Senin, 09 Maret 2009

PARA PEMIMPIN TIDAK BERMALU

As-Sa‘ah dalam bahasa Arab termasuk isim musytarak yaitu isim yang mempunyai banyak makna. Di antaranya rusak, binasa, sekarang, jam atau satu jam dalam arti 60 menit. Alquran sering menggunakan kata itu dalam makna siksaan yang lebih dahsyat daripada adzab (9:40; 19:76) sehingga menimbulkan kehancuran suatu bangsa atau suku bangsa. Sa‘at dalam makna inilah yang dimaksudkan Nabi kita Al-Mushthafa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam beberapa Hadits.
Wanita dan Pemimpin adalah suatu kenikmatan yang dilaruniakan kepada satu kaum atau bangsa, karena berkat wanita salehah hati seorang suami akan mendapat ketentraman (7:190; 30:22) dan berkat Pemimpin yang menegakkan amanat dan bersikap adil kehidupan suatu bangsa dan masyarakat akan mendapatkan keamanan, kemakmuran dan keberkatan (4:59)

sebaliknya jika wanita tidak menjaga kesuciannya akan mendatangkan bencana keluarga dan bangsanya, demikian pula Pemimpin yang tidak menegakkan tongkat kepemimpinan yang diamanatkan Allah melalui rakyatnya akan mendatangkan kekacauan, perang saudara dan bencana yang menyebabkan kehancuran kekayaan, bangsa dan peradabannya. Guna lebih jelas, kita renungkan Hadits Nabi kita Al-Mushthafa Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini:
مَا الْمَسْؤُلُ عَنْهَا – يَعْنِي السَّاعَةَ – بِأَعْلَمَ مِنَ السَّآئِلِ ، وَسَاُخْبِرُكُمْ عَنْ أَشْرَاطِهَا : إِذَا وَلَدَتِ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا ، وَإِذَا كَانَتِ الْعُرَاةُ الْحُفَاةُ رُؤُسَ النَّاسِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا ، وَإِذَا تَطَاوَلُوْا فِى الْبُنْيَانِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا، فِى خَمْسٍ مِنَ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهُنَّ إِلاَّ اللهُ "إِنَّ اللهَ عِنْدَه لَعِلْمُ السَّاعَةِ- الأيَةُ
Orang yang ditanya tentang itu, yakni As-Sa’ah itu tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya; dan aku shallallahu ‘alaihi wa sallam akan memberitahukan kepadamu tentang syarat-syaratnya, yaitu: Apabila seorang budak perempuan telah melahirkan tuannya. Itulah di antara syarat Sya’ah. Dan apabila orang-orang yang telanjang yang tidak beralas kaki menjadi para pemimpin manusia. Itulah di antara syarat-syaratnya. Dan apabila mereka saling membanggakan bangunan-bangunan (rumah-rumah). Itulah di antara syaratnya. Ada lima perkara ghaib yang tidak ada yang mengetahui kecuali Allah “Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu As-Sa’ah itu Al-Ayah.” (Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, ِAL-Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Muslim, Abu Daud dan An-Nasai dari Umar radhiallahu ‘anhu, An-Nasai dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dan Abi Dzar radhiallahu ‘anhu bersama-sama dan Kanzul-Umal, Juz 14 / 38393 )
مَا الْمَسْؤُلُ عَنْهَا – يَعْنِي السَّاعَةَ – بِأَعْلَمَ مِنَ السَّآئِلِ ، وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا : إِذَا وَلَدَتِ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا ، وَإِذَا كَانَتِ الْحُفَاةُ الْعُرَاةُ رُؤُسَ النَّاسِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا ، وَإِذَا تَطَاوَلَ رُعَاةٌ الْبُهْمِ فِى الْبُنْيَانِ فَذَاكَ مِنْ أَشْرَاطِهَا، فِى خَمْسٍ مِنَ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهُنَّ إِلاَّ اللهُ "إِنَّ اللهَ عِنْدَه عِلْمُ السَّاعَةِ- الأيَةُ
Orang yang ditanya tentang Sa’ah itu tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya. Dan aku akan beritahukan kepadamu tentang syarat-syaratnya, yaitu: Apabila seorang wanita budak telah melahirkan tuannya. Itulah di antara syaratnya. Dan apabila orang-orang telanjang tanpa alas kaki menjadi pemimimpin manusia. Itulah di antara syarat-syaratnya. Dan apabila para pemimpin orang-orang bisu (رُعَاةُ الْبَهَمِ para penggembala kambing atau sapi) menyombongkan bangunan-bangunan istana. Itulah di antara syarat-syaratnya. Tentang lima yang ghaib tidak ada yang mengetahui kecuali Allah “Sesungguhnya hanya di sisi Allah sajalah ilmu tentang Sa’ah itu” Al-Ayah. ( Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya, Al-Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah ditanya: Kapan As-Sa‘ah (terjadi) ? Beliau menjawab, lalu menyebutkan Hadits tersebut ( Muslim, Abu Daud, An-Nasai dari Umar radhiallahu ‘anhu, An-Nasai dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dan Abu Dzar bersama-sama, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dari Anas radhiallahu ‘anhu dan Kanzul-Umal, Juz 14 / 38542 )
إِذَا رَأَيْتَ اْلأَمَةَ قَدْ وَلَدَتْ رَبَّتَهَا وَرَأَيْتَ أَصْحَابَ الْبُنْيَانِ يَتَطَاوَلُوْنَ بِالْبُنْيَانِ وَرَأَيْتَ الْحُفَّاةَ الْجِيَاعَ الْعَالَةَ كَانُوْا رُؤُسَ النَّاسِ فَذَاكَ مِنْ مَعَالِمِ السَّاعَةِ وَأَشْرَاطِهَا
Apabila kamu melihat seorang budak perempuan telah melahirkan tuannya dan engkau telah melihat pemilik-pemilik bangunan saling membanggakan bangunan-bangunan itu dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki kelaparan, miskin menjadi pemimpin-pemimpin manusia. Itulah di antara tanda-tanda Sa‘ah dan syarat-syaratnya ( Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dan Kanzul-Umal, Juz 14 / 38394 )
Komentar:
Hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menubuatkan datangnya Sa’ah kehancuran kaum yang durhaka kepada Allah dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sa’ah atau As-Sa’ah menurut Al-Quran tidak selalu berarti Qiyamat; kadang-kadang Sa’ah itu digunakan untuk arti kehancuran suatu kaum yang durhaka di dunia ini; dan terkadang juga digunakan sebagai wujud siksaan yang sempurna di alam Akhirat nanti. Sa’ah dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, mengisyaratkan kepada kehancuran kaum yang durhaka di dunia ini, baik mereka yang mengaku sebagai kaum muslimin maupun mereka yang bukan muslimin. Di antara tanda dan syarat datangnya Sa’ah itu adalah:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar