu patung besar, maka sempurnalah patung itu lagi amat indah-uidah. Maka kepala patung itu daripada emas tua, dadanya dan lengannya danpada perak, perutnya dan pahanya daripada tembaga. Paha bilalangnya dari pada besi dan kakmya separo daripada besi dan separo daripada tanah liat. Maka dalam tuanku merenung-renung kepadanya tiba-tiba gugurlah sebuah batu gunung tiada dengan tolongan tanan lalu menimpa patung itu pada kalonya yang daripada besi bercampur tanah liat, dihancurkannya akari dia. Maka pada masa itu serempak sekali dihancurkan dan tanah liat dan tembaga dan perak dan emas, semuanya itu jadi seperti sekam yang di tempat pengirik gandum pada musim kemarau, maka diterbangkan angin akan dia, sehingga tiada didapat lagi akan tempatnya; maka gunung yang sudah dihancurluluhkan patung itu, yaitu dari sebuah gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (Daniel 2:31-35).
Takwil yang diberikan Daniel tentang impian itu sebagai ber'kut-:
142
Ya, tuanku! bahwa tuanku juga raja di atas segala raja, karena Allah yang di sorga sudah mengaruniakan kepada tuanku suatu kerajaan, yang luas lagi dengan kuatoya serta kerouliaannya. Maka barang di mana duduk manusia dan barang di mana ada binatang di tanah atau unggas di udara, sekalian itu sudah diserahkannya kepada tangan tuanku dan ditaklukannya kepada pemerintahan tuanku, bahwa tuanku juga kepala yang daripada emas itu. Maka kemudian daripada tuanku akan terbit sebuah kerajaan yang lain, yang kurang mulia daripada ternbaga, dan yang akan memerintahkan seluruh bumi. Maka kerajaan yang keempat akan keras seperti besi, maka kerajaan itu juga akan memecahkan dan menghancur-lliluhkan semuanya. Maka adapun tuanku sudah melihat kaki dan jari-jari kaki separo daripada tanah liat penjunan, separo daripada besi, maka kerajaan itu akan terbagi-bagi dan dalamnya, akan ada kuat besi itulah artinya tuanku sudah melihat besi dan bercampur dengan tanah liat. Dan adapun jari kaki itu separo daripada besi dan separo daripada tanah liat, artinya kerajaan itu akan separo keras dan separo rapuh. Adapun tuanku melihat besi bercampur tanah liat itu artinya mereka itu akan bercampur juga oleh kawm seorang dengan seorang, tetapi tiada dapat dipersatukan, seperti besi pun tiada dapat dipersatukan dengan tanah liat. Maka pada zaman raja-raja itu oleh Allah di sorga akan diadakan sebuah kerajaan yang pada selama-lamanya tiada dapat dibinasakan, maka kerajaan itu tiada akan diserahkan kepada salah suatu bangsa yang lain, dan ia itu pun akan menghancurkan dan meniadakan segala kerajaan itu, tetapi ia sendiri akan kekal sampai selama-lamanya. Maka itulah sebabnya tuanku sudah melihat sebuah batu gunung gugur sendiri dengan tiada tolongan tangan, lalu dihancur-luluhkannya besi dan tembaga dan tanah liat dan perak dan emas. Bahwa Allah akan memaklurnkan kepada tuanku, barang yang akan jadi pada kemudian hari; bahwa sesungguhnya inilah mimpi tuan- ku dan tentulah tabirnya (Daniel 2:37-45).
Dalam tafsiran Daniel, kepala emas ialah raja Babilonia, dada perak, dan tangan adalah kerajaan-kerajaan Persia dan Media yang muncul sesudah kerajaan Babilonia, maka tembaga maksudnya kerajaan Yunani di bawah Raja lskandar, yang berkuasa sesudah Persia dan Media, dan kaki besi maksudnya kerajaan Roma yang mencapai kekuasaan di waktu kerajaan lskandar runtuh. Tentang haliniimpianituberkata:
"Kakinya (yakni kaki patung itu) separoh daripada besi dan separo daripada tanah liat" (2:33).
Lukisan itu menunjukkan kenyataan bahwa kerajaan Roma meliputi sebagian Eropa dan juga sebagian Asia. Kaki besi maksudnya bagian Eropa dan kerajaan Roma dan menunjukkan kekuatan kebangsaan tunggal dan agama tunggal. Tetapi kaki itu, kata impian tersebut, sebagian dan besi, sebagian dan tanah liat. Ini berarti bahwa kekuasaan Eropa itu akan menundukkan bagian-bagian Asia dan karenaitu menjadi kekuasaan penjajah. Kekuasaan-kekuasaan penjajah menguasai daerah-daerah luas dan sumber-sumber daya besar, tetapi ia sendiri menderita karena kelemahan di dalam, timbul karena tidak adanya persatuan di antara penduduk-penduduknya. Impian itu menerangkan dengan jelas bahwa kemudian kerajaan Roma akan mulai/i-untuh karena ketiadaan persatuan. Tetapi, impian itu seterusnya mengatakan hal-hal lebih penting :
143
Maka dalam tuanku merenung-renung kepadanya tiba-tiga gugurlah sebuah batu gunung tiada dengan tolongan tangan lalu meniropa patung itu pada kaMnya yang daripada besi bereampur tanah liat, dihancurkannya akan dia. Maka pada masa itu serempak sekali dihancurkan besi dan tanah liat dan tembaga dan perak dan emas, semuanya itu jadi seperti sekam yang di tempat pengink gandum pada musim kemarau maka diterbangkan angin akan dia, sehingga tiada didapati lag! akan tempatnya; maka batu gunung, yang sudah menghancur-luluhkan patung itu, yaitu jadi sebuah gunung besar yang memenuhi seluruh bumi (Daniel 2:34-35).
Di sini kita dapati ramalan gaib tentang kebangkitan Islam. Islam mula-mula bertabrakan dengan Roma. Roma sudah menaklukkan kerajaan lskandar dan Yunani dan telah menjadi lebih berkuasa dan yang sudah-sudah, dan ketika Islam bertabrakan dengan Iran, Iran telah meluaskan kekuasaannya sampai ke Babilonia. Ketika tabrakan itu berakibat jatuhnya Roma dan Iran maka hancurlah besi tanah liat, tembaga, perak, emas semuanya dan menjadi seperti sekam di tempat pengink gandum pada musim panas. Susunan peristiwa-peristiwa dalam impian itu dan penafsirannya oleh Daniel tidak menimbulkan keraguan lagi tentang maksudnya.
Setiap orang tahu bahwa Babilonia disusul oleh Persia dan kekuasaan Persia dan Media dipatahkan oleh lskandar dan kerajaan lskandar digantikan oleh kerajaan Roma yang dan takhta kedaulatan sebelah timurnya di Konstantinopel meletakkan dasar kerajaan Eropa-Asia, kerajaan Roma Asia ini dikalahkan dan dihancurkan oleh Rasulullah s.a.w. beserta sahabat-sahabat beliau. Suatu ketika beliau mendengar bahwa lasykar Roma bermaksud hendak menyerang kaum Muslim, beliau memimpin sendiri suatu gerakan pasukan ke perbatasan Siria. Tetapi, ketika itu tak terjadi peperangan sungguh-sungguh. Tetapi, pertempuran-pertempuran dan penyerangan tak teratur teq'adi terussampai peperangan dilanjlitkan pada masa Abu Bakar r.a. yang mengakibatkan kalah dan nmtuhnya kerajaan Roma di masa Umar r.a., khalifah kedua, ketika kerajaan Persia juga mengalami kekalahan dan lasykar Islam. Jadi, kedua keiajaan yang dulunya berjaya itu menjadi negara-negara kerdil dan tak berarti.
144
Dalam Yesaya dan Matius ada disebutkan "batu" dan nubuatan Daniel. Dalam Yesaya 8:14 kita baca tentang seorang suci:
Maka ia pun menjadi bagimu akan perlindungan yang suci, tetapi akan batu kesentuhan dan buldt gelmcuhan bagi kedua isi rumah'lsra]l dan akan jerat dan jaring bagf orang isi Yenizalem.
Dan dalam 8:15:
Maka banyaldah mereka itu akan telgelincuh dan jatuh dan kena luka dan kena jerat dan akan ditangkap!
1Dan dan Matins bab 21 ternyata bahwa Orang Yang Dijanjikan — batu dan nubuatan itu — bukanlah Isa a.s., melainkan orang lain yang datang sesudah Isa a.s., dan dalam 21:44 kita dapati lukisan bagus tentang batu itu :
Maka barangsiapa yang jatuh di atas batu itu, ia akan remuk; tetapi orang yang ditimpa oleh batu itu, hancudahia kelak.
Begitu pula dalam Mazmur 118:22 kita dapati :
Adapun batu yang telah dibuang oleh segala tukang itu, ia itu telah menjadi hulu penjuni adanya.
Mengenai ini ada pula dinubuatkan dalam Matius 21:42 :
"Maka kata Yesus kepadanya: "Belum peroahkah kamu membaca di dalam AI-Kitab. Bahwa batu yang dibuangkan oleh tukang-tukang romah, ialah sudah menjadi batu penjuni; demikianlah perbuatan Tuhan, maka hal itu ajaiblah pada mata kita."
145
Sebagafirnana telah kami tunjukkan di atas. Isa a.s. sendin membantah sama sekali bahwa ialah yang dimaksud nubuatan yang mengena terhadap seorang yang akan datang sesudahsi anak terbunuh. Orang-orang Kristen kini sangat suka mengenakan nubuatan itu pada Gereja mereka. Tetapi, daya-upaya itu tidak akan berhasil. Menurut Daniel, pada patung itu terbuat dan tembaga, tangkainya (yakni kerajaan Roma) dan besi dan kakinya dan besi dan tanah liat; batu itu menimpa patung itu pada kakinya. Maksudnya, Islam mula-mula/ikanbertempur dengan bangsa di perbatasan-perbatasan bagian Asia, kerajaan Roma, dan menghancurkannya. Kerajaan Roma ialahwujud duniawi Gereja Kristen. Karena itu, batu dari nubuatan itu akan bertarung dengan Gereja. Batu itu tak mungkin Gereja, karena Gereja tak mungkin bertabrakan dengan Gereja. Juga itu tak mungkin Isa a.s.. Sebab, Isa datang lama sebelum kerajaan Roma limur. Siapa yang menghancurkan kekuasaan Kerajaan Roma ialah yang memenuhi nubuatan itu. Karena itu nubuatan tersebut berlaku untuk Rasulullah s.a.w. dan para pengikut beliau dan tidak untuk orang lain.
Nubuatan itu berkata selanjutnya :
Maka batu gunung, yang sudah menghancur-luluhkan patung itu, yaitu jadi sebuah gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. (Daniel 2:35).
Ini benar-benar terjadi, Rasulullah s.a.w. dan barisan pengikut-pengikut beliau yang setia itu mengalahkan Kaisar dan Kisra, dan kaum Muslim memerintah seluruh dunia yang dikenal ketika itu. Batu itu benar-benar menjadi gunung besar; selama seribu tahun kendali peristiwa-peristiwa dunia larut di dalam tangan kaum Muslimin.
146
NUBUATAN-NUBUATAN DALAM PERJANJIAN BARU
Kini kita menengok kepada nubuatan-nubuatan tentang Nabi Muhammad s.a.w. yang tertera dalam Wasiat Baru.
(a) Dalam Matius (21:33-46) kita baca :
Dengarlah suatu penmipamaan yang lain: Bahwa adalah seorang tuan rumah membuka kebun anggur, dipagarnya sekeliling, dan digalinya tempat apitan anggur, dan didirikannya suatu bangun-bangun, lalu disewakannya kebun itu kepada beberapa orang dusun, serta pergi ke negeri yang lain. Apabila hampir musim buah, maka disuruhkaimya segala hambanya kepada orang dusun itu akan menerima buahnya. Orang dusun itu pun memegangkan hamba-hambanya, yang seorang dipukulnya, dan seorang dibunuhnya, dan seorang lagi dirajamnya. Lalu disuruhkan oleh tuan itu pula hamba yang lain, lebih banyak daripada yang mula-mula. itu; maka diperbuat oleh orang dusun ke atasnya seperti yang dahulu. Pada akhirnya disuruhkannya kepada mereka itu anaknya laki-laki katanya: "Tak dapat tiada orang dusun itu akan menghormatkan ini." Tetapi apabila orang dusun itu melihat anaknya itu, lalu berkatalah mereka itu sama sendirinya: "Inilah warisnya; marilah kita membunuh dia, dan mengambil warisannya." Maka mereka itu pun memegangkan dia serta mencampakkan ke luar dari dalam kebun anggur itu, apakah kelak diperbuatnya ke atas orang dusun itu?" " Maka kata mereka itu kepadanya: "Dengan sejahat-jahat bunuh tuan itu akan membunuh orang jahat itu, dan kebun anggur itu pun disewakannya pula kepada orang dusun yang lain, yaitu yang menyerahkan buah kepadanya pada musimnya." Maka kata Yesus kepadanya: "Belum pernahkah kamu membaca di dalam AI-Kitab: Bahwa batu yang dibuangkan oleh tukang-tukang rumah, ialah sudah menjadi batu penjuru; demikianlah perbuatan Tuhan, maka hal itu ajaiblah pada mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu bahwa kerajaan Allah akan diambil daripadamu, dan diberikan kepada suatu bangsa yang menerbitkan buahnya. Maka barangsiapa yang jatuh di atas batu itu, ia akan remuk; tetapi orang yang ditimpa oleh batu itu, hancurlah ia kelak." Apabila kepala-kepala imam dan orang Parisi itu mendengar segala penimpamaannya, maka diketahuinya bahwa mereka itu sendiri yang disindirkannya. Maka fatkala mereka itu mencari jalan hendak menangkap Dia, datanglah takut mereka itu akan orang banyak, karena orang banyak itu menilik Dia seorang nabi.
Kami telah menyinggung nubuatan ini sebelumnya. Dalam tamsilan indah ini Isa a.s telah memberikan lukisan tentang sejarah para nabi. Kalimat itu tiada meragukan lagi bahwa kebun anggur itu adalah dunia ini; para petani itu seluruh umat manusia; buah-buahan yang tuan rumah itu ingin mengumpulkannya adalah kebaikan, ketakwaan, dan ketaatan kepada Tuhan; pelayan-pelayan adalah nabi-nabi yang telah datang ke dunia silih berganti; anak adalah ls» a.s. yang datang sesudah rangkaian panjang nabi-nabi. Anak itu dihinakan dan dibunuh oleh oetani-oetani itu. Sesudah itu Isa a.s. melanjutkan pembicaraannya tentang "batu yang ditolak oleh tukang-tukang batu itu, batu itu juga yang menjadi batu penjuru." Batu yang ditolak itu adalah keturunan Ismail a.s. yang diperiakukan oleh keturunan Ishak a.s. dengan penghinaan. Menurut nubuatan itu seorang dari antara Bani Ismail akan munci danmenjadi batu penjuru. "Khataman-nabiyyin" menurut istilah Al-Quran yang terkenal — bykail nabi biasa, melainkan seorang yang akan membawa syariat terakhir yang lengkap dan sempurna, dari Tuhan. Kedatangan seorang nabi Bani Ismail untuk kedudukan yang luhur itu nampaknya memang agak ganjil. Tetapi (demikian kata Isa a.s.), Tuhan akan mengambil kerajaan-Nya dari kaum Bani Israil dan memberikannya kepada Bani Ismail yang akan terbukti merupakan bangsa, yang menghasilkan buah-buahannya, ialah suatu bangsa yang akan tetap menghidupkan ibadah kepada Tuhan di dunia ini. Tiap-tiap orang akan dapat melihat sendiri bahwa satu-satunya nabi istimewa yang datang sesudah Isa a.s. dan dapat memenuhi lukisan «tu adalah Nabi Muhammad s.a.w. Beliaulah yang terpaksa berhadapan dengan Yudaisme dan agama Kristen dan sama sekali menghancurkan pengaruh kedua duanya. Beliaulah yang oleh kaumnya dibenci. Mengenai dia saja benar-benar dapat dikatakan "barangsiapa ia menjatuhinya akan hancur lebur menjadi abu."
(b) Dalam Matius (23:38,39) kita baca :
Sesungguhnya nimahmu kelak tertinggal sunyi-senyap. Karena aku berkata kepadamu bahwa daripada masa ini tiada lagi kamu melihat Aku, sehingga kamu berkata: "Mubaraldah Ia yang datang dengan Nama Tuhan."
Maksud ayat-ayat ini ialah bahwa Isa a.s. akan berpisah dari kaum beliau dan kaum beliau tidak akan bisa melihatnya lagi sampai mengatakan:
"Mubaraldah ia yang datang dengan Nama Tuhan."
Dalam ini terdapat dua kabar. Pertama, sesudah keberangkatan Isa a.s. ini akan menyerupai kedatangan Tuhan. Yang kedua, ialah, kedatangan kedua Isa a.s. sendiri. Dikatakan dengan jelas bahwa sampai kedatangan orang yang datang dengan nama Tuhan, kedatangan kedua Isa as- tidak akan teqadi. Di atas telah kita nyatakan bahwa orang yang datang deagan Nama Toban ialah orang yang menyenipai Musa a-s.
Nubuatan ba 3.3. dan kenyataan yang pasti tcatang kedatangan Islam dan Nabi Muhammad &a.w. itu tak niemmlmOon kesasian lagi bahwa dalam Rencana Tahan kedatangaB fsa as tuiak akan merupakan tahap besar dan telakhir kemaiiian ioliam. Tahap terakhir akan ditandai aieh kedatangan seoia»e yang akan tiba "dengan Nama Tuban". Tak dapat dikatakan b~drraa sewdah dia ba a.s. akan datang kembaB, sebii~ tabap telakbo- keiBajnan rohani masih 4kan W**t4?* aieh ba a& Bai BB dqeiaafcan ofeb Isa a.s. sendiri. Bukankah ia beikata :
Daripada masa ini tiada lagi kamu melihat Aku, sehingga kamu berkata: mubaraklah Ia yang datang dengan Nama Tuhan
Yang akan melihat, menerima dan membenarkan Isa a.s. pada kedatangannya yang kedna hanydah noeka yangiMaeinga dan membenaikan ocang yang aempa. rlarm lfeBa 15.. Yang menginglari "onaag yang seropa Masa tS-~' tak don biB mengani Isa a.& bila ia datang mtok kedna kafiaya. Daa meapUM tidak? Karena ba as., bib u clat;rab kegibafi, dan tadapat di antaia nwmpercayai kedafangan Isa a& percaya leMi dato kqncia "OKaig yaag aeiain Nnsa aS~, Karena it9 ba BJS. ketfta datu~ kedna taJiSLJTI bdcan dan menjadi Guru yang mandirL Ia akan meinpakan pengftBt.aeiati dan bayanfan "oiang yan% aenlpa Musa tS." CNeh sebab itn, tahap terakhir kemaJuan rohani akan diwiqt~kao (ifch "oiang aejmli Musa as" dan tidak oteh ocang lam.
(c) Kita baca dabm Yahya 1:20,21 tebwa <•»« datanc kepada Yahya Pembaptis, dan bertanya fcqndaiiya kalafrkabni beliau Al-hbasih sesuai daicwn nuboatan, dan beBm mn~awab, Bukan. Kemudian bertanyalah meicka kepada befian.
“Kalau begitu siapakah engkau? Engkaulah Elias? Maka Jawabannya, “Bukan”. Maka katanya: “Engkaukah Nabi itu?” Maka jawabnya : “Bukan”(1:21
Maka mereka itu menanya dia serta beikata kqiadanya : "Jikalau engkau mi bukan Kistus dan bukan Efias, dan bukan Nabi itu, apakah sebabnya engkau membaptiskan orang?" (1:25).
149
Dari hal ini nyatalah bahwa ada tiga nubuatan yang tersiar di masa Isa a.s. : (i) kedatangan keduaElias; (i)) kelahiran Isaa.s.; (Hi) kedatangan Nabi itu. Ketiga-tiganya adalah orang-orang yang beriainan. Sedangkan Isa a.s. mengatakan bahwa Yahya sendiri ialah Elias. Begitulah dalam Matius I 1:14 kita baca :
"Dan jikalau kamu menerima itu: ia inilah Elias, yang akan datang itu."
Dan Lukas 1:17 juga tampak bahwa sebelum Yahya lahir, bapaknya Zakaria mendapat wahyu :
"Dan ia-lah yang akan berjalan di hadapan Tuhan dengan roh dan kekuasaan Elias."
Kemudian dalam Markus (9:13) kita dapatkan Isa a.s. mengatakan :
"Bahwa Elias itu sudah datang."
Juga dalam Matius 17:12:
"Bahwa Elias sudah datang dan tiadalah dikenal orang akan dia melainkan mereka itu memperlakukairnya sekehendak hatinya."
Dan semua ini nyatalah bahwa, menurut Injil, kedatangan kedua Elias terwujud dalam Yahya. Mengenai AI-Masih disepakati bahwa ia tak lain tak bukan ialah Isa a.s. dariWasiatBani.Hanya "Nabi itu" yang tinggal. Beliau bukan Yesaya a.s., tidak pula Isa a.a„ karena berbeda dan kedua-duanya, pasti orang ketiga. Juga diketahui bahwa "Nabi itu" dan Bible, menurut'kesaksian Injil, hanis datang beberapa waktu sesudah Isa a.s. Setelah Isa a.s. tak ada orang yanig mengaku dirinya "Nabi itu" dan sesungguhnya tak seorang pun yang tampak memenuhi tanda yang dinisbahkan kepada "Nabi itu" selain Nabi Muhammad s.a.w.
(d) Dalam Lukas 24:49 kita baca ;
"Dan tengoklah, Aku ini menurunkan ke atasmu Peijanjian Bapaku. Tetapi kamu ini nantflah di dalam negeri ini, sehingga kamu dilengkapi dengan kuasa dari tempat yang Mahatinggi".
150

Dari ayat ini tampak bahwa sesudah Isa a.s. akan datang seorang lain. Dan siapakah ia selain RasuluBah s.a.w.? Selain beliau tak ada yang pernah melahirkan pengakuan ita.
(e) Dalam Yahya 14:26 kita dapati :
Tetap penolong ite, yaitu Rohulkudus, yang akan disunihkan oteh Bapak atas Namaku, ialah akan lAengajarkan kepadamu segala perkara itu, dan akan mengingatkan kanui segala .sesuatu yang Aku sudah katakan kepadamu.
Nubuatan ini juga hanya sesuai dengan Nabi Muhammad s.a.w.. Benar nubuatan itu berkata, "Yang akan disuruhkan Bapak atas namaku." Tetapi, "atas namaku" hanya dapat berarti — "Ia akan memberikan bukti tentang kebenaranku." Rasulullah s.a.w. telah membuktikan kebenaran Isa a.s. sebagai Guru dan Nabi Allah yang suci lagi mulia dan menganggap keliru dan sesat orang-orang yang menganggapnya terkutuk. Nubuatan itu mengatakan dengan jelas, "Ia akan mengajaikan kepadamu segala perkara itu." Kata-kata itu mengingatkan kepada kata-kata yang digunakan dalam nubuatan Ulangan. Lukisan itu hanya kena terhadap Rasulullah s.a.w. dan ajarannya itulah yang membawa ketenteraman ke dunia.
(f) Dalam Yahya 16:7-14 kita baca :
Tetapi Aku mi mengidakan yang benar lGepadainubahwaberfaedahlah bagi karou jikalau Aku mi pergi, kaiena jikalau tiada Aku pergi, tiadalah Ptenolong itu akan datang kepadamu; tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan menyunihkan EMa kepadamu. Apabfla ia datang maka Ialah akan meneiangkan kepada isi dunia ini dari hal dosa dan keadflan dan hukuman. Dari hal dosa, sebab tiada mereka itu peicaya akan Daku: dari hal keadflan, sebab Aku pergi kepada Bapak dan tiada lagi kamu melihat Aku. Dari bal hukuman, sebab penghulu dunia mi sudah dihukumkan. Banyak lagi perkara yang Aku hendak katakan kepadamu, tetapi sekarang mi tiada dapat kamu menanggung dia. Akan tetapi apabila Ia sudah datang, yaitu Roh kebenaran«maka Ia pun akan membawa karnn kepada segalakebenaran; karena tiada Ia berkata-kata dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yan didengarnya itu juga akan dikatakannya: dan dikhabarkannya kepadarou segala perkara yang akan datang. Maka ia akan memuliakan Aku, karena Ia akan mengambil darioada hak Aku. lalu menekhabarkan kepadamu.
151
Nubuatan ini menetapkan bahwa Penghibur itu akandatang sesudah kepergian Isa a.s. Bila Penghibur itu datang, beliau akan rtienunjukkan kepada dunia tentang dosa, kebenaran, dan keadilan. Tentang dosa, karena beliau akan menyalahkan orang-oiang Yahudi tidak percaya kepada Isa a.s.. Tentang kebenaran, karena beliau akan membetulkan kepercayaan salah tentang kebangkitan Isa a.s. dan karena beliau ak?n meyakinkan dunia bahwa Isa a.s. dan Nazareth — Guru yang muncul untuk Bani Israil — tidak akan datang kembali ke dunia dalam dirinya sendiri. Tentang keadilan, karena beliau akan melenyapkan semua daya pengaruh syaitan. Nubuatan itu juga berkata bahwa bila Roh kebenaran itu datang, beliau akan menuntun mereka kepada segala kebenaran, bahwa Kitab yang diwahyukan kepadanya tidak akan berisi kata-kata manusia, bahwa beliau akan mengabarkan hal-hal yang akan datang, dan bahwa beliau akan memuliakan Isa a.s. dan membersihkannya dan segala tuduhan.
Nubuatan ini tak ayal lagi mengena kepada Rasulullah s.a.w.. Dikatakan jelas sekali bahwa Penghibur itu tidak akan datang selama Isa a.s. tidak berangkat. Dan Kisah Rasul-rasul (3:21,22) juga tampak bahwa Nabi Yang Dijanjikan dalam Ulangan (18:18) akan muncul pada suatu waktu di antara kepergian Isa a.s. dan kedatangannya kembali. Karena itu Penghibur itu tak lain tak bukan ialah Orang Yang Dijanjikan dalam Ulangan 18:18. Nubuatan itu berkata, Orang Yang Dijanjikan itu akan mencela orang-orang yang tidak percaya kepada Isa a.s.. Orang Yang Dijanjikan itu tidak mungkin seorang Kristen. Sudah biasa bahwa pengikut-pengikut seorang nabi akan mencela orang-orang yang tidak percaya kepada nabi mereka. Nubuatan ini harus bertalian dengan seorang yang termasuk dalam kaum lain yang tidak mempunyai hubungan kebangsaan atau keagamaan dengan Isa a.s. tetapi oleh karena benarnya dan diutus Tuhan, beliau harus menghormati dan memuliakan perjuangan semua nabi yang benar dan menganjurkan kepada setiap orang untuk menghormati dan memuliakan mereka semuanya. Rasulullah s.a.w. adalah keturunan Ismail a.s„ bukan Kristen atau Yahudi. Tetapi perhatikan'betapa beliau membela kehormatan Isa a.s.! Mengenai orang Yahudi, Al-Quran (4:15-161) berkata:
152
Dan akibat ujaran mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh AI-Masih Isa lbnu Maryam, Rasul Allah," mereka mendapat hukuman - itu, padahal mereka tidakmembumilmyadaii tidakpula mematikannya di atas salib, akan tetapi ia disamarkan kepada meicka seperti telah mati di atas salib. Dan, sesungguhnya orang-orang yang berseUsSi dalam hal ini niscaya ada dalam keraguan tentang ini; mereka tidak mempunyai pengetahuan yang pasti tentang ini melainkan nwntiniti dugaan belaka; dan mereka tidak yakin telah membunuhnya. Kebalikannya Aflah telah mengangkat dia kepada-Nya dan Allah itu Mahaperkasa, Mahabijaksana. Dan, tidak ada seorang pun dan Ahiulkitab melainkan akan tetap beriman kepada hal ini sebelum ajalnya; dan pada hari kiamat ia, yakni Nabi Isa, akan menjadi saksi terhadap mereka. Maka, djsebabkan kezaiiman orang-orang Yahudi, Kami menghararnkan atas mereka barang-barang baik yang pernah dflialalkan bagi mereka, danjuga karena mereka menghalangi banyak orang dan jalan Allah.
Perbuatan yang keterlaluan orang-orang Yahudi adalah ketidak percayaan mereka, tuduhan kejam mereka atas Siti Maryam, dan pengakuan mereka yang begitu palsu babwamereka telah membunuh Isa a.s., seorang Rasul Allah. Hakikat pengakuan mereka ini adalah bahwa mereka gagal membunuh Isa a.s., baik dengan pedang maupun dengan penyaliban. Mereka hanya mempunyai persangkaan keras bahwa Isa a.s. meninggal di atas salib. Tetapi itu hanya dugaan semata, bukan kepercayaan pasti. Di antara mereka sendiri terdapat pendapat yang berlainan dan tak mempunyai kesatuan pendapat tentang apa yang terjadi sebenarnya dengan Isa a.s.. Karena tidak mempunyai pengetahuan pasti mereka gagal dalam tujuan membunuh Isa a.s.. Sebaliknya, Allah menyelematkan beliau dan kematian terkutuk di atas salib dan memasukkan beliau ke dalam golongan orang-orang yang dieintai, dan Allah Mahakuasalagi Mahabijaksana. Setiap pengikut AI-Kitab akan terus menegakkan kepercayaannya tentang kematian Isa a.s. di atas salib, tetapi pada Hari Pembalasan Isa a.s. sendiri akan bersaksi tidak membenarkan mereka semuanya dan menuduh mereka mengukuhkan kepalsuan. Oleh karena perbuatanberlebih-lebihan orang-orang Yahudi ini, Tuhan mencabut dan mereka karunia-karunia samawi yang dulunya tampak merupakan hak mereka secara tururfiemurun. Ayat itu berbicara sendiri.
Tanda kedua dalam nubuatan dalam Yahya 16:7—14 ialah bahwa Orang Yang Dijanjikan akan memperbaiki kekeliruan kepercayaan tentang Kebangkitan kembali Isa a.s., dan membuktikan bahwa Isa a.s., asal Bani Israil, tidak akan datang lagi ke dunia. Tugas ini dilakukan sebaik-baiknya oleh Rasulullah s.a.w.; beliau menampakkan kekeliruan bahwa Isa a.s. bangkit dan mati dan naik ke langit dan di sana beliau masih hidup. Berkata Al-Quran (5:117-119): d
Dan, ketika Allah berfirnian, "Hai Isa anak Maryam, adakah engkau berkata, 'Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah' Ia menj'awab, "Mahasuci Engkau. Tidak layak bagiku mengatakan apa yang bukan hakku; sekiranya aku telah mengatakannya tentu Engkau mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang.terkandung dalam pikiranku, dan aku tidak mengetahui yang ada dalam pikiran Engkau. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib; tidak pernah aku mengatakan kepada mereka selain apa yang telah Engkau perintahkan kepadaku, yaitu, 'Beribadahlah kepada Allah, Tuhan-ku dan Tuhan-mu!. dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku berada di antara mereka; akan tetapi, setelah Engkau mewafatkan daku maka Engkau4ah Yang menjadi Pengawas mereka dan Engkau adalah Saksi atas segala sesuatu; jika Engkau menghukum mereka maka sesungguhnya mereka hamba Engkau; dan jika Engkau mengampuni mereka maka sesungguhnya Engkau Mahaperkasa, Mahabijaksana."
Soal-jawab ini akan terjadi pada Hari Pembalasan. Ayat itu menerangkan bahwa Isa a.s. telah wafat dan tidak hidup di langit; hanya pengikutnyalah yang mengangkat beliau menjadi Tuhan setelah beliau wafat dan berangkat dan dunia ini. Naik ke langit hanya berarti bahwa sesudah menyelesaikan kewajiban, beliau pergi kepada Khalik-nya secara mulia dan berhasil.
Nubuatan itu (Yahya 16:7-14)juga berkata bahwa kekuatan-kekuatan syaitan akan dihancurkan oleh tangan Orang Yang Dijanjikan. Di antara semua nabi, Rasulullah s.a.w. adalah yang paling terkernuka dalam rangka upaya melawan kekuasaan dan pengaruh syaitan serta meningkatkan kesucian dan kesalehan dalam hidup manusia. Hal itu tak dapat kita paparkan di sini secara terinci. Kami hanya dapat berkata bahwa sekurang-kurangnya satu bukti nyata dan pernyataan kami tentang Rasulullah s.a.w. ini adalah doa perlindungan terhadap pengaruh syaitan yang diajarkan beliau kepada para pengikut beliau dan yang terus beliau perintahkan menggunakannya, yakni, "Aku beriindung kepada Allah dan syaitanyang terkutuk." Doa itu biasa diamalkan oleh orang-orang Islam. Yang seperti itu tak ada kami kenal dalam ajaran nabi-nabi lain. Jauh melebihi kaum-kaum lain, kaum Musliminsadar akan kewmiban mereka sehari-hari memberantas kemauan syaitan. Jauh nielebihi kaum lain mereka diajarHan kewajiban ini. Jauh melebihi kaum lain mereka pantasmenerima janji yang terdapat dalam nubuatan itu. Karena itu nabi mereka akan dikatakan telah memenuhi nubuatan itu. Tetapi membunuh syaitan tidak berarti membunuhnya benar-benar sehingga pengaruhnya tidak akan ada lagi tersisa di dunia. Ini tidak peroah terjadi dan tidak akan pernah terjadi. Pengaruh dan godaan syaitan harus tetap ada. Tanpa itu iman tidak akan punya nilai. Karena itu membunuh syaitan ialah, mengurangi pengaruh-pengaruh dan kecenderungan-kecendeiunga buruk sekecil-kecilnya, dan memajukan pengaruh dan pembawaan baik kepada ukuran yang sebesar-besarnya. Agama Kristen tak dapatmengkiaim berhak atas bagian nubuatan ini, karena agama Kristen telah menganggap syariat itu kutukan dan menamh sangsi atas pengertian baik dan buruk itu sendiri.Kata-kata dalam nubuatan itu — "Ia pun akanmembawa kami kepada segala kebenaran" — telah kami terangkan dalam uraian kami tentang nubuatan yang terdapat dalam Ulangan 18:18.
Tentang janji — "Ia akan menampakkan kepadamu segala perkara yang akan datang" — kami hanya perlu mengatakan bahwa tak ada nabi lain yang mengatakan kepada dunia perkara-perkara yang akan datang sebanyak yang telah dilakukanNabi Muhammad s.a.w.
Tentang tanda — "Tiada ia berkata dengan kehendaknya sendiri, melainkan barang yang didengarnya itu jugaakan dikatakannya" — karoi harus berkata bahwa lukisan itu hanya kena kepada RasuluUah s.a.w., Per)'anjian Lama dan Baru tiada mengandung satu kitab pun yang di dalamnya perkataan manusia tidak berbaur dengan firman Tuhan. Al-Quran tak lain hanya firman Tuhan semata-mata dan permulaan sampai akhir. Tak sepatah kata pun perkataan RasujuUah s.a.w. terdapat di dalamnya, apalagi perkataan orang lain.
155
Tanda terakhir dalam nubuatan itu — "Ia akan memuliakan aku" - juga kena terhadap RasuluUah &a.w.. Karena, beliaulah yang membersihkan Nabi ba a.s. dan tuduban bahwa beliani mati di atas salib karena itu kematian beliau teriaknat. Beliaulah yang membersihkan tuduhan bahwa cdeh karena mendakwalcan dm sendin menjadi Tuhan maka Isa a~. beisaiah karena tak tanduk dan setia pada Tuhan, dan membersyxkannya dan tuduhan busuk lainnya yangdilancarkan kaum Yahudi kepadanya.
(g) Dalam Kisah 3:21-24 kita baca:
Ialah yang tak dapat disambut oleh surga sampai kepada masa segala sesuatu disempurnakan, sama seperti difirmankan oleh Allah degan lidah nabi-nabinya yang suci daripada awal dunia ini. Memang Musa sudah mengatakan: “Bahwa Allah Tuhanmu akan menerbitkan bagimu seorang nabi di antara saudara-saudaramu seperti aku ini; maka kepadanyalah hendak kamu dengar akan segala sesuatu apa pun yang Ia akan bersabda ke[padmu. Tetepi tiap-tiap orang yang tiada mendengarkan nabi itu ialah akan ditumpaskan dari antara kaum itu. Dan segala nabi-nabi mulai daripada Semuil dan Nabi-Nabi yang kemudian, seberapa banyak yang sudah bersabda, semuanya juga sudah memberitakan dari hal zaman ini.
Ayaf-ayat ini mengandung nijukan kepada nubuataa dalam Ulangan dan isyarat yang jelas bahwa sebehun Nabi Yang Dganjikan dalam nubuatan Ulangan itu datang, kedatangan kedua Isa a.s. tak akariterjadi. Nubuatan dalam Ulangan berkata bahwa ftabi Yang Dijanjikan itu akan membawa syariat bani. Rujukan terhadap 'ini dalam Kisah maksudnya jelas bahwa ajaran Isa a.s. akan diganti oleh ajaran Orang Yang Dyanjikan itu. Syariat Bani tak mungkin mempunyai arti lain. Karena itu Nabi Yang IXjanjikan dalam nubuatan Ulangan (dan dalam ayat dari Kisah), menandakan •tahap terakhir kemajuan rohani manusia, karena beliau akan menggantikan Musa a.s. dan Isa a.s. dan memberi dunia Ajaian bani dan syariat barn. >,
Ayat: Kisah itu menunjuk kepada suatu tanda penting lain tentang Orang Yang Dijaajikan itu, sebagai berikut :
Dan segala Nabi-flabi, mulai dari Sernuil dan NabHiabi yang kemn"• dian, seberapa banyak yang sudah bersabda, semuanya juga sudab memberitakan dari hal zaman ini (3:24).
156
Nubuatan Musa a.s. telah kamikutip. Karena Isa a.s. datang sesudah Samuil, maka ayat dan Kisah ini hanya dapat bermakna bahwa sejak Musa a.s. sampai Isa a.s. setiap nabi telah mengabarkan kedatangan seorang nabi, berarti bahwa sebelum nabi ini muncul, dasar-dasar kerohanian yang harus dibina manusia belum diletakkan secara sempurna. Karena Nabi itu, menurut tanda-tanda dan Bible, tidak lain melainkan Nabi Suci Islam, kita harus mengakui bahwa Rasulullah s.a.w. ialah Nabi Yang Dijanjikan oleh semua nabi dan syariatnya ialah syariat yang dinubuatkan oleh semua nabi. Maka itu, siapa dapat berkata bahwa sekalipun Perjanjian Baru dan' Lama ada di dunia, Alqururan merupakan barang percuma? Semua nabi terdahulu menunjuk kepada kebutuhan Al-Quran dan menubuatkan tentang itu. Tak ada dalil yang masuk akal kini dapat dikernukakan para pengikut mereka terhadap Al-Quran. Kami hanya dapat berkata bahwa kalau mereka mengingkari keperluan adanya Al-Quran, mereka hendak menarik kesangsian atas kebenaran nabi-nabi mereka sendiri dan kebenaran nubuatan-nubuatan yang mereka perbuat. Tidakkah Musa a.s. berkata :
Bahwa jikalau nabi itu berkata demi Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tiada jadi atau tiada datang, yaitulah perkataan yang bukan firman Tuhan adanya, maka nabi itu pun telah berkata dengan sombongnya, janganlah kamu takut akan dia (Ulangan 18:22).
157


Tidak ada komentar:

Posting Komentar