Senin, 09 Maret 2009

PEMIMPIN BERWATAK BINATANG

لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَيَكُوْنَ الشَّهْرُ كَالجُمُعَةِ وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُوْنَ الْيَومُ كَالسَّاعَةِ وتَكُونَ السَّاعَةُ كَالضَّرَمَةِ بِالنَّارِ
As-Sa’ah tidak akan terjadi sampai zaman itu menjadi saling berdekatan; lalu satu tahun seperti satu bulan, satu bulan seperti satu Jum‘at dan satu Jum‘at seperti satu hari dan satu hari seperti satu jam dan satu jam seperti lamanya panas batu kerikil terjilat api ( Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, At-Turmudzi dari Anas radhiallahu ‘anhu dan Kanzul-Umal, Juz XIV / 38395 )
إِذَا قَرُبَ السَّاعَةُ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ فَتَكُونُ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَيَكُوْنُ الشَّهْرُ كَالجُمُعَةِ وَالْجُمُعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ بِالنَّارِ
Apabila As-Sa’ah sudah dekat, maka zaman saling berdekatan, sehingga satu tahun menjadi seperti satu bulan, satu bulan menjadi seperti satu Jum‘ah dan satu Jum‘ah menjadi seperti lama waktu terbakarnya daun kurma dalam api ( Abu Ya’la dalam Musnadnya dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dan Kanzul-Umal, Juz XIV /38503 )



لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَيَكُوْنَ الشَّهْرُ كَالجُمُعَةِ وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُوْنَ الْيَومُ كَالسَّاعَةِ وتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعَفَةِ
As-Sa’ah tidak akan terjadi sehingga zaman itu berdekatan, maka satu tahun menjadi seperti satu bulan, dan satu bulan menjadi seperti satu Jum‘ah, dan satu Jum‘ah menjadi seperti satu hari, dan satu hari menjadi seperti satu jam, dan satu jam menjadi seperti lama waktu terbakarnya daun pohon kurma ( Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, Abu Nu’aim dalam Al-Khilyah dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dan Kanzul-Umal, Juz XIV /38504 )
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِه ! لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى تُكَلِّمَ السِّبَاعُ اْلإِنْسَ ، وَحَتَّى يُكَلِّمَ الرَّجُلَ عَذَبَةُ سَوْطِهِ وَشِرَاكُ نَعْلِه، وَيُخْبِرُه فَخْذُه بِمَا يُحَدِّثُ أَهْلَه بَعْدَه
Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya! As-Sa’ah tidak akan terjadi sampai binatang buas berbicara kepada seorang laki-laki, dan sampai kotoran cambuknya dan tali sandalnya berbicara kepada manusia, dan pahanya menceritakan kepadanya sebab apa yang terjadi sesudahnya pada keluarganya ( Ahmad bin Hambal dalam Musnadnya, At-Turmudzi, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, Ibnu Hibban dalam Shahihnya dari Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu dan Kanzul-Umal, Juz XIV / 38437 )
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لاَ يُقَالَ فِى اْلأَرْضِ : اَللهُ اَللهُ، وَحَتَّى تَمُرَّ الْمَرْأَةُ بِقِطْعَةِ النَّعْلِ فَتَقُولُ: قَدْ كَانَ لِهذِهِ رَجُلٌ مَرَّةً وَحَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ قَيَّمَ خَمْسِيْنَ امْرَأَةً ، وَحَتَّى تَمْطُرَ السَّمَآءُ وَلاَ تَنْبُتُ اْلأَرْضُ
Sa’ah tidak akan terjadi, sehingga di bumi tidak diucapkan “Allah, Allah”. Dan sehingga seorang wanita berjalan dengan sepotong sandal, lalu ia berkata: Sungguh pada satu waktu ada seorang laki-laki untuk wanita ini sehingga seorang laki-laki menjadi suami lima puluh orang perempuan. Dan sehingga langit menurunkan hujan, tetapi bumi tidak menumbuhkan tumbuh-tumbuhan ( Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dari Anas radhallahu ‘anhu dan Kanzul-Umal, Juz XIV /38572 )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar